Newsletter

Investor Siap-siap Sport Jantung, Pasar RI Penuh Kabar Genting

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 October 2024 06:00
Dok BRI
Foto: Dok BRI

Rebalancing Indeks

Bursa Efek Indonesia melakukan evaluasi mayor dan minor untuk delapan indeks, diantaranya IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, BISNIS-27, MNC36, dan SMinfra18.

Pada dua indeks yang juga dikenal sebagai indeksi bluechips yakni IDX30 dan LQ45 terjadi evaluasi yang cukup fantastis. Empat raksasa di sektornya terdepak dari dua indeks tersebut.

Raksasa e-commerce Indonesia yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dikeluarkan dari IDX30 pada evaluasi mayor kali ini. Kemudian ada penambang besar batu bara, PT Indo Tambangraya Megah Tbk yang turut keluar.

Sementara itu, di indeks LQ45 salah satu perusahaan rokok terbesar, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) keluar bersama PT Harum Energy Tbk pada evaluasi mayor kali ini.

Berikut deretan saham keluar dan masuk karena evaluasi mayor dan minor dari delapan indeks:

Rilis Laporan Keuangan BBRI

Dihimpun dari berbagai sumber, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI diperkirakan akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal tiga 2024 pada pekan ini.

Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv, lBRI akan mengantongi laba bersih senilai Rp13,93 triliun pada kuartal tiga 2024 (periode Juli hingga September) atau dalam sembilan bulan pertama 2024 laba bersih akan mencapai Rp43,83 triliun.

Adapun laba per saham (earnings per share/EPS) perusahaan pada kuartal ketiga diperkirakan senilai Rp93,31 per saham atau dalam sembilan bulan pertama sebesar 289,31 per saham. Perolehan EPS tersebut meningkat dari kuartal kedua sebesar Rp91 per saham.

Sebelumnya, Bank swasta terbesar RI PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp41,1 triliun, tumbuh 12,8% secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp36,4 triliun.

Kemudian, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI membukukan laba Rp16,3 triliun hingga September 2024, naik 3,52% secara tahunan (yoy).

Laba BNI ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 9,48% yoy menjadi Rp 735,02 triliun. Hal ini pun mendongkrak kredit bank yang naik 5,82% yoy menjadi Rp1.068,08 triliun.

Pantau Inflasi dan PMI Manufaktur RI

Pada hari terakhir pekan depan (1/11/2024), S&P Global akan merilis PMI Manufacturing untuk Indonesia. Hal ini menjadi penting karena kita dapat melihat kondisi aktivitas manufaktur di Indonesia apakah sudah membaik atau tidak.

Sebelumnya pada September 2024, PMI Manufaktur Indonesia berada di angka 49,2. Hal ini menandai penurunan aktivitas pabrik selama tiga bulan berturut-turut, dengan output dan pesanan baru sama-sama menurun untuk bulan ketiga berturut-turut.

Selain itu, pesanan luar negeri menyusut dengan laju tertinggi sejak November 2022, turun untuk bulan ketujuh. Perusahaan merespons dengan mengurangi aktivitas pembelian, lebih memilih untuk memanfaatkan inventaris yang ada. Di sisi lain, lapangan kerja tumbuh untuk pertama kalinya dalam tiga bulan.

Sementara itu, penundaan waktu pengiriman tetap ada akibat masalah pengiriman, tercatat dengan perpanjangan waktu tunggu rata-rata untuk ketiga kalinya berturut-turut. Dari sisi biaya, harga input meningkat, tetapi laju inflasi adalah yang terendah dalam setahun.

Menanggapi kondisi pasar yang lebih sepi, perusahaan sedikit mengurangi harga output untuk pertama kalinya sejak Juni 2023. Akhirnya, kepercayaan diri meningkat ke puncak tujuh bulan, didorong oleh harapan akan stabilitas kegiatan di tahun mendatang.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2024.

IHK Indonesia pada September 2024 tampak tumbuh 1,84% yoy. Tingkat inflasi ini merupakan yang terendah sejak November 2021 dan tetap berada dalam rentang target bank sentral sebesar 1,5% hingga 3,5% untuk periode 2024. Harga makanan naik paling sedikit dalam 14 bulan (2,57% vs. 3,39% di Agustus), karena pasokan beras tetap melimpah setelah penundaan musim panen yang biasanya terjadi pada bulan Maret menjadi Mei.

Selanjutnya, tingkat inflasi inti mencapai 2,09%, tertinggi dalam 13 bulan, naik dari 2,02% di Agustus. Secara bulanan, CPI turun sebesar 0,12%, memperpanjang tren penurunan selama lima bulan berturut-turut.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular