Newsletter

Kisruh Biden Mundur Berlanjut & China Putus Asa: Dunia Jadi Tak Pasti

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
23 July 2024 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/J. David Ake)
Foto: Bendera AS dan China. (AP Photo)

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kompak menguat pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia (23/7/2204).
Penguatan Wall Street terjadi di tengah sikap investor cenderung mempertimbangkan kemungkinan masa jabatan kedua calon dari Partai Republik Donald Trump pada Pilpres AS 2024 setelah Presiden Joe Biden menarik diri dari pencalonan.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 127,91 poin atau 0,32% ke posisi 40.415,44, indeks S&P 500 melesat 59,41 poin atau 1,08% ke 5.564,41, dan indeks Nasdaq Composite melonjak 280,63 poin 1,58% ke 18.007,57.

Investor di AS cenderung kembali memburu saham-saham teknologi berkapitalisasi pasar super jumbo atau mega cap kemarin. Saham Alphabet (Google), Meta Platforms (Facebook), dan Tesla semuanya berhasil melonjak 2,2% dan 5,1%, setelah menjadi hambatan besar pada akhir pekan lalu.

Sedangkan Nvidia juga berhasil melonjak 4,8% di akhir sesi kemarin, setelah Reuters melaporkan pemimpin chip kecerdasan buatan itu sedang mengerjakan versi chip AI andalan barunya untuk pasar China yang akan mematuhi kontrol ekspor AS saat ini.

"Kami pikir langkah hari ini mungkin lebih berkaitan dengan rebound dari penjualan yang terjadi minggu lalu," kata Jason Pride, kepala strategi investasi & penelitian di Glenmede, dilansir dari Reuters.

Namun, yang menjadi fokus utama investor di AS kemarin yakni terkait dengan Presiden AS terkini yakni Biden yang undur diri dari perhelatan Pilpres AS 2024, di mana Biden tak lagi menjadi calon presiden dari Partai Demokrat AS.

Biden menyerah pada tekanan tanpa henti dari sekutu terdekatnya di Partai Demokrat yang terus mendesak sosok berumur 81 tahun tersebut untuk mundur dari pencalonan di tengah kekhawatiran mendalam bahwa ia terlalu tua dan lemah untuk mengalahkan mantan Presiden Donald J. Trump.

Dalam unggahan di media sosial, Biden juga menyebut Wakil Presiden Kamala Harris sebagai "mitra yang luar biasa," dan dirinya mendukung Harris untuk menggantikan posisinya.

Sejak kinerja debat Biden yang buruk pada Juni lalu, banyak analis pasar melihat kemungkinan besar Trump akan menang pada Pilpres AS 2024 yang akan digelar November mendatang.

Bahkan, kasus penembakan yang mengenai Trump saat kampanye di Pennsylvania, Sabtu dua pekan lalu membuat pasar semakin yakin Trump dapat mengalahkan Biden di perhelatan Pilpres 2024.

Jay Hatfield, CEO di Infrastructure Capital Advisors, mengatakan dia memperkirakan "reaksi pasar saham yang tenang" terhadap pengunduran diri Biden dari pemilihan presiden AS, seperti yang diperkirakan sebagian besar karena seruan agar Biden mundur semakin keras.

"Fakta bahwa Biden mendukung Kamala Harris mengurangi ketidakpastian. Mungkin ada sedikit penurunan perdagangan di hari ini karena Wakil Presiden Harris dianggap memiliki peluang menang yang sedikit lebih baik," kata Hatfield, dikutip dari CNBC International.

Wakil Presiden Kamala Harris dipandang sebagai yang terdepan untuk melanjutkan kampanye kepresidenan Partai Demokrat. Partai itu sendiri akan mengumumkan calon baru pada konvensi mereka di Chicago pada 19-22 Agustus.

Salah satu faktor utama yang ada dalam benak para pelaku pasar adalah peninjauan kembali status pemilihan presiden setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan pengunduran dirinya dan mendukung pencalonan Wakil Presiden Kamala Harris untuk pemilu November.

Keluarnya Biden dapat mendorong investor untuk melepas perdagangan karena adanya spekulasi bahwa kemenangan Trump dari Partai Republik akan meningkatkan tekanan fiskal dan inflasi AS.

Namun beberapa analis mengatakan pasar bisa mendapatkan keuntungan dari meningkatnya peluang perpecahan pemerintahan di bawah pemerintahan berikutnya.

Setelah mencerna kabar pengunduran diri Biden, investor kini akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting termasuk siapa yang akan bergabung dengan Harris dalam pencalonan presiden dari Partai Demokrat dan sejauh mana, jika ada, wakil presiden tersebut akan menyimpang dari platform yang diusung Biden.

Di lain sisi, rilis kinerja keuangan perusahaan di AS pada kuartal II-2024 dan prospek penurunan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) masih menjadi perhatian utama pasar, selain kabar dari pengunduran diri Biden dari pencalonan presiden AS berikutnya.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan hampir 93% kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular