Newsletter

Semua Mata Tertuju ke BI, Sanggupkah IHSG & Rupiah Bangkit?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Kamis, 20/06/2024 06:00 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • Hari ini investor akan mencermati pengumuman suku bunga Bank Indonesia
  • Para pelaku pasar saat ini menilai ada peluang The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali pada 2024
  • Rilis data tenaga kerja AS malam ini akan penggerak pasar keuangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia bergerak diiringi pengumuman suku bunga Bank Indonesia pada perdagangan hari ini (20/6/2024). Pasar saham maupun rupiah saat ini berada di posisi terendah dalam beberapa waktu, sehingga kebijakan suku bunga BI akan menjadi krusial bagi pasar.

Suku bunga Bank Indonesia serta beragam sentimen lain yang akan mengiringi pergerakan pasar hari ini akan diulas lengkap di halaman tiga. Serta agenda dan rilis makro ekonomi akan hadir di halaman empat.

Pasar keuangan Indonesia bergerak tidak searah pada perdagangan kemarin (19/6/2024). Kala pasar saham berakhir di zona hijau, mata uang rupiah mampu perkasa di hadapan dolar Amerika Serikat.

IHSG berakhir terkoreksi pada perdagangan Rabu (19/6/2024), setelah sempat bergerak di zona hijau pada kemarin.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup turun 0,12% ke posisi 6.726,92. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 9,7 triliun dengan volume transaksi mencapai 24 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 188 saham menguat, 394 saham melemah, dan 202 sisanya cenderung stagnan.

Tercatat sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan kemarin yakni mencapai 1,6%.

Selain itu, beberapa saham juga terpantau menjadi penekan (laggard) IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut daftarnya.

Saham bank raksasa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 9,8 indeks poin.

Di sisi lain, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca neraca perdagangan terpantau alami kenaikan melebih konsensus pasar.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,21% di angka Rp16.360/US$ pada hari ini, Rabu (19/6/2024). Apresiasi ini berbanding terbalik dengan amblesnya rupiah pada Jumat (14/6/2024) sebesar 0,8%.

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis hasil neraca perdagangan yang mengalami surplus US$2,93 miliar. Ini adalah surplus 49 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Kinerja ekspor Indonesia tercatat sebesar US$22,33 miliar atau naik 13,82% (month to month/mtm) atau naik 2,86% (year on year/yoy). Sementara Impor tercatat US$19,40 miliar atau naik 14,82% (mtm) dan turun 3,82% (yoy).

Surplus ini lebih tinggi jika dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 akan mencapai US$2,65 miliar.

Sentimen positif ini tentu menjadi angin segar bagi pasar keuangan domestik karena akan diharapkan akan semakin banyak supply dolar AS di dalam negeri.


(ras/ras)
Pages