
Industri Semen Babak Belur, Harga Sahamnya Anjlok Sampai 80%!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten produksi semen jatuh dalam imbas kondisi industri semen yang lesu. Harga saham SMGR telah jatuh 67%, INTP longsor 55%, dan SMBR anjlok 80% dari akhir 2020 hingga saat ini.
Penurunan harga tersebut seiring dengan kondisi industri semen yang mengalami over supply yang makin melebar sejak pandemi Coronavirus Disease (Covid-19).
Perkembangan pasar semen di Indonesia secara umum terus mengalami pertumbuhan. Terkhusus dari sisi kapasitas yang pada 2023 telah menyentuh 118,1 juta ton.
Di sisi lain permintaan domestik menyentuh angka 64 juta ton dan utilisasi sebesar 54,2%.
Permintaan domestik ini masih belum mampu mencapai tingkat sebelum pandemi yakni 70 juta ton. Begitu juga dengan utilisasi sebesar 62,3%.
Tingginya kapasitas produksi bersamaan dengan rendahnya utilisasi ini, pada akhirnya menjadi perhatian salah satu anggota DPR RI yakni Andre Rosiade.
Ia sempat menyampaikan kepada CNBC Indonesia bahwa kita tidak membutuhkan pabrik semen hingga 2030. Ia mengatakan bahwa kondisi saat ini over supply dengan proyeksi pertumbuhan semen 4% per tahun sehingga kita tidak perlu bangun pabrik baru.
Sebagai contoh, pada 2020 lalu penjualan semen dalam negeri dan ekspor hanya 71,78 juta ton, dengan tingkat utilisasi mencapai 61,7%. Artinya masih ada sisa kapasitas produksi lagi mencapai 45 juta ton.
Data ASI juga menunjukkan kapasitas produksi di Kalimantan juga sudah sangat kelebihan pasokan, dengan total 10,3 juta ton. Sementara proyeksi konsumsi mencapai 3,9 juta ton per tahun. Sehingga masih ada kelebihan mencapai 6,4 juta ton.
Performa Industri Semen di Indonesia 2023
Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menunjukkan bahwa pasar semen domestik tumbuh +3,6% (64.016k ton) dengan pasar semen kantong tumbuh +0.1% (45.436k ton) dan pasar semen curah tumbuh +13,3% (18.580k ton). Volume Semen Grobogan masih belum masuk dalam data ASI tahun 2023.
Antisipasi pertumbuhan tahunan yang positif sudah dimulai terjadi karena masuknya volume penjualan Semen Grobogan terhitung sejak awal bulan 2024.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) belum merilis penyesuaian volumenyaTA23. Namun mengingat rata-rata volume penjualan Semen Grobogan per bulan sebesar sekitar 0,11 juta ton, versi yang disesuaikan mengalami sedikit peningkatan sekitar 1% year on year/yoy.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH