Siap-Siap Kaya Mendadak! Antam Bagi Dividen 100%

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
15 May 2024 09:55
Gedung Antam. (CNBC Indonesia TV)
Foto: Gedung Antam. (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua emiten tambang pelat merah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) resmi membagikan dividen untuk tahun buku 2023. Kedua emiten tambang tersebut merupakan bagian dari MIND ID.

Namun, ada yang berbeda pada dividen tahun buku 2023 yang akan dibagikan pada tahun 2024 ini. MIND ID selaku pengendali dua perusahaan tambang ini memberikan usulan terkait besaran dividen ANTM dan PTBA.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengumumkan membagikan 100% atau seluruh laba bersih 2023 sebagai dividen bagi pemegang saham. Aksi korporasi ini telah mengantongi persetujuan rapat umum pemegang saham tahunan yang digelar 8 Mei 2024 lalu.

Angka ini naik dua kali lipat dibandingkan dividen payout ratio (DPR) ANTM pada 2022 yang hanya 50% saja.

Total dividen yang akan ANTM bagikan untuk tahun buku 2023 adalah sebesar Rp3,08 triliun atau sebesar Rp 128,07 per lembar saham. Jika melihat dari harga penutupan pada perdagangan kemarin Selasa (14/5/2024) di harga Rp1.525 per lembar saham, maka dividen yield ANTM sebesar 8,4%.

Sementara itu berbeda dengan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang justru mengalami penurunan dividen payout ratio (DPR) pada tahun buku 2023. PTBA hanya membayar dividen dari 75% laba bersih tahun buku 2023 senilai Rp 4,57 triliun atau dividen tunai Rp 397,712 per lembar saham. Sisa laba bersih PTBA sebesar 25% atau setara Rp 1,52 triliun dicatat sebagai saldo laba ditahan.

Persentase tersebut lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2022 yang sebesar 100%.

Dengan begitu, jika melihat harga penutupan perdagangan PTBA pada Selasa (14/5/2024) di level Rp2.920 per lembar saham, maka dividen yield PTBA berada di angka 13,62%.

Perubahan persentase dividen ANTM dan PTBA didasari dari kinerja masing-masing Perseroan.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja positif untuk mendukung pengembangan industri tambang dan kontribusi kepada negara. Tercermin pada pencapaian sepanjang tahun 2023.

Perseroan mencatat nilai penjualan bersih sebesar Rp 41,05 triliun dengan kontribusi dominan dari penjualan bersih domestik sebesar Rp 35,37 triliun atau setara 86% dari total penjualan bersih Perseroan pada 2023.

Perseroan juga memperkuat basis pelanggan di dalam negeri pada produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit. Pada 2023, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan ANTAM dengan proporsi 64% terhadap total penjualan ANTAM dengan nilai penjualan sebesar Rp 26,12 triliun.

Sepanjang tahun 2023, PT Aneka Tambang Tbk mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 1,21 ton. Sementara itu, penjualan logam emas pada tahun 2023 mencapai 26,13 ton.

Perseroan menyatakan konsisten mendorong strategi pengendalian biaya, serta optimalisasi kinerja produksi dan penjualan produk dari komoditas utama berbasis nikel, emas dan bauksit di tengah tantangan global yang mempengaruhi fluktuasi harga komoditas.

Selain itu, dalam RUPS ANTM pada Rabu(8/5/2024), Direktur Pengembangan Usaha ANTM I Dewa Wirantaya menjelaskan dividen payout ratio sebesar 100% ini merupakan permintaan khusus dari pemegang saham. Dia menjelaskan hal ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah ke pemegang saham.

Dewa juga memastikan dividen sebesar 100% dari laba bersih ini tidak akan tidak akan mengganggu rencana investasi ANTM di tahun 2024. Ia juga menuturkan investasi ANTM di tahun ini adalah sebesar Rp4,5 triliun, baik untuk investasi organik maupun inorganik.

Dewa merinci, investasi sebesar Rp1 triliun akan digunakan untuk eksplorasi, Rp2 triliun untuk investasi inorganik, dan sisanya akan digunakan untuk investasi rutin.

Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 5,2 triliun di sepanjang tahun 2023. Angka tersebut turun 51,2% jika dibandingkan dengan pencapaian laba bersih pada tahun 2022 sebesar Rp 12,5 triliun.

PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 38,5 triliun atau turun dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp 42,6 triliun. Pendapatan perseroan tergerus oleh beban pokok pendapatan yang membengkak menjadi Rp 29,3 triliun atau naik dibanding periode sama tahun 2022 sebesar Rp 24,6 triliun.

Tercatat, total produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13% dibanding tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton. Capaian produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023.

Kenaikan produksi ini diikuti dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton, naik 17% dibanding tahun sebelumnya. Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding tahun 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan (year on year).

Tantangan bagi Perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 34% dari US$127,8 per ton pada Januari-Desember 2022 menjadi US$84,8 per ton secara tahunan.

Sementara, Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan.

Untuk target Perseroan tahun 2024, PTBA melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton.

Adapun, dalam pembagian dividen ANTM kali ini, MIND ID diperkirakan akan mendapatkan sekitar Rp2 triliun dividen, dari kepemilikan 15,6 miliar saham ANTM atau setara 65%.

Kemudian dari PTBA, MIND ID diperkirakan akan mendapatkan bagian dividen sekitar Rp3,03 triliun, dari kepemilikan sebanyak 7,59 miliar saham atau setara 65,99%.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation