Newsletter

Hari Ini Diumumkan: Benarkah Ekonomi RI Jatuh dan Daya Beli Melemah?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
06 May 2024 06:00
Infografis, Selamat atau Jatuh ke Jurang Resesi? Ini Daftarnya
Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada perdagangan terakhir pekan lalu
  • Wall Street menghijau pekan lalu di tengah harapan membaiknya kinerja perusahaan
  • Data pertumbuhan ekonomi serta sikap wait and see pelaku pasar menunggu pidato The Fed akan menjadi sentimen pasar pekan ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan kompak ditutup sumringah pada perdagangan akhir pekan Jumat (3/5/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau, begitu juga dengan rupiah berhasil melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan kembali ke level psikologis Rp16.000/US$1. Dalam sepekan kemarin IHSG dan rupiah juga tercatat mengalami penguatan.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih akan volatile pada pekan ini meski hanya akan tercatat dalam tiga hari perdagangan karena pada hari Kamis dan Jumat pekan ini terdapat hari libur untuk memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih.

Pergerakan IHSG dan rupiah akan dipengaruhi oleh banyaknya data dan agenda penting sepanjang pekan ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dan satu pekan ke depan bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

Pada perdagangan Jumat (3/5/2024) IHSG ditutup menguat 0,24% di level 7.314,72, dalam sepekan kemarin IHSG tercatat melesat 1,40%. Adapun, tercatat turnover IHSG berada di angka Rp12,07 triliun. Transaksi didorong dari volume saham sebanyak 21,05 miliar lembar, dimana 254 saham naik, 288 turun dan 231 tidak berubah.

Penguatan IHSG didorong dari kenaikan lima sektor, dimana sektor teknologi tercatat melesat 1,08%, kesehatan melejit 1,71%, siklikal menguat 0,31%, non-siklikal naik 0,41%, dan keuangan terapresiasi 0,12%.

Sektor kesehatan menjadi salah satu penopang positifnya pergerakan IHSG, sektor ini menjadi sektor paling kuat dalam sepekan kemarin.

Hal ini dikarenakan beberapa saham-saham di sektor kesehatan dan farmasi mencatatkan kinerja keuangan kuartal I 2024 yang sangat positif, sehingga mendorong kenaikan saham-saham kesehatan dan farmasi dalam sepekan.

Selain sektor kesehatan, penguatan sektor teknologi juga menjadi penopang pergerakan IHSG. Beberapa saham-saham di sektor teknologi mencatatkan perbaikan kinerja keuangan pada kuartal I 2024 dengan menekan kerugian mereka pada kuartal tersebut. Salah satunya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) saham yang selalu menjadi katalis pergerakan IHSG ini mampu menekan kerugian pada kuartal I 2024.

Selain GOTO, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga mampu menekan kerugian pada kuartal I 2024. Kemudian, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mampu membalikkan kerugian menjadi keuntungan pada kuartal tersebut. Adapun, PT Wir Asia Tbk (WIRG) yang mencatatkan kenaikan laba pada kuartal tersebut.

Beralih ke rupiah, dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan Jumat (3/5/2024) rupiah kembali ke level psikologis Rp16.000/US$1, rupiah ditutup menguat 0,62% terhadap dolar AS di angka Rp16.080/US$1. Dalam sepekan kemarin, tercatat rupiah berhasil melawan dolar AS dengan penguatan 0,77%.

Penguatan rupiah diiringi dengan keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau yang akrab disebut The Fed, untuk mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25-5,5% pada Kamis (2/5/2024) dini hari waktu Indonesia.

Jerome Powell, Ketua The Fed, menegaskan bahwa tidak akan ada kenaikan suku bunga pada tahun ini. Meski demikian, Powell juga menyatakan bahwa belum ada kemajuan yang signifikan dalam menurunkan laju inflasi, sehingga The Fed akan menunggu data lebih lanjut sebelum memutuskan untuk menyesuaikan suku bunga acuan.

Optimisme yang ditunjukkan oleh Powell dalam tidak menaikkan suku bunga menjadi angin segar bagi pasar keuangan global, termasuk mata uang Garuda. Hal ini berdampak pada melemahnya DXY sementara rupiah menguat.

Di sisi domestik, pergerakan pasar keuangan dipengaruhi oleh angka inflasi Indonesia yang masih berada di bawah ekspektasi.

Namun, inflasi masih tetap dalam koridor yang stabil dan terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada April 2024 mencapai 0,25% secara bulanan. Sementara itu, inflasi tahunan mencapai 3,0% dan secara tahun kalender sebesar 1,19%. Tingkat inflasi bulanan pada April ini turun dibandingkan bulan sebelumnya dan dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penguatan rupiah juga tak luput dari keputusan Bank Indonesia (BI) dalam menaikkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada 23-24 April 2024 kemarin, dalam upaya memperkuat stabilitias nilai tukar rupiah.

Sementara dari pasar obligasi Indonesia, imbal hasil obligasi tenor 10 tahun anjlok 1,67% di level 7.01% pada perdagangan Jumat (3/5/2024). Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan Surat Berharga Negara (SBN).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melanjutkan relinya dengan kompak ditutup di zona hijau. Pada perdagangan Jumat (3/5/2024) Dow Jones ditutup melesat 1,18% di level 38.675,68, begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 1,26% di level 5.127,79, dan Nasdaq terapresiasi 1,99% di level 16.156,33.

Indeks S&P 500 melonjak pada perdagangan Jumat didorong oleh saham Apple yang memimpin lonjakan di sektor teknologi ketika data menunjukkan kenaikan lapangan kerja jauh dari ekspektasi pada bulan April, meningkatkan harapan bahwa bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dapat mulai memotong suku bunganya lebih cepat.

Imbal hasil Treasury merosot menjadi 4,5% setelah data non-farm payrolls menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja.

Imbal hasil (yield) Treasury merosot karena adanya harapan baru untuk penurunan suku bunga tahun ini, setelah data menunjukkan perekonomian AS menambahkan lapangan kerja pada tingkat yang lebih lambat pada bulan April, dengan hanya 175.000 pekerjaan yang ditambahkan pada bulan lalu, dibandingkan dengan revisi 315.000 pada  Maret.

Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 3,9% pada  April, naik dari 3,8% pada bulan sebelumnya, namun ini masih merupakan bulan ke-27 berturut-turut tingkat pengangguran berada di bawah 4%. Pertumbuhan pendapatan rata-rata per jam yang penting melambat menjadi 0,2% pada bulan tersebut.

"Data menunjukkan pasar tenaga kerja menjadi lebih seimbang dan kami terus memperkirakan tiga pemotongan tahun ini," menurut catatan Morgan Stanley pada Jumat.

Saham Apple melonjak 6%, memimpin sektor teknologi lebih tinggi setelah hasil kuartal pertama melampaui perkiraan dan pembuat iPhone tersebut meluncurkan program pembelian kembali saham senilai US$110 miliar serta kenaikan dividen.

Penjualan iPhone turun sedikit dibandingkan ekspektasi para analis, namun hasilnya lebih baik dari yang diperkirakan, khususnya di China, dimana perlambatan pertumbuhan menjadi kekhawatiran utama bagi investor.

Apple diperkirakan akan melihat kembalinya "kebangkitan pertumbuhan" karena permintaan iPhone di China serta pendapatan jasa secara perlahan mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan haluan, menurut laporan Wedbush Securities pada hari Jumat.

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini dan sepanjang pekan ke depan mengingat banyaknya data dan agenda penting yang akan terjadi sepekan ini. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rupiah hingga Surat Berharga Negara (SBN) akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.

Meski hanya tiga hari perdagangan, namun pasar keuangan RI pada pekan ini akan dihiasi oleh data dalam negeri yakni Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan I 2024 pada Senin (6/5/2024) dan cadangan devisa Indonesia periode April 2024 pada Rabu (8/5/2024).

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2024

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 pada hari ini, Senin (6/5/2024).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 diperkirakan hanya akan naik tipis meskipun ada momen Ramadan, kampanye, hingga pemilihan umum (pemilu).

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menopang laju ekonomi Januari-Maret 2024 meskipun melandai. Belanja pemerintah juga diproyeksi akan mendongkrak ekonomi kuartal I-2024 sejalan dengan lonjakan belanja bantuan sosial dan belanja pegawai. Sebaliknya, investasi dan ekspor akan menekan pertumbuhan.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,09% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,86% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2024.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 (yoy) dan 0,45% (qtq) pada kuartal IV-2023. Pada kuartal I-2023, ekonomi Indonesia juga tumbuh 5,04% (yoy).

Jika polling sejalan dengan hasil pengumuman BPS maka pertumbuhan kuartal I tahun ini akan menjadi yang tertinggi dalam tiga kuartal terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan periode di mana terdapat Ramadhan ataupun pemilu maka pertumbuhan kuarta I-2024 terbilang sangat rendah.

Sebagai catatan, awal Ramadhan 2024 jatuh pada 12 Maret 2024 sementara pemilu legisltaif dan presiden berlangsung pada 14 Februari 2024. Periode kampanye sendiri berlangsung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.

Pada periode Ramadhan 2022 dan 2023 (April-Mei), ekonomi tumbuh 5,46% pada kuartal II-2022 dan 5,17% pada kuartal II-2023.

Secara historis, PDB akan melesat selama Ramadhan dan pemilu karena adanya lonjakan konsumsi barang dan jasa. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56% terhadap PDB Indonesia sehingga pergerakan konsumsi masyarakat sangat mempengaruhi laju ekonomi.

Namun, tinggiya inflasi, terutama karena kenaikan harga beras, disinyalir menjadi salah satu alasan mengapa konsumsi masyarakat tidak sekencang biasanya.

Cadangan Devisa Indonesia

Bank Indonesia (BI) akan merilis cadangan devisa Indonesia periode April 2024 pada  Rabu (8/5/2024). Diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut pada April diperkirakan akan turun drastis karena Bank Indonesia terus mengintervensi pasar untuk memperkuat posisi rupiah setelah mata uang Garuda hancur lebur. Sepanjang April 2024, mata uang rupiah ambruk 2,5%

Data Ekonomi Amerika Serikat

Dari Amerika Serikat (AS) akan terdapat rilis dari data tenaga kerja klaim pengangguran AS rata-rata 4 Minggu, klaim pengangguran awal AS, dan klaim pengangguran berkelanjutan di AS yang kompak dirilis pada Kamis (9/5/2024).

Diketahui, klaim pengangguran AS rata-rata empat Minggu hingga 2 Mei 2024 berada pada level 210.000 turun dari 213.500 pada minggu lalu (25/4/2024) dan turun dari 235.750 satu tahun lalu. Hal ini merupakan perubahan sebesar -1,64% dari minggu lalu dan -10,92% dari tahun lalu.

Kemudian, klaim pengangguran awal AS idak berubah dari minggu sebelumnya yaitu 208.000 pada periode yang berakhir tanggal 27 April, tetap berada pada level terendah dalam dua bulan, dan jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 212.000.

Hal ini adalah hasil yang lebih kuat dari perkiraan untuk keempat kalinya berturut-turut, menunjukkan berlanjutnya pengetatan di pasar tenaga kerja AS dan memberikan kelonggaran bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk menunda penurunan suku bunga jika inflasi tetap berada di atas target bank sentral.

Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan di AS berada pada level saat ini (per 2 Mei 2024) sebesar 1,774 juta, tidak berubah dari 1,774 juta pada minggu lalu dan turun dari 1,843 juta pada tahun lalu.

China

Sebagai salah satu mitra dagang terbesar RI, China juga akan merilis data-data penting yang dapat mengambil andil pergerakan pasar keuangan RI pada pekan ini.

Pada hari ini, Senin (6/5/2024) China akan merilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa Caixin China periode April 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Umum Caixin China meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan menjadi 52,7 pada Maret 2024 dari level terendah tiga bulan di Februari di 52,5, sesuai dengan perkiraan pasar. Hal ini menjadi pertumbuhan aktivitas jasa selama 15 bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan bisnis baru dengan laju tercepat sepanjang tahun ini.

Berlanjut pada Selasa (7/5/2024) China juga akan merilis cadangan devisanya periode April 2024. Sebelumnya, cadangan devisa China meningkat pada bulan Maret 2024, bahkan ketika dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya saat itu.

Cadangan devisa negara ini yang terbesar di dunia naik sebesar US$19,8 miliar menjadi US$3,246 triliun pada  Maret 2024, dibandingkan dengan US$3,21 triliun yang diperkirakan oleh polling Reuters dan US$3,226 triliun pada bulan Februari 2024.

Pada Kamisnya (9/5/2024) China juga akan merilis neraca perdagangan china periode April 2024 berserta data ekspor dan impor. Diketahui, surplus perdagangan China turun menjadi US$ 58,55 miliar pada Maret 2024 dari US$ 78,43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar US$ 70,2 miliar, karena ekspor turun lebih besar dibandingkan impor.

Ekspor terkontraksi 7,5%, dibandingkan dengan ekspektasi koreksi sebesar 3%, sementara impor secara tak terduga terkoreksi 1,9%, meleset dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,2%.

Selain itu, terdapat pula data inflasi China yang akan dirilis pada akhir pekan Sabtu (11/5/2024). Diketahui, indeks harga konsumen (CPI) China naik tipis 0,1% (YOY) pada Maret 2024, dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar 0,4% dan setelah kenaikan 0,7% pada bulan sebelumnya.

Perlambatan yang signifikan ini terjadi seiring berkurangnya dampak Tahun Baru Imlek, dengan menurunnya inflasi non-makanan (0,7% vs 1,1% di bulan Februari) karena biaya pendidikan menurun tajam (1,8% vs 3,9%) sementara harga transportasi semakin turun (- 1,3% vs -0,4%). Pada saat yang sama, inflasi tidak berubah pada kelompok sandang (1,6%), perumahan (0,2%), dan kesehatan (1,5%).

Sementara, harga konsumen inti, setelah dikurangi harga pangan dan energi, meningkat sebesar 0,6% (YOY) di bulan Maret 2024, melambat dari sebelumnya 1,2% yang merupakan kenaikan tercepat sejak Januari 2022. Secara bulanan, CPI turun 1,0%, penurunan pertama dalam empat bulan dan pembalikan dari kenaikan 1,0% di bulan Februari. Penurunan ini lebih buruk dari perkiraan penurunan sebesar 0,5%, yang menunjukkan penurunan bulanan paling tajam dalam 3 tahun terakhir.

Wait and See Pidato Pejabat The Fed

Pada pekan ini dari negeri Paman Sam, masih ada beberapa agenda yang patut dicermati, diantaranya ada pidato dari sejumlah pejabat the Fed.

Menggunakan waktu Indonesia, pada Senin malam hingga Selasa dini hari akan ada pidato dari Fed Barkin dan Fed William. Berlanjut pada Rabu Fed Jefferson. Lalu pada Jumat malam yang akan berlangsung hingga Sabtu dini hari akan ada Fed Bowman dan Fed Barr.

Sejumlah pidato pejabat the Fed cukup penting diperhatikan lantaran bisa memberikan sejumlah gambaran lagi terkait kebijakan bank sentral ke depan. Terlebih setelah data ketenagakerjaan mendingin, harusnya akan menjadi gairah positif adanya tanda-tanda penurunan suku bunga.

Khusus pada Kamis, tidak ada pidato pejabat the Fed, melainkan ada rilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 4 Mei 2024. Pasar memperkirakan akan ada kenaikan menjadi 210.000 dari sebelumnya 208.000. Hal ini mengikuti kondisi pasar tenaga kerja yang sudah mendingin dari data NFP turun dan angka pengangguran naik.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

• Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia triwulan I 2024 (11.00 WIB)
• Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa Caixin China periode April 2024

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

• PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) - cum date cash dividend Rp30/saham
• PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) - cum date cash dividend Rp90/saham
• PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) - cum date cash dividend Rp36,4/saham
• PT Indika Energy Tbk (INDY) - RUPST
• PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) - RUPST
• PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) - cum date cash dividend Rp107/saham
• PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) - RUPST
• PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) - cum date cash dividen Rp12,21/saham

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular