Sentimen Pekan Depan

Banyak Sentimen Positif Mulai Datang, Rupiah - IHSG Siap Rebound?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
05 May 2024 18:45
Ilustrasi bearish market vs bullish market
Foto: Pixabay/gerd Altmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI tampaknya akan mulai rebound pada pekan depan lantaran tekanan eksternal terutama dari Amerika Serikat mulai mereda.

Perdagangan pasar pekan depan terbilang akan cukup pendek, hanya akan ada tiga hari perdagangan efektif dari Senin - Rabu, lantaran Kamis dan Jumat ada libur perayaan kenaikan Yesus Kristus, ditambah satu hari cuti bersama.

Beralih ke sentimen, berikut beberapa hal yang akan berpengaruh ke pergerakan pasar pekan depan :

1. Pasar Tenaga Kerja AS Mendingin, Yield US Treasury dan DXY Melandai

Pada akhir pekan ini, Jumat malam (3/5/2024) Departemen Ketenagakerjaan AS merilis kondisi pasar tenaga kerja terbaru yang mulai mendingin.

Data pekerjaan tercatat selain pertanian periode April 2024 terpantau turun ke 167.000, lebih dalam dari perkiraan pasar sebesar 190.000 dan bulan sebelumnya sebesar 243.000 pekerjaan.

Selain itu, angka pengangguran terpantau naik ke 3,9%, dibandingkan bulan sebelumnya di 3,8%.

Sejumlah data tersebut menunjukkan dukungan kembali terhadap prospek bank sentral AS atau the Fed bisa memangkas suku bunga tahun ini.

Hal tersebut juga menjadi pemanis bagi pasar setelah pekan lalu banyak sentimen pesimis lantaran the Fed menahan suku bunga yang mengindikasikan bank sentral tersebut belum yakin terhadap sejumlah data yang ada saat ini.

Setelah rilis data tersebut pasar AS terpantau sudah merespon positif. Bursa Wall Street pada perdagangan Jumat malam sampai Sabtu dini hari (3- 4 Mei 2024) kompak ditutup positif.

Dow Jones Index (DJI) naik 1,18%, diikuti S&P 500 menguat 1,26%, sementara Nasdaq memimpin penguatan sebesar 1,99%. Menguatnya bursa Wall Street harapannya bisa menular ke IHSG pekan depan.

Yield US Treasury juga nampak mulai melandai, CNBC Indonesia memantau hingga akhir perdagangan pekan ini, US10Y melandai ke 4,51%. Ini menandai koreksi selama tiga hari beruntun.

Begitu juga dengan indeks dolar AS (DXY) ikut melandai menjauhi level 106. Sebagai catatan, dengan berkurangnya tekanan kekuatan dolar maka akan menjadi gairah bagi rupiah.

2. Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024

Berlanjut pada Senin (6/5/2024) dari domestik akan ada Badan Pusat Statistik (BPS) yang bakal mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 diperkirakan hanya akan naik tipis meskipun ada momen Ramadan, kampanye, hingga pemilihan umum (pemilu).

Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menopang laju ekonomi Januari-Maret 2024 meskipun melandai. Belanja pemerintah juga diproyeksi akan mendongkrak ekonomi kuartal I-2024 sejalan dengan lonjakan belanja bantuan sosial dan belanja pegawai. Sebaliknya, investasi dan ekspor akan menekan pertumbuhan.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 pada Senin (6/5/2024).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,09% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,86% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2024.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 (yoy) dan 0,45% (qtq) pada kuartal IV-2023. Pada kuartal I-2023, ekonomi Indonesia juga tumbuh 5,04% (yoy).

Hasil polling lebih rendah dengan proyeksi pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bulan lalu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 akan berada di 5,17%.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal IV-2023.

3. Cadangan Devisa RI

Masih dari domestik, pada Rabu akan ada rilis data cadangan devisa RI paa April 2024.

Pasar memperkirakan cadangan devisa akan ada penurunan lantaran rupiah yang sempat terpuruk menyentuh level terendah sejak empat tahun lalu pada sepanjang April.

Bahkan sempat melewati posisi ke atas Rp16.200. Untuk menstabilkan rupiah, BI membutuhkan bantalan dari cadangan devisa, selain itu, pada April juga secara mengejutkan BI telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

4. Wait and See Pidato Pejabat The Fed

Pada pekan depan dari negeri Paman Sam, masih ada beberapa agenda yang patut dicermati, diantaranya ada pidato dari sejumlah pejabat the Fed.

Menggunakan waktu Indonesia, pada Senin malam hingga Selasa dini hari akan ada pidato dari Fed Barkin dan Fed William. Berlanjut pada hari Rabu Fed Jefferson. Lalu pada Jumat malam yang akan berlangsung hingga Sabtu dini hari akan ada Fed Bowman dan Fed Barr.

Sejumlah pidato pejabat the Fed cukup penting diperhatikan lantaran bisa memberikan sejumlah gambaran lagi terkait kebijakan bank sentral ke depan. Terlebih setelah data ketenagakerjaan mendingin, harusnya akan menjadi gairah positif adanya tanda-tanda penurunan suku bunga.

Khusus pada Kamis, tidak ada pidato pejabat the Fed, melainkan ada rilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 4 Mei 2024. Pasar memperkirakan akan ada kenaikan menjadi 210.000 dari sebelumnya 208.000. Hal ini mengikuti kondisi pasar tenaga kerja yang sudah mendingin dari data NFP turun dan angka pengangguran naik.

5. Aktivitas Bisnis - Neraca Dagang China

Tak ketinggalan dari sang Naga Asia juga akan turut mempengaruhi pasar pekan depan lantaran ada sejumlah data yang bakal rilis, diantaranya kondisi aktivitas bisnis, neraca dagang, termasuk ekspor dan impor-nya.

Mulai Senin, China akan merilis data PMI berdasarkan Caixin. Data PMI Composite dan PMI Service untuk April 2024 diperkirakan masih akan berada di zona ekspansif, walaupun diproyeksi sedikit melambat dari bulan sebelumnya, dari 52,7 menjadi 52,5.

Kemudian, pada Rabu akan merilis data neraca dagang. Menurut penghimpun data Trading Economic, pasar memproyeksikan neraca dagang China akan naik ke US$ 75 miliar pada April 2024 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 58,55 miliar.

Jika neraca dagang Tiongkok tumbuh sesuai dengan perkiraan, ini tentunya akan menjadi berkah bagi RI. Pasalnya, sang Naga Asia ini merupakan partner terbesar untuk aktivitas perdagangan RI, baik ekspor maupun impor.


CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation