
Hari Ini Diumumkan: Benarkah Ekonomi RI Jatuh dan Daya Beli Melemah?

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini dan sepanjang pekan ke depan mengingat banyaknya data dan agenda penting yang akan terjadi sepekan ini. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rupiah hingga Surat Berharga Negara (SBN) akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat mendorong menambah volatile pasar keuangan Indonesia hari ini.
Meski hanya tiga hari perdagangan, namun pasar keuangan RI pada pekan ini akan dihiasi oleh data dalam negeri yakni Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan I 2024 pada Senin (6/5/2024) dan cadangan devisa Indonesia periode April 2024 pada Rabu (8/5/2024).
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2024
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 pada hari ini, Senin (6/5/2024).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 diperkirakan hanya akan naik tipis meskipun ada momen Ramadan, kampanye, hingga pemilihan umum (pemilu).
Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menopang laju ekonomi Januari-Maret 2024 meskipun melandai. Belanja pemerintah juga diproyeksi akan mendongkrak ekonomi kuartal I-2024 sejalan dengan lonjakan belanja bantuan sosial dan belanja pegawai. Sebaliknya, investasi dan ekspor akan menekan pertumbuhan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,09% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,86% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2024.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 (yoy) dan 0,45% (qtq) pada kuartal IV-2023. Pada kuartal I-2023, ekonomi Indonesia juga tumbuh 5,04% (yoy).
Jika polling sejalan dengan hasil pengumuman BPS maka pertumbuhan kuartal I tahun ini akan menjadi yang tertinggi dalam tiga kuartal terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan periode di mana terdapat Ramadhan ataupun pemilu maka pertumbuhan kuarta I-2024 terbilang sangat rendah.
Sebagai catatan, awal Ramadhan 2024 jatuh pada 12 Maret 2024 sementara pemilu legisltaif dan presiden berlangsung pada 14 Februari 2024. Periode kampanye sendiri berlangsung sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Pada periode Ramadhan 2022 dan 2023 (April-Mei), ekonomi tumbuh 5,46% pada kuartal II-2022 dan 5,17% pada kuartal II-2023.
Secara historis, PDB akan melesat selama Ramadhan dan pemilu karena adanya lonjakan konsumsi barang dan jasa. Konsumsi rumah tangga menyumbang 56% terhadap PDB Indonesia sehingga pergerakan konsumsi masyarakat sangat mempengaruhi laju ekonomi.
Namun, tinggiya inflasi, terutama karena kenaikan harga beras, disinyalir menjadi salah satu alasan mengapa konsumsi masyarakat tidak sekencang biasanya.
Cadangan Devisa Indonesia
Bank Indonesia (BI) akan merilis cadangan devisa Indonesia periode April 2024 pada Rabu (8/5/2024). Diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2024 tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi, dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Posisi cadangan devisa tersebut pada April diperkirakan akan turun drastis karena Bank Indonesia terus mengintervensi pasar untuk memperkuat posisi rupiah setelah mata uang Garuda hancur lebur. Sepanjang April 2024, mata uang rupiah ambruk 2,5%
Data Ekonomi Amerika Serikat
Dari Amerika Serikat (AS) akan terdapat rilis dari data tenaga kerja klaim pengangguran AS rata-rata 4 Minggu, klaim pengangguran awal AS, dan klaim pengangguran berkelanjutan di AS yang kompak dirilis pada Kamis (9/5/2024).
Diketahui, klaim pengangguran AS rata-rata empat Minggu hingga 2 Mei 2024 berada pada level 210.000 turun dari 213.500 pada minggu lalu (25/4/2024) dan turun dari 235.750 satu tahun lalu. Hal ini merupakan perubahan sebesar -1,64% dari minggu lalu dan -10,92% dari tahun lalu.
Kemudian, klaim pengangguran awal AS idak berubah dari minggu sebelumnya yaitu 208.000 pada periode yang berakhir tanggal 27 April, tetap berada pada level terendah dalam dua bulan, dan jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 212.000.
Hal ini adalah hasil yang lebih kuat dari perkiraan untuk keempat kalinya berturut-turut, menunjukkan berlanjutnya pengetatan di pasar tenaga kerja AS dan memberikan kelonggaran bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk menunda penurunan suku bunga jika inflasi tetap berada di atas target bank sentral.
Sementara itu, klaim pengangguran berkelanjutan di AS berada pada level saat ini (per 2 Mei 2024) sebesar 1,774 juta, tidak berubah dari 1,774 juta pada minggu lalu dan turun dari 1,843 juta pada tahun lalu.
China
Sebagai salah satu mitra dagang terbesar RI, China juga akan merilis data-data penting yang dapat mengambil andil pergerakan pasar keuangan RI pada pekan ini.
Pada hari ini, Senin (6/5/2024) China akan merilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) Jasa Caixin China periode April 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Umum Caixin China meningkat untuk pertama kalinya dalam tiga bulan menjadi 52,7 pada Maret 2024 dari level terendah tiga bulan di Februari di 52,5, sesuai dengan perkiraan pasar. Hal ini menjadi pertumbuhan aktivitas jasa selama 15 bulan berturut-turut, dengan pertumbuhan bisnis baru dengan laju tercepat sepanjang tahun ini.
Berlanjut pada Selasa (7/5/2024) China juga akan merilis cadangan devisanya periode April 2024. Sebelumnya, cadangan devisa China meningkat pada bulan Maret 2024, bahkan ketika dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya saat itu.
Cadangan devisa negara ini yang terbesar di dunia naik sebesar US$19,8 miliar menjadi US$3,246 triliun pada Maret 2024, dibandingkan dengan US$3,21 triliun yang diperkirakan oleh polling Reuters dan US$3,226 triliun pada bulan Februari 2024.
Pada Kamisnya (9/5/2024) China juga akan merilis neraca perdagangan china periode April 2024 berserta data ekspor dan impor. Diketahui, surplus perdagangan China turun menjadi US$ 58,55 miliar pada Maret 2024 dari US$ 78,43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya, jauh di bawah perkiraan pasar sebesar US$ 70,2 miliar, karena ekspor turun lebih besar dibandingkan impor.
Ekspor terkontraksi 7,5%, dibandingkan dengan ekspektasi koreksi sebesar 3%, sementara impor secara tak terduga terkoreksi 1,9%, meleset dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,2%.
Selain itu, terdapat pula data inflasi China yang akan dirilis pada akhir pekan Sabtu (11/5/2024). Diketahui, indeks harga konsumen (CPI) China naik tipis 0,1% (YOY) pada Maret 2024, dibandingkan dengan perkiraan pasar sebesar 0,4% dan setelah kenaikan 0,7% pada bulan sebelumnya.
Perlambatan yang signifikan ini terjadi seiring berkurangnya dampak Tahun Baru Imlek, dengan menurunnya inflasi non-makanan (0,7% vs 1,1% di bulan Februari) karena biaya pendidikan menurun tajam (1,8% vs 3,9%) sementara harga transportasi semakin turun (- 1,3% vs -0,4%). Pada saat yang sama, inflasi tidak berubah pada kelompok sandang (1,6%), perumahan (0,2%), dan kesehatan (1,5%).
Sementara, harga konsumen inti, setelah dikurangi harga pangan dan energi, meningkat sebesar 0,6% (YOY) di bulan Maret 2024, melambat dari sebelumnya 1,2% yang merupakan kenaikan tercepat sejak Januari 2022. Secara bulanan, CPI turun 1,0%, penurunan pertama dalam empat bulan dan pembalikan dari kenaikan 1,0% di bulan Februari. Penurunan ini lebih buruk dari perkiraan penurunan sebesar 0,5%, yang menunjukkan penurunan bulanan paling tajam dalam 3 tahun terakhir.
Wait and See Pidato Pejabat The Fed
Pada pekan ini dari negeri Paman Sam, masih ada beberapa agenda yang patut dicermati, diantaranya ada pidato dari sejumlah pejabat the Fed.
Menggunakan waktu Indonesia, pada Senin malam hingga Selasa dini hari akan ada pidato dari Fed Barkin dan Fed William. Berlanjut pada Rabu Fed Jefferson. Lalu pada Jumat malam yang akan berlangsung hingga Sabtu dini hari akan ada Fed Bowman dan Fed Barr.
Sejumlah pidato pejabat the Fed cukup penting diperhatikan lantaran bisa memberikan sejumlah gambaran lagi terkait kebijakan bank sentral ke depan. Terlebih setelah data ketenagakerjaan mendingin, harusnya akan menjadi gairah positif adanya tanda-tanda penurunan suku bunga.
Khusus pada Kamis, tidak ada pidato pejabat the Fed, melainkan ada rilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pada 4 Mei 2024. Pasar memperkirakan akan ada kenaikan menjadi 210.000 dari sebelumnya 208.000. Hal ini mengikuti kondisi pasar tenaga kerja yang sudah mendingin dari data NFP turun dan angka pengangguran naik.
(saw/saw)