Newsletter

Hari Ini Diumumkan: Benarkah Ekonomi RI Jatuh dan Daya Beli Melemah?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
06 May 2024 06:00
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Infografis/ Resesi/ Edward Ricardo

Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melanjutkan relinya dengan kompak ditutup di zona hijau. Pada perdagangan Jumat (3/5/2024) Dow Jones ditutup melesat 1,18% di level 38.675,68, begitu juga dengan S&P 500 ditutup lebih tinggi atau naik 1,26% di level 5.127,79, dan Nasdaq terapresiasi 1,99% di level 16.156,33.

Indeks S&P 500 melonjak pada perdagangan Jumat didorong oleh saham Apple yang memimpin lonjakan di sektor teknologi ketika data menunjukkan kenaikan lapangan kerja jauh dari ekspektasi pada bulan April, meningkatkan harapan bahwa bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dapat mulai memotong suku bunganya lebih cepat.

Imbal hasil Treasury merosot menjadi 4,5% setelah data non-farm payrolls menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja.

Imbal hasil (yield) Treasury merosot karena adanya harapan baru untuk penurunan suku bunga tahun ini, setelah data menunjukkan perekonomian AS menambahkan lapangan kerja pada tingkat yang lebih lambat pada bulan April, dengan hanya 175.000 pekerjaan yang ditambahkan pada bulan lalu, dibandingkan dengan revisi 315.000 pada  Maret.

Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 3,9% pada  April, naik dari 3,8% pada bulan sebelumnya, namun ini masih merupakan bulan ke-27 berturut-turut tingkat pengangguran berada di bawah 4%. Pertumbuhan pendapatan rata-rata per jam yang penting melambat menjadi 0,2% pada bulan tersebut.

"Data menunjukkan pasar tenaga kerja menjadi lebih seimbang dan kami terus memperkirakan tiga pemotongan tahun ini," menurut catatan Morgan Stanley pada Jumat.

Saham Apple melonjak 6%, memimpin sektor teknologi lebih tinggi setelah hasil kuartal pertama melampaui perkiraan dan pembuat iPhone tersebut meluncurkan program pembelian kembali saham senilai US$110 miliar serta kenaikan dividen.

Penjualan iPhone turun sedikit dibandingkan ekspektasi para analis, namun hasilnya lebih baik dari yang diperkirakan, khususnya di China, dimana perlambatan pertumbuhan menjadi kekhawatiran utama bagi investor.

Apple diperkirakan akan melihat kembalinya "kebangkitan pertumbuhan" karena permintaan iPhone di China serta pendapatan jasa secara perlahan mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan haluan, menurut laporan Wedbush Securities pada hari Jumat.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular