
The Fed Bikin IHSG Merana, Duit Asing Keluar Rp20 Triliun Sebulan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) menahan suku bunga, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merana. Hal itu seiring dengan dana asing yang masih keluar dari pasar RI dalam jumlah besar.
Pada penutupan perdagangan Jumat (3/5/2024), IHSG bertengger di 7134,21, menguat 0,24% dalam sehari. Apresiasi ini berbanding terbalik dengan satu hari sebelumnya yang terkontraksi 1,61%.
Sayangnya, apresiasi akhir pekan ini belum bisa menghapus koreksi iHSG pada Kamis, sehingga IHSG masih terdepresiasi 0,29% dalam seminggu.
Gerak IHSG pada pekan yang terdiri dari empat hari perdagangan terbuka ini terbilang sangat volatile. Pada Senin dan Selasa, IHSG menguat lebih dari 1%, tetapi pada Kamis ketika pasar buka setelah libur Hari Buruh kembali dibuka koreksi.
Koreksi pada Kamis bahkan sempat lebih dari 2% dan IHSG menyentuh level di bawah 7100. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah keputusan bank sentral AS atau the Fed yang kembali menahan suku bunga.
Untuk keenam kalinya, The Fed kembali menahan suku bunganya di level 5,25-5,5%. Hal ini disampaikan ketua The Fed, Jerome Powell kemarin dini hari waktu Indonesia (2/5/2024).
Keputusan itu bukan tak berdasar, mengingat inflasi AS yang masih galak di angka 3,5% (yoy) pada Maret 2024, dari 3,2% (yoy) pada Februari 2024. Inflasi AS juga diprediksi akan sulit turun drastis karena ekonomi mereka yang masih kencang dan ada pemilihan umum pada November mendatang.
"Komite tidak akan memangkas target (suku bunga) sampai kami lebih percaya diri melihat inflasi bergerak ke arah 2% secara berkelanjutan," tambah The Fed.
Chairman The Fed Jerome Powell di konferensi pers usai rapat FOMC mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%. Data yang ada saat ini belum membuat mereka yakin untuk memangkas suku bunga.
Akibat hal tersebut, dana asing kembali keluar dari pasar saham RI. Sektor perbankan besar memimpin dana keluar dengan porsi cukup besar.
Sepanjang April, asing tercatat net buy di keseluruhan pasar hanya dua kali, yakni pada 24 dan 30 April. Selain itu, asing masih net sell hingga perdagangan terakhir pada Jumat (3/5/2024).
Jika diurutkan selama sebulan terakhir, total penjualan bersih asing mencapai Rp22,59 triliun di keseluruhan pasar. Rinciannya, net sell dari pasar reguler mencapai Rp18,43 triliun, ditambah dengan net sell dari pasar nego dan tunai sebesar Rp4,16 triliun.
Empat saham perbankan besar masih menempati posisi penjualan terbesar dalam sebulan, mulai dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp9,4 triliun, diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), masing-masing sebesar Rp2,3 triliun dan Rp2,2 triliun. Kemudian PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp966,9 triliun.
Akibat aksi jual asing tersebut, harga saham perbankan besar tersebut tersungkur cukup dalam. BBRI memimpin penyusutan sebesar 25% dalam sebulan, kemudian BBNI 18,82% dan BMRI 14,92%. BBCA terbilang paling tangguh dengan penyusutan hanya 2%.
CNBC INDONESIA RESEARCH