
Pekan Panas: Ada Putusan Sengketa Pilpres MK, Nasib Suku Bunga-Perang

Pasar saham AS pada akhir pekan lalu, tepatnya dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari (19 - 20 April 2024) bergerak sangat volatile.
Nasdaq melemah 2,05% menjadi 15.282,01, sedangkan S&P 500 tergelincir 0,88% menjadi 4.967,23, menuju ke bawah level 5.000. Kedua indeks acuan ini berada di zona merah untuk enam kali beruntun secara harian, menjadikannya rekor pelemahan paling dalam sejak Oktober 2022.
Sejumlah emiten kapitalisasi besar menyeret turun dua indeks tersebut, diantaranya saham perusahaan chip seperti Nvidia yang tergelincir 10%, ini mencatatkan hari terburuknya sejak Maret 2020. Super Micro Computer juga anjlok lebih dari 23%.
Sementara itu, hanya Dow Jones Industrial Average (DJI) yang naik 211,02 poin atau 0,56% dan berakhir di posisi 37.986,40. Terangkatnya DJIA terutama dipengaruhi saham American Express yang reli lebih dari 6%.
Secara keseluruhan, bursa AS bergerak volatile lantaran kondisi ekonomi AS masih sulit membuat bank sentral atau The Fed menurunkan suku bunga. Apalagi, ditambah geopolitik memanas di Timur Tengah menimbulkan ancaman kenaikan harga minyak, hal ini menjadi risiko bagi inflasi akan sulit turun.
Kini pasar mulai melihat peluang the Fed hanya akan menurunkan suku bunga acuan hanya sekali pada tahun ini. Padahal sebelumnya, perkiraan turun mencapai 75 bps atau potensi dilakukan dalam tiga kali penurunan.
Halaman 3 >>>
(tsn/tsn)