Newsletter

Pekan Panas: Ada Putusan Sengketa Pilpres MK, Nasib Suku Bunga-Perang

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
22 April 2024 06:00
Sidang MK, Rupiah & Dolar
Foto: Ilustrasi/ Sidang MK, Rupiah & Dolar/ Aristya Rahadian
  • Pasar keuangan RI setelah lebaran ambruk berjamaah ditengarai banyak risiko eksternal mencuat.
  • Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak volatile pekan lalu disebabkan perekonomian yang kuat, membuat suku bunga sulit turun.
  • Pekan ini ada banyak sentimen yang mempengaruhi pasar, mulai dari pengumuman sidang MK, rilis neraca dagang hingga suku bunga acuan RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI usai lebaran ambruk berjamaah lantaran banyak risiko eksternal yang terjadi ketika libur panjang. Hal tersebut membuat tekanan jual cukup deras.

Pasar keuangan Indonesia diperkirakan masih volatile sepanjang pekan ini. Sentimen selengkapnya yang potensi mempengaruhi pasar pada hari ini, Senin (22/4/2024) silahkan dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Beralih membahas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan, Jumat (19/4/2024) ditutup koreksi 1,11% menuju angka 7087,31. Selama seminggu, IHSG merosot cukup dalam sekitar 2,30%. Ini menjadi tiga minggu beruntun indeks seluruh saham RI mengalami penurunan.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan Jumat lalu (19/4/2024)  mencapai Rp13,78 triliun, melibatkan 18,92 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,21 juta kali. Ada 115 saham yang menguat, 204 tidak berubah, sementara 456 terdepresiasi.

Koreksi IHSG seiring dengan investor asing melakukan jual bersih sepanjang pekan hingga Rp7,91 triliun di seluruh pasar, rinciannya dari pasar reguler sebanyak Rp3,93 triliun, sementar di pasar nego dan tunai sebesar Rp3,97 triliun.

Saham yang paling banyak dilego asing masih dari big bank yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp1,3 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp963,8 miliar, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp291,8 miliar, dan PT Bank Mandiri Rp226,2 miliar.


Di luar perbankan, ada saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dijual asing cukup besar hingga Rp1,3 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) Rp337,4 miliar, dan PT Indofood Sukses Makmur (INDF) Rp158,9 miliar.

Beralih ke nilai tukar rupiah, pada sepanjang pekan lalu pergerakannya sangat volatile. Rupiah menembus ke atas level Rp16.200/US$ yang menjadi posisi terpuruknya sejak empat tahun lalu.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,49% di angka Rp16.250/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024). Secara mingguan rupiah terpantau ambles 2,08% menjadikan pelemahan terburuk mingguan sejak 3 Juli 2020 atau ketika pandemi Covid-19 melanda.

Rupiah tertekan terhadap dolar AS pekan lalu utamanya disebabkan oleh ketegangan Timur Tengah antara Iran dan Israel dan kekhawatiran publik atas kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang berkemungkinan kembali bersikap hawkish.

Melansir ABC News, pejabat senior Amerika Serikat mengatakan Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari.

Menanggapi masalah ini, Iran mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa kota untuk mengantisipasi serangan rudal balasan atas serangan drone dan rudal tanpa awak yang dilancarkan oleh negara tersebut pada Sabtu lalu.

Sementara itu, fokus investor juga terpengaruh oleh pernyataan pejabat The Fed yang memberikan sinyal tersirat bahwa bank sentral akan tetap mempertahankan sikap yang hawkish mengingat tingkat inflasi yang masih di atas target.

Ketua Fed dalam sebuah diskusi panel menyatakan bahwa data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang solid dan kekuatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja, namun juga menyoroti kurangnya kemajuan lebih lanjut dalam mencapai target inflasi 2% sepanjang tahun ini.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa The Fed cenderung akan tetap mempertahankan kebijakan yang hawkish dalam jangka waktu dekat, yang berpotensi memberikan tekanan terhadap mata uang lainnya.

Akibat sejumlah tekanan eksternal yang mencuat tersebut, pasar obligasi juga ikut terkoreksi. Ini tercermin dari yield yang melonjak.

Perlu diketahui, gerak harga dan yield obligasi itu berkebalikan. Jadi, ketika yield naik ini menandakan harga sedang terkoreksi atau banyak investor menjual obligasi.

Dilansir dari Refinitiv, imbal hasil acuan SBN pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu berada di angka 7,043% atau naik 1,92%. Imbal hasil ini merupakan yang tertinggi sejak 31 Oktober 2023 atau hampir enam bulan terakhir.

Halaman 2 >>>

Pasar saham AS pada akhir pekan lalu, tepatnya dari Jumat malam hingga Sabtu dini hari (19 - 20 April 2024) bergerak sangat volatile.

Nasdaq melemah 2,05% menjadi 15.282,01, sedangkan S&P 500 tergelincir 0,88% menjadi 4.967,23, menuju ke bawah level 5.000. Kedua indeks acuan ini berada di zona merah untuk enam kali beruntun secara harian, menjadikannya rekor pelemahan paling dalam sejak Oktober 2022.

Sejumlah emiten kapitalisasi besar menyeret turun dua indeks tersebut, diantaranya saham perusahaan chip seperti Nvidia yang tergelincir 10%, ini mencatatkan hari terburuknya sejak Maret 2020. Super Micro Computer juga anjlok lebih dari 23%.

Sementara itu, hanya Dow Jones Industrial Average (DJI) yang naik 211,02 poin atau 0,56% dan berakhir di posisi 37.986,40. Terangkatnya DJIA terutama dipengaruhi saham American Express yang reli lebih dari 6%.

Secara keseluruhan, bursa AS bergerak volatile lantaran kondisi ekonomi AS masih sulit membuat bank sentral atau The Fed menurunkan suku bunga. Apalagi, ditambah geopolitik memanas di Timur Tengah menimbulkan ancaman kenaikan harga minyak, hal ini menjadi risiko bagi inflasi akan sulit turun.

Kini pasar mulai melihat peluang the Fed hanya akan menurunkan suku bunga acuan hanya sekali pada tahun ini. Padahal sebelumnya, perkiraan turun mencapai 75 bps atau potensi dilakukan dalam tiga kali penurunan.

Halaman 3 >>>

Berbagai sentimen di dalam maupun luar negeri akan kembali mewarnai pasar keuangan domestik sepanjang pekan ini, termasuk hari ini. Aktivitas penuh akan terjadi mulai hari Senin hingga Jumat tanpa libur layaknya pekan lalu.

Pelaku pasar juga patut waspada perihal bursa Wall Street yang ditutup merah pekan lalu, ini bisa menular ke pergerakan pasar keuangan lanjut volatile.

Melihat IHSG secara teknikal harian, kini sedang menguji support dari garis rata-rata selama 200 hari (MA200). Jika ini ditembus ke bawah, maka peluang IHSG jatuh menguji level 7000 terbuka semakin lebar.

Namun, posisi support ini juga membuka peluang adanya rebound paling tidak mendekati resistance 7200 atau ke garis rata-rata selama 100 hari (MA100).

Pergerakan IHSG secara teknikal dalam basis waktu harianFoto: Tradingview
Pergerakan IHSG secara teknikal dalam basis waktu harian

Jika menilai berdasarkan sentimen ada banyak hal baik dari luar negeri maupun domestik yang akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan pada sepanjang pekan ini, simak penjelasannya dalam beberapa poin berikut :

1. Sidang Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Sidang pembacaan putusan sengketa pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan digelar pada hari ini, Senin (22/4/2024) pukul 09.00 WIB.

Ada dua putusan yang akan dibacakan Mahkamah Konstitusi (MK) yakni terhadap permohonan dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud. Sidang tersebut akan dilakukan pada ruangan yang sama.

MK pun telah mengirimkan surat panggilan kepada para pihak untuk menghadiri sidang putusan sengketa Pilpres 2024. Ada delapan surat yang dikirimkan oleh MK.

"Panggilan sudah dikirimkan kepada seluruh pihak, baik perkara nomor 1 dan nomor 2. Panggilannya sama, jam atau pukul 09.00 WIB di ruang sidang pleno," kata Juru Bicara MK Fajar Laksono, di gedung MK, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2024).

Dia juga mengatakan para pihak yang hadir akan dibatasi sebanyak 14 orang dari masing-masing para pihak.

Sebelumnya delapan hakim MK mulai fokus menggelar Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) terhitung sejak 16 April lalu. Fajar juga memastikan RPH merupakan agenda tertutup. Baginya, apa yang terjadi dalam RPH, terang dia, sepenuhnya bersifat rahasia.

"Nah, mulai hari ini tanggal 16 (April) setelah kesimpulan tadi sampai dengan tanggal 21 (April) itu setiap hari diagendakan RPH, fokus untuk pembahasan perkara pilpres," ujar Fajar di kaantornya, Jakarta, Selasa (16/4/2024) lalu.

Sejak Selasa (16/4/2024) para pihak yang bersengketa terkait hasil Pilpres 2024 telah menyerahkan kesimpulan masing-masing. Selain itu, MK juga telah menerima puluhan amicus curiae yang diajukan pelbagai pihak, termasuk dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

2. Neraca Dagang RI Periode Maret 2024

Pada hari ini, Senin (22/4/2024), neraca perdagangan Indonesia juga akan dirilis beserta data ekspor dan impor periode Maret 2024. 

Neraca dagang RI tampaknya masih akan kembali surplus di tengah harga komoditas serta menggeliatnya ekonomi negara mitra dagang.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 akan mencapai US$ 1,54 miliar. Surplus tersebut naik tipis dibandingkan Februari 2024 yang mencapai US$ 0,87 miliar. 

Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan terkontraksi 9,63% (year on year/yoy) sementara impor turun 4,86% (yoy) pada Maret 2024. Impor diperkirakan terkontraksi setelah melonjak pada Februari 2024 sebagai dampak permintaan menjelang Ramadhan.

Bila neraca perdagangan berlanjut pada Maret 2024 maka Indonesia akan membukukan surplus selama 47 bulan beruntun. Catatan surplus menjadi pencapaian Presiden Joko Widodo(Jokowi) karena menjadi yang terpanjang di Era Reformasi dan salah satu yang terbaik dalam sejarah Indonesia.

Pencapaian ini juga terbilang luar biasa mengingat neraca dagang Indonesia pada 2018 hingga 2019 lebih kerap diwarnai defisit. Pada periode Juli 2018-Januari 2020, neraca dagang mencatat defisit 13 kali defisit dan lima kali. Setelah melewati pencapaian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakni surplus selama 42 bulan. Jokowi diproyeksi juga telah melewati salah satu pencapaian terbaik di era Soeharto yakni surplus selama 46 bulan beruntun pada Februari 2024.

3. Suku Bunga Acuan China

Masih di hari yang sama, suku bunga China (Loan Prime Rate) tenor satu dan lima tahun pun akan dirilis pagi hari nanti.

Hal ini cukup menjadi perhatian pasar karena China saat ini memiliki perekonomian yang cukup lambat dan proyeksi pertumbuhan ekonomi China pada 2024 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan 2023

Pasar saat ini memprediksi suku bunga China masih berada di angka 3,45% untuk LPR satu tahun dan 3,95% untuk LPR lima tahun.

4. Indeks PMI AS

Sehari kemudian, pada Selasa (23/4/2024), AS akan merilis data Purchasing Managers' Index (PMI) yang secara umum diperkirakan mengalami kenaikan baik composite, manufacturing, dan services masing-masing menjadi 52,5, 52, dan 51,8.

Jika hal ini benar-benar terjadi, maka dapat dikatakan ekonomi AS masih cukup kuat dan berujung pada ekspektasi pemangkasan suku bunga masih belum akan terjadi dalam waktu dekat.

5. Suku Bunga Acuan BI

Selanjutnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) juga akan dilaksanakan pada 23 April hingga 24 April mendatang.

Salah satu yang menjadi perhatian pelaku pasar yakni data suku bunga (BI Rate) yang akan disampaikan BI pada 24 April. Saat ini, suku bunga BI masih berada di angka 6% dan sudah lima bulan beruntun, BI menahan suku bunga.

Sebagian pelaku pasar memperkirakan BI akan mengerek suku bunga acuan pada bulan ini demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Menarik diperhatikan juga terkait pandangan BI perihal kondisi rupiah yang terus melemah hingga menembus Rp16.200/US$. Pasar juga menantikan bagaimana intervensi BI guna menstabilkan rupiah di tengah banyaknya risiko eksternal.

6. PDB Kuartal I/2024 dan Klaim Pengangguran AS

Pada hari yang sama, Kamis (24/4/2024) AS akan merilis data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) QoQ Advance untuk kuartal I-2024. Konsensus memperkirakan bahwa PDB AS akan lebih rendah menjadi 2,1% dari yang sebelumnya 3,4% pada kuartal IV-2023.

Berdasarkan data saat ini, pertumbuhan ekonomi AS cukup sulit untuk diturunkan karena data-data fundamental AS masih cukup solid bahkan International Monetary Fund (IMF) dalam laporan terakhirnya April 2024 memprediksi AS akan mengalami pertumbuhan PDB sebesar 2,7% pada tahun ini atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yakni 2,5%.

Selain itu, akan rilis sejumlah data pasar tenaga kerja seperti klaim pengangguran hingga rata-rata klaim pengangguran selama empat pekan berjalan.

7. Pengumuman Suku Bunga Jepang - PCE AS

Sementara pada hari terakhir perdagangan pekan ini (26/4/2024), Jepang akan merilis data suku bunganya dan diperkirakan masih akan menahan suku bunganya.

Jika Jepang masih akan menahan suku bunganya, hal ini akan berpengaruh terhadap mata uang nya yakni yen yang cenderung akan melemah terhadap dolar AS.

Sebagai informasi, yen terpantau telah berada di level terendah dalam 34 tahun terakhir atau sejak 1990.

Pada malam harinya, AS kembali akan merilis data inflasi (PCE) yang masih berada di angka 2%-an. PCE price index yoy diperkirakan masih berada di angka 2,6% sementara core PCE price index yoy diperkirakan cenderung lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yakni menjadi 2,6% dari 2,8%.

8. Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah Masih Berlanjut

Di lain sisi, pelaku pasar juga masih mengamati ketegangan yang terjadi di Timur Tengah antara Iran dan Israel.

Kekhawatiran pasar sempat mengalami kenaikan setelah adanya kabar Israel meluncurkan serangan balik ke wilayah Iran pekan lalu. Indonesia harus bersiap dengan segala kemungkinan, termasuk potensi kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa waktu ke depan. Dampak itu bakal berpengaruh terhadap subsidi energi yang tergolong besar.

Dosen Universitas Bakrie Asmiati Malik menilai perlu kewaspadaan pada situasi geopolitik ini, termasuk mewanti-wanti jika eskalasinya berlangsung lama.

"Nggak ada yang bisa memprediksi kondisi geopolitik dan pasar 100% akurat, karena itu karena sangat uncertainty, tentu kita harus perbaiki diri sendiri. Perekonomian Indonesia sangat terintegrasi dengan global seperti besaran investasi, ekspor-impor, kontribusi kenaikan biaya energi dan logistik besar menjadikan kita sebagai negara high economy cost," ujar Asmiati.

9. Banyak RUPS dan Ex-Date Dividen

Kemudian, jika melihat sentimen dari konstituen saham di IHSG, pada hari ini akan ada banyak agenda. 

Ada jadwal Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari enam emiten berbeda, dan empat emiten bersamaan melewati periode ex-date. Jadwal selengkapnya bisa lihat pada halaman empat artikel ini.
Perusahaan juga mulai mengumumkan kienrja kuartal I-2024. BCA akan mengujumkan kinerja kuartal I-2024 pada hari ini, Senin (23/4/2024).

Halaman 4 >>>

Senin, 22 April 2024

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Sidang Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024 pukul 09.00 WIB
  • Market Outlook 2024 dan seminar "Prospek Investasi di Sektor Perbankan Pasca Pemilu dan Musim Dividen" di Main Hall, BEI, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Direktur Utama STAR Asset Management dan Chief Economist Bank Mandiri (09.30 WIB)
  • Rilis Neraca Dagang RI oleh BPS pukul 11.00 WIB
  • Pengumuman Suku Bunga Acuan China pukul 08.15 WIB

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Press conference paparan kinerja triwulan I-2024 PT Bank Central Asia Tbk. Turut hadir Presiden Direktur BCA (16.00 WIB)
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan AHAP
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan AVIA
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BELL
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan CINT
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan DCII
  • Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan MTFN
  • Periode Ex Date Dividen BNGA
  • Periode Ex Date Dividen BNLI
  • Periode Ex Date Dividen LPPF
  • Periode Ex Date Dividen ROTI

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular