Newsletter

Fed Masih Galak: Awas! Tsunami Berlanjut, IHSG-Rupiah Longsor Lagi?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 17/04/2024 06:00 WIB
Foto: Ketua The Fed Jerome Powell. (AFP/SAUL LOEB)
  • IHSG dan rupiah diperkirakan akan menghadapi volatilitas lanjutan pada hari ini karena ketidakpastian ekonomi global
  • The Fed masih masih hawkish, harapan untuk mengakhiri era suku bunga tinggi pada tahun ini semakin menipis
  • Investor masih menunggu respon lanjutan dari berbagai pihak atas serangan Iran-Israel

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia jatuh pada perdagangan hari pertama usai libur panjang lebaran. Kejatuhan pasar saham dan nilai tukar rupiah karena investor khawatir dengan serangan Iran ke Israel akan menyebabkan perang lebih luas.

Kekhawatiran ekonomi akan semakin lemah karena konflik tersebut juga seiring dengan harapan penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, semakin meredup karena inflasi yang meningkat. Ketidakpastian tersebut membuat investor menarik diri dari pasar berisiko dan memilih safe haven seperti emas dan dolar AS.

Lantas bagaimana dengan gerak pasar keuangan RI hari ini?

Simak beragam sentimen yang bisa dicermati yang diperkirakan akan menjadi motor penggerak rupiah dan pasar saham di halaman tiga dalam artikel ini.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (16/4/2024) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambruk. IHSG ditutup jatuh 1,68% ke posisi 7.164,81. IHSG berhasil memangkas koreksinya setelah pada awal sesi I sempat anjlok lebih dari 2%.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ambruk 2,15% ke posisi 7.130,27. Selang 12 menit setelah dibuka, IHSG berhasil memangkas koreksinya sedikit ke 2,06% menjadi 7.136,796. Adapun per pukul 14.06 WIB, IHSG turun 1,59% ke level Rp7.170 per saham.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 23 triliun dengan melibatkan 25 miliaran saham yang diperdagangkan sebanyak 1,8 juta kali. Sebanyak 165 saham naik, 457 saham turun, dan 175 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor properti menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 3,25%.

Sementara itu, mata uang Garuda juga mengalami nasib yang buruk, sebab mencapai posisi tertinggi sejak pandemi Coronavirus Disease pada 2020.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada hari ini, Selasa (16/4/2024) ditutup di angka Rp16.170/US$ yang merupakan posisi terendah sejak 6 April 2020 atau sekitar empat tahun terakhir.

Hal ini diikuti oleh kenaikan indeks dolar AS (DXY) pada 14:54 WIB sebesar 0,1% ke angka 106,31.

Selain karena sentimen yang tidak ramah terhadap pasar, rupiah memiliki kecenderungan pelemahan setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri yang memiliki durasi lebih dari satu minggu. Dalam 10 tahun sejak 2014, rupiah menguat satu hari setelah libur hanya pada 2016,2019, dan 2023.


(ras/ras)
Pages