
Sengketa Pilpres di MK Memanas, Mampukah Pasar RI Happy Long Weekend?

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah isu dan sentimen penting pada perdagangan hari ini yang menjadi perdagangan terakhir pada pekan ini. Pasar keuangan Indonesia hanya akan buka selama empat hari pada pekan ini karena tutup pada Jumat untuk memperingati Jumat Agung.
Pendeknya perdagangan pada pekan ini diperkirakan akan berdampak kepada jumlah transaksi.
Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah hingga Surat Berharga Negara (SBN) akan dihiasi data-data penting yang diprediksi dapat menambah volatile pasar keuangan Indonesia.
Sentimen utama hari ini datang dari dalam negeri terutama gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pemilu 2024. Ketidakpastian kondisi politik Indonesia dapat berdampak pada kekhawatiran investor terhadap pasar keuangan.
Data-data penting juga akan dirilis besok saat pasar keuangan libur merayakan Jumat Agung. Sentimen lain datang dari rilis data penting AS dan mata uang Asia yang kompak terdepresiasi.
Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan datangnya tanggal gajian bagi pegawai swasta menjelang long weekend juga diharapkan bisa mengerek konsumsi masyarakat.
Sidang Sengketa Pilpres di MK
Mahkamah Konstitusi (MK) melanjutkan sidang sengketa Pilpres 2024 hari ini, Kamis (28/3) pukul 13.00 WIB dengan agenda mendengarkan jawaban dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
MK memberikan kesempatan kepada KPU sebagai pihak yang dijadikan termohon. KPU diberi kesempatan untuk merespons gugatan dari Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Selain memberikan kesempatan kepada KPU, MK juga memberikan kesempatan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). MK juga memberikan waktu bagi tim hukum Prabowo-Gibran untuk memberikan keterangan sebagai pihak yang terlibat.
Suhartoyo menjelaskan bahwa sidang gugatan yang diajukan Anies dan Ganjar akan digabungkan pada hari ini. Agenda sidang kedua gugatan tersebut adalah mendengarkan jawaban dari semua pihak terkait.
MK kemudian meminta konfirmasi ulang kepada tim Ganjar- Mahfud mengenai kehadiran 19 saksi yang akan dihadirkan. Saksi-saksi tersebut dapat terdiri dari saksi-saksi dan ahli.
Baik Anies-Muhaimin maupun Ganjar-Mahfud meminta MK untuk membatalkan hasil Pilpres 2024 dan juga menginginkan MK untuk mendiskualifikasi Prabowo-Gibran dari Pilpres 2024.
Berlanjutnya gugatan hingga diterimanya pemeriksaan dapat menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan, sebab hal ini dapat menjadi kekhawatiran investor akan ketidakpastian kondisi politik Indonesia. Meski demikian, data historis menunjukkan gugatan MK sejak 2004-2019 belum pernah dikabulkan.
Rilis Data Penting Amerika Serikat PCE & Klaim Pengangguran
Para investor saat ini tengah memperhatikan rilis data raksasa ekonomi global, Amerika Serikat (AS) pada hari ini dan besok. AS akan merilis data klaim pengangguran periode 23 Maret 2024 malam nanti pukul 19.00 WIB.
Melansir Trading Economics, konsensus memperkirakan tingkat klaim pengangguran akan mencapai 215 ribu, lebih tinggi dibanding pekan sebelumnya yang hanya mencapai 210 ribu.
Semakin tinggi tingkat pengangguran AS, hal ini dapat menjadi indikator positif untuk pelaku pasar. Pasalnya, harapan untuk pemangkasan suku bunga akan menjadi lebih besar yang diharapkan dapat memacu perekonomian kembali.
Pelaku pasar juga menantikan rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) AS untuk bulan Februari, yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat pukul 19.30 WIB. Indeks ini diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 0,4% dibanding periode Januari sebesar 0,3%.
Tingginya level PCE dapat menjadi indikator bahwa inflasi yang juga akan menunjukkan kenaikan. Tingkat inflasi yang tinggi dapat mendorong Bank Sentral AS, Federal Reserve/The Fed mengendalikan laju kenaikan harga, begitu pula sebaliknya.
Meski demikian, pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi suku bunga sebesar tiga perempat persen pada akhir 2024, meskipun perkiraan inflasi yang masih tinggi belakangan ini.
Para pedagang saat ini melihat peluang sebesar 70% akan pemotongan suku bunga pada bulan Juni oleh The Fed.
Ambruknya Mata Uang Asia
Pelemahan mata uang Asia menjadi kekhawatiran pelaku pasar, seiring kejatuhan mata uang Yen Jepang yang mencapai level terendah dalam 34 tahun terakhir. Hal ini terjadi di tengah kuatnya mata uang dolar Amerika Serikat (AS) belakangan ini.
Posisi ini merupakan yang terendah sejak 1990 atau sekitar 34 tahun terakhir.
Mengutip dari CNBC International, para pejabat Jepang telah mengeluarkan pernyataan tegas mengenai mata uang tersebut, dan Menteri Keuangan Shunichi Suzuki dilaporkan mengatakan bahwa negara tersebut "tidak akan mengesampingkan langkah apa pun untuk menanggapi pergerakan mata uang yang tidak teratur."
Sebagai catatan, pengeluaran bisnis pada peralatan menunjukkan tanda-tanda pemulihan tentatif karena prospek pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tetap optimis.
Selain itu, pelemahan yen terjadi di tengah pasar Asia-Pasifik bervariasi pada hari Rabu karena investor menilai data ekonomi dari China dan Australia.
Data menunjukkan bahwa laba industri gabungan China untuk Januari dan Februari naik 10,2% (year on year/yoy). Kenaikan ini terjadi pasca industri turun 2,3% sepanjang 2023.
Data dari Australia menunjukkan inflasi harga konsumen di bulan Februari naik 3,4% dari tahun ke tahun.
Ini adalah pembacaan inflasi pertama setelah bank sentral negara tersebut mengatakan bahwa "belum mungkin untuk mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut."
Pelemahan mata uang dapat menjadi indikator negatif untuk pasar keuangan, khususnya untuk perusahaan yang harus membeli bahan baku menggunakan dolar AS dan menjualnya menggunakan rupiah, seperti perusahaan importir. Perusahaan eksportir cenderung diuntungkan dengan kondisi pelemahan rupiah saat ini.
THR dan Libur Panjang
Akhir pekan ini ada libur panjang karena ada perayaan Jumat Agung. Pada saat yang bersamaan, pegawai swasta sudah mendapatkan THR dan gaji. Dua hal ini diyakini akan mendongkrak ekonomi akhir pekan ini karena konsumsi akan meningkat tajam. Terlebih, akhir pekan ini menjadi pekan terakhir sebelum masyarakat Indonesia sibuk mempersiapkan diri untuk pulang kampung.
Ada banyak saham-saham yang akan diuntungkan oleh pergerakan konsumsi akhir pekan ini, mulai dari consumer goods se[erti Unilever Indonesia (UNVR) dan Indofood Group serta saham retail seperti PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (AMRT).
(mza/mza)