Newsletter

Investor 'Happy' Ekonomi AS Diramal Melambat Jadi 2%, Ada Apa?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
25 January 2024 06:00
Ilustrasi Jerome Powell (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)
Foto: ilustrasi Jerome Powell (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Sementara itu, investor akan mencermati rilis data ekonomi dari luar negeri yang dapat memengaruhi gerak pasar keuangan tanah air.

Pertama, bank sentral Eropa atau ECB akan mengumumkan kebijakan suku bunganya. Berdasarkan konsensus Trading Economics, suku bunga bank Eropa akan tetap bertahan pada 4,5%. Ini akan jadi kali ketiga ECB mempertahankan suku bunga.

Bergeser ke Amerika Serikat, akan ada rilis pembacaan awal pertumbuhan ekonomi dan data tenaga kerja yang dicermati oleh investor terkait kebijakan suku bunga

Berdasarkan konsensus Trading Economics, pembacaan awal pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal empat 2023 adalah tumbuh 2% quarter-on-quarter (qoq).

Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yakni 4,9% qoq. Pertumbuhan ini masih merupakan pertumbuhan terkuat sejak Triwulan ke-4 tahun 2021.

Selain itu, akan rilis data pembelian barang manufaktur tahan lama periode Desember 2023. Pada periode tersebut diperkirakan ada perlambatan yakni hanya tumbuh 1% dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,4%.

Pertumbuhan pada November 2023 merupakan kenaikan terbesar dalam pesanan barang tahan lama sejak Juli 2020.

Berikutnya ada rilis data tenaga kerja yakni klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 20 Januari 2024.

Menurut Trading Economics, klaim pengangguran awal akan mengalami kenaikan menjadi 200.000 dari pekan sebelumnya 187.000.

Pertumbuhan ekonomi yang lemah, perlambatan pertumbuhan pembelian barang tahan lama, dan klaim pengangguran yang meningkat bisa diartikan baik bagi investor saat dikaitkan dengan kebijakan moneter.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Paman Sam mulai melambat sehingga menjadi momentum yang tepat untuk menurunkan suku bunga.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar melihat kemungkinan FFR akan dipangkas pada Mei 2024 dan akan turun sebesar 150 basis poin ke target 3,75% - 4,00% pada akhir 2024. Sebagai informasi saat ini target FFr adalah 5,25%-5,5%.

Probabilitas Suku Bunga The FedFoto: FEDWatch
Probabilitas Suku Bunga The Fed

Awalnya pasar sangat optimis dengan pemotongan suku bunga akan dimulai pada Maret 2024. Akan tetapi karena ada beberapa faktor, optimisme tersebut pun menyusut.

Salah satu faktor yang mengubah pandangan pasar adalah inflasi konsumen (CPI) AS tercatat mengalami kenaikan dari 3,1% year on year/yoy pada November menjadi 3,4% yoy pada Desember 2023. Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.

Kenaikan CPI AS terjadi karena adanya seasonality natal 2023 dan tahun baru 2024. Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah yang turut menaikkan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi menaikkan inflasi Negeri Paman Sam pada akhir 2023.

Angka inflasi terbaru AS kemungkinan akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) lebih berhati-hati dalam menyatakan kemenangan dalam perjuangan melawan inflasi, karena hingga saat ini inflasi AS masih belum mendekati target yang ditetapkan di 2%.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular