Newsletter

Investor RI Tak Bisa Tidur Nyenyak Karena Amerika

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
07 January 2025 06:00
Foto Kombinasi Bendera AS - Bendera Indonesia. (Pexels)
Foto: Foto Kombinasi Bendera AS - Bendera Indonesia. (Pexels)
  • Pasar keuangan RI kemarin ditutup loyo, IHSG ambles lebih dari 1%, rupiah melemah tipis, dan obligasi dijual investor. 
  • Wall Street atau bursa saham AS kembali ditutup bergairah terdorong saham teknologi yang masih moncer, terutama dari produsen chip. 
  • Pasar hari ini akan banyak dipengaruhi sentimen global, terutama dari AS yang akan merilis data terkait pasar tenaga kerja. 

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI pada perdagangan kemarin Senin (6/1/2025) ditutup loyo. Tampaknya, investor antisipasi terkait banyak data genting yang akan rilis pekan ini.

Sentimen selengkapnya terkait proyeksi pergerakan pasar keuangan hari ini, Selasa (7/1/2025), silahkan bisa dibaca pada halaman tiga artikel ini.

Membahas soal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada kemarin Senin ditutup ambles ambles 1,17% ke posisi 7.080,47. IHSG terkoreksi ke level psikologis 7.000, setelah dua hari beruntun bertahan di level psikologis 7.100.

Nilai transaksi indeks mencapai sekitar Rp 8 triliun dengan melibatkan 22 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 221 saham naik, 388 saham turun, dan 190 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 1,65%. Selain itu, sektor keuangan juga menjadi salah satu penekan IHSG yakni sebesar 1,13%.

Sementara dari sisi saham, emiten perbankan raksasa mendominasi penekan IHSG, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 13,4 indeks poin, kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11,5 indeks poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 5,8 indeks poin.

Selain itu, adapula emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang menjadi penekan terbesar IHSG yakni mencapai 13,8 indeks poin dan emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebesar 9,2 indeks poin.

IHSG ambles di tengah wait and see pelaku pasar menanti sentimen dari global, terutama terkait dengan sejumlah data payrol dan tenaga kerja AS yang akan menunjang pertimbangan pejabat the Fed dalam memutuskan kebijakan moneternya bulan ini.

Ketidakpastian ini ikut membebani nilai tukar rupiah. Dilansir dari Refinitiv, mata uang Garuda pada kemarin melemah tipis 0,03% ke angka Rp16.190/US$.

Treasury and Global Market Head Sales Bank Mega Donny Lukito menyebutkan sentimen eksternal terkait data ekonomi AS, arah kebijakan suku bunga The Fed hingga Pilpres AS menjadi isu yang kuat mempengaruhi pasar termasuk pergerakan rupiah sepanjang 2024.

Sementara pada tahun 2025, ketidakpastian di AS masih akan memengaruhi rupiah mengingat pasar masih menanti kepastian arah kebijakan tarif impor hingga keimigrasian AS era Presiden Donald Trump yang akan dilantik 20 Januari 2025.

Beralih ke pasar obligasi, yield obligasi acuan bertenor 10 tahun masih betah di atas 7%. Secara harian naik, pada perdagangan kemarin ditutup naik sekitar 2 basis poin (bps) ke 7,06%.

Kenaikan pada yield obligasi berbanding terbalik dengan harga yang artinya sedang mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa minat investor masih loyo terhadap obligasi, lantaran banyak yang jual.

Indeks acuan pasar saham AS atau Wall Street mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Senin malam sampai Selasa dini hari tadi (6-7 Januari 2025). 

S&P 500 (SPX( naik 32,96 poin, atau 0,56%, ditutup pada level 5.975,98 dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 243,30 poin, atau 1,24%, menjadi 19.864,98. Sementara, Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 22,40 poin, atau 0,05%, ke posisi 42.709,73.

Penguatan bursa AS dipengaruhi oleh kenaikan saham produsen chip dan sentimen pasar yang positif karena investor menunggu laporan utama non farm-payrolls bulan Desember akhir pekan ini.

Saham chip menunjukkan kinerja yang kuat, terutama setelah Foxconn, mitra server Nvidia, melaporkan rekor pendapatan dan perkiraan penjualan yang optimis.

Saham Nvidia naik 3,5%, menempatkan sahamnya di jalur untuk mencapai rekor penutupan, sementara Micron Technology melonjak lebih dari 10%. Broadcom juga naik 0,6%, ikut berkontribusi terhadap kekuatan sektor ini.

Adapun, rencana tarif Trump, Presiden Terpilih AS diproyeksi akan lebih sempit dari yang diharapkan, berpotensi meredakan ketegangan perdagangan global.

Sementara itu, dari berita emiten, Disney mengumumkan akan menggabungkan bisnis Hulu + Live TV dengan FuboTV, dan mengirimkan saham Fubo meroket lebih dari 230%.

Perdagangan pasar keuangan RI pada Selasa hari ini (7/1/2024) akan banyak dipengaruhi oleh penantian rilis data dari negeri Paman Sam, terutama terkait pasar tenaga kerja.

Sementara dari dalam negeri tidak ada banyak data yang rilis, tetapi pasar tampaknya bisa merespon beberapa data yang diumumkan pada konferensi pers APBN Kita kemarin.

Berikut rinciannya :

1. Neraca Dagang AS

Data neraca dagang akan menjadi data pertama yang dinanti dari AS pada hari ini sekitar pukul 20.30 WIB.

Melansir proyeksi pasar dari laman Tradingeconomic, neraca dagang AS untuk periode November 2024 akan mengalami defisit yang makin lebar menjadi US$ 78 miliar.

Sebelumnya, pada Oktober 2024, defisit neraca dagang AS sempat menyempit jadi US$ 73,8 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya US$ 83,8 miliar.

Waktu itu, defisit neraca dagang berhasil menyempit karena ekspor turun 1,6% menjadi $265,7 miliar lantaran lebih rendahnya penjualan perlengkapan dan bahan industri, konsumen barang, mobil penumpang, truk, bus, dan aksesoris komputer.

Di sisi lain, ekspor meningkat untuk perjalanan, transportasi, biaya penggunaan kekayaan intelektual, telekomunikasi, komputer, dan lain-lain. dan jasa informasi, serta jasa pemeliharaan dan perbaikan.

Sementara itu, impor mengalami kontraksi sebesar 4% menjadi $339,6 miliar, dengan penurunan pembelian komputer, semikonduktor, kendaraan otomotif, suku cadang dan mesin, minyak mentah, dan sediaan farmasi defisit menyempit dengan Tiongkok (U$-25,5 miliar vs U$-26,9 miliar), Meksiko (U$-15,4 miliar vs U$-16 miliar), Kanada (U$-4,4 miliar vs U$-5,8 miliar) dan Uni Eropa (U$-17,1 miliar vs U$-23,8 miliar).

2. ISM Service PMI AS

Berikutnya pada hari ini pukul 22.00 WIB, akan ada rilis data PMI terkait Jasa di AS periode Desember 2024 oleh ISM.

Menurut laman Forexlive, para analis memperkirakan ISM Jasa akan naik menjadi 53,5 pada Desember, dibandingkan pada November sebesar 52,1.

Sebagai dasar perbandingan, menurut data PMI awal S&P Global untuk bulan tersebut menunjukkan aktivitas bisnis Jasa naik ke level tertinggi dalam 38 bulan pada bulan Desember, menjadi 58,5 dari 56,1, dengan pesanan baru meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Maret 2022.

Data gabungan PMI menunjukkan bahwa pertumbuhan terutama didorong oleh sektor jasa pada bulan Desember lemah, dengan kenaikan harga pada tingkat paling lambat sejak Juni 2020; sementara biaya bahan baku di sektor manufaktur melonjak, perlambatan di sektor jasa membantu mengurangi tekanan inflasi secara keseluruhan, kata S&P kenaikannya tidak terlalu besar, mencerminkan keputusan kepegawaian yang berhati-hati yang bertujuan untuk mengendalikan biaya. 

3. JOLTs Job Openings dan Job Quit AS

Terakhir, sekitar waktu yang sama dengan rilis PMI Service, pasar akan menantikan rilis data Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) yang meliputi pembukaan pekerjaan baru (Job Opening) dan laporan pemutusan hubungan kerja secara sukarela (Job Quit) November

Mengutip dari CNBC, menurut proyeksi Dow Jones, ekonom memperkirakan 7,7 juta tambahan lowongan pekerjaan di bulan November.

Sementara itu, menurut sumber yang sama, untuk laporan Perubahan Ketenagakerjaan ADP untuk bulan Desember akan dirilis pada hari Rabu, yang merupakan ukuran perubahan jumlah orang yang bekerja di sektor swasta di AS. Diperkirakan akan menunjukkan bahwa 130.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Desember.

Sementara itu, menurut laman Tradingeconomics, untuk jumlah job quits pada November diperkirakan turun 3,31 juta dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat naik ke posisi lima bulan tertinggi sebanyak 3,32 juta.

4. Hasil Konferensi Pers APBN Kita

Beralih ke dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan beberapa hal dalam konferensi pers APBN Kita di Gedung Djuanda, Kemenkeu pada Senin kemarin (6/1/2025), meliputi asumsi dasar makro dan tutup buku APBN 2024.

Tercatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 defisit sebesar 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Adapun, seluruh asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2024 meleset dari target.

Pertama, dari inflasi yang diasumsikan mencapai 2,8% yoy, namun realisasi akhir tahun, IHK hanya tumbuh 1,57% yoy.

Kedua, nilai tukar rupiah diasumsikan Rp 15.000/US$, tetapi yang terjadi nilai tukar rupiah hingga penghujung tahun lalu masih betah di atas Rp16.000/US$.

Terakhir, dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan bisa mencapai 5,2% yoy, tampaknya tidak akan mencapai target, tetapi Sri Mulyani mengatakan akan mencapai sesuai outlook di kisaran 5%.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal I capai 5,11%, kuartal II 5,05%, kuartal III 4,95%, dan kuartal IV masih belum keluar, kita estimasi keseluruhan tahun diperkirakan di 5%," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Pidato Anggota The Fed, Thomas Barkin

  • Neraca Dagang AS

  • Update lowongan kerja (JOLTs Job Openings) AS

  • Update pemberhentian kerja (JOLTs Job Quit) AS

  • ISM Service AS

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Ex date dividen TOWR

  • Ex date right issue CCSI

  • Distribusi saham IPO KSIX, YOII, dan RATU

  • Hari terakhir penawaran umum saham IPO HGII dan BBRC

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular