- IHSG masih akan bergerak dalam tren sideways di rentang 7.200 sebagai support hingga 7.270 sebagai resisten
- Musim rilis laporan kinerja keuangan perusahaan pada tahun buku 2023 akan dimulai. Ini akan menjadi pertimbangan investor melihat kinerja perusahaan dan ekspektasi dividen.
- Fokus investor juga tertuju pada rilis data ekonomi AS yang diperkirakan melambat sehingga meningkatkan harapan penurunan suku bunga The Fed.
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia lesu pada perdagangan kemarin, Rabu (23/1/2024) di tengah rilis realisasi investasi di Indonesia.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah, setelah dua hari berakhir di posisi hijau. IHSG berakhir terkoreksi 0,39% atau 28,40 poin menuju posisi 7.227,82 pada perdagangan kemarin, Rabu (23/1/2024).
Perkiraan laju IHSG hari ini beserta sentimen penting yang dapat mempengaruhi pergerakan bisa anda baca di halaman ketiga.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sepanjang hari ini terbilang ramai, mencapai Rp15,27 triliun dengan melibatkan 18,30 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,19 juta kali. Capaian hari ini terbilang langka karena biasanya nilai transaksi kurang dari Rp10 triliun.
Dari 11 sektor, mayoritas ditutup merah dan hanya tiga sektor saja yang berakhir di zona hijau diantaranya sektor kesehatan menguat 1,66%, sektor properti naik 0,47%, dan sektor industrial naik tipis 0,13%.
Delapan sektor lainnya terkoreksi, diantaranya sektor utilities ambles 3,15%, sektor basic materials anjlok nyaris 1%, sektor energy susut 0,83%, sektor financials turun 0,42%, sektor consumer cyclicals koreksi 0,32%, dan sektor technologi terdepresiasi 0,02%, serta sektor consumer non cyclicals turun tipis 0,02%.
Sementara itu mata uang garuda mengekor gerak IHSG yang berakhir di zona merah.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah di angka Rp15.705/US$ atau turun sebesar 0,51%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan tipis yang terjadi kemarin (23/1/2024) sebesar 0,03%.
Pelemahan IHSG dan rupiah di hari yang sama dengan rilis data investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) oleh BKPM.
BKPM mencatat realisasi investasi di Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai Rp365,8 triliun. Angka ini naik 16,2% secara tahunan (year on year/yoy).
Akan tetapi secara kuartalan, FDI Indonesia terjadi penurunan dari Rp374 triliun menjadi Rp366 triliun. Hal ini untuk pertama kalinya kuartal IV tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal III setidaknya sejak 2015.
Alhasil, pengumuman ini sedikit memberikan tekanan bagi rupiah dan pasar saham mengingat investor asing tidak cukup konsisten masuk ke Indonesia melalui FDI.
Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau Fed mundur.
Semula pasar memiliki ekspektasi bahwa FFR atau Fund Fed Rate akan turun mulai Maret 2024.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pasar melihat kondisi yang ada saat ini menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga tampak dimulai pada Mei atau Juni 2024.
Penyesuaian ekspektasi pasar terjadi karena melihat inflasi konsumen (CPI) AS yang meningkat dan data tenaga kerja yang ketat.
CPI Paman Sam tercatat mengalami kenaikan dari 3,1% year on year/yoy pada November menjadi 3,4% yoy pada Desember 2023.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.
Sementara data pekerjaan di luar pertanian atau Non-Farm Payroll (NFP) pun tercatat naik ke 216.000 pada Desember 2023. Nilai tersebut diluar perkiraan yang proyeksi turun ke 170.000, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 173.000 pekerjaan.
Indeks utama Wall Street naik pada perdagangan Rabu (24/1/2024). Sementara itu Netflix melaporkan jumlah pelanggannya mencapai rekor baru pada kuartal keempat 2023.
Indeks acuan S&P 500 menambah kenaikan sebesar 0,08% menjadi 4.868,55, meraih rekor penutupan baru sepanjang masa. Nasdaq Composite naik 0,36% menjadi 15.481,92, dibantu oleh reli teknologi. Ini menandai kemenangan hari kelima berturut-turut bagi keduanya. Dow Jones Industrial Average tergelincir 99,06 poin, atau 0,26%, menjadi 37.806,39.
Saham Netflix melejit 13% setelah layanan video streamer tersebut mengungkapkan jumlah total pelanggannya mencapai angka tertinggi sepanjang masa yakni sebesar 260,8 juta. Pendapatan Netflix pun melampaui perkiraan analis dan target pendapatan perusahaan pada kuartal empat 2023.
Laporan pendapatan "adalah penarik yang cukup baik," kata Charlie Ripley, ahli strategi senior di Allianz Investment Management.
Secara lebih luas, "orang-orang berpikir bahwa segala sesuatunya cukup seimbang, atau bahkan mungkin menghadapi risiko-risiko negatif yang lebih besar, karena pertumbuhan ekonomi atau aktivitas perekonomian terus menurun. Namun apa yang kami lihat adalah keadaan menjadi lebih tangguh."
Di sisi lain, saham Microsof tnaik lebih dari 1%, mengirimkan nilai pasarnya di atas level US$3 triliun untuk pertama kalinya. Stok perangkat lunak bergabung Apple sebagai satu-satunya dua perusahaan dengan total kapitalisasi pasar di atas ukuran tersebut.
Kedua kenaikan tersebut menambah kinerja kuat perusahaan teknologi mega-cap pada tahun 2024, yang telah mendorong S&P 500 ke rekor tertinggi dan mengonfirmasi pasar bullish baru.
Laporan pendapatan akan tetap menjadi fokus para investor Tesla, Dari lebih dari 16% perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan keuangan triwulanan sejauh ini pada musim pendapatan, lebih dari 71% telah melampaui ekspektasi Wall Street, menurut FactSet.
Di sisi ekonomi, para pedagang akan menantikan data produk domestik bruto kuartal keempat dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang diperkirakan akan dirilis pada minggu ini.
Gerak IHSG dan rupiah pada hari ini akan digerakkan oleh berbagai sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. IHSG pada hari ini berpotensi bergerak di rentang 7.200 sebagai support hingga 7.270 sebagai resisten.
Sementara rupiah akan menguji support di Rp15.730 per dolar AS. Jika breakdown rupiah akan berjalan turun menuju Rp16.000 per dolar AS. Namun jika berbalik arah, Rp15.600 per dolar AS akan menjadi target penguatan.
Dari dalam negeri rilis data investasi asing ke Indonesia masih menjadi penggerak pasar keuangan rupiah.
Terutama karena adanya perlambatan aliran dana masuk pada kuartal empat 2023. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat penanaman modal asing atau PMA tumbuh 13,7% menjadi Rp 744 triliun.
Kinerja investasi ini cukup baik di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian akibat perang dan fragmentasi global. Namun, pertumbuhan investasi asing pada akhir 2022 tercatat lebih tinggi, yakni 44,2% menjadi Rp 654,4 triliun.
Menurut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ada dua faktor penyebab perlambatan pertumbuhan investasi asing ke Indonesia pada kuartal terakhir 2023.
Pertama, karena adanya efek baseline. Pada 2021, investasi langsung mencapai Rp 900 triliun. Kemudian, investasi langsung lalu naik signifikan menjadi Rp 1. 200 triliun pada 2022. Kenaikan signifikan ini ikut mendorong pertumbuhan investasi asing. Faktor lainnya, adalah efek tahun politik yang membuat investasi asing menurun atau dalam posisi wait and see.
Secara keseluruhan, realisasi investasi di Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai Rp365,8 triliun. Angka ini naik 16,2% secara tahunan (year on year/yoy).
Jika dilihat secara terpisah antara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada kuartal IV/2023 secara porsi nyaris setara akan tetapi PMA masih mendominasi tipis sebesar 54% atau setara Rp184,4 triliun, nilai tersebut tumbuh 5,3% yoy.
Sementara dari segi pertumbuhan, PMDN berhasil tumbuh paling ekspansif hingga 29,9% yoy menjadi Rp181,4 triliun, sehingga porsinya dari total realisasi investasi mencapai 49,6%.
Selain itu, pasar saham Indonesia akan memulai musim pengumuman kinerja satu tahun penuh atau full year 2023.
Pada hari ini akan ada pengumuman kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Pastinya investor akan menanti pengumuman. Berdasarkan konsensus, kinerja BBCA diperkirakan akan bertumbuh pada kuartal empat 2023.
Pada laporan terakhir yakni periode Januari hingga September 2023, BBCA mencatatkan laba bersih perusahaan dan entitas anak mencapai Rp 36,4 triliun. Catatan laba tersebut naik 25,8% dibandingkan dengan capaian dalam sembilan bulan pertama tahun sebelumnya.
Dari sisi top line, pendapatan bunga bersih naik 21,3% secara tahunan menjadi Rp 55,9 triliun dengan pendapatan selain bunga tumbuh 9,7% menjadi Rp 18,3 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi volume kredit, perbaikan kualitas pinjaman, imbal hasil yang lebih tinggi, serta kenaikan pendapatan fee dan komisi selaras dengan peningkatan jumlah transaksi.
BBCA juga mencatat, kenaikan kinerja ini ikut ditopang oleh kredit yang tumbuh semakin baik di seluruh sektor.
Selain itu dana pihak ketiga (DPK) juga tercatat naik 6,2%, dengan kredit macet tercatat turun. Selanjutnya perbaikan kinerja BBCA juga ikut terlihat dari meningkatnya dana murah (CASA) dan kredit macet (NPL) yang turun.
Sementara itu, investor akan mencermati rilis data ekonomi dari luar negeri yang dapat memengaruhi gerak pasar keuangan tanah air.
Pertama, bank sentral Eropa atau ECB akan mengumumkan kebijakan suku bunganya. Berdasarkan konsensus Trading Economics, suku bunga bank Eropa akan tetap bertahan pada 4,5%. Ini akan jadi kali ketiga ECB mempertahankan suku bunga.
Bergeser ke Amerika Serikat, akan ada rilis pembacaan awal pertumbuhan ekonomi dan data tenaga kerja yang dicermati oleh investor terkait kebijakan suku bunga
Berdasarkan konsensus Trading Economics, pembacaan awal pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal empat 2023 adalah tumbuh 2% quarter-on-quarter (qoq).
Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yakni 4,9% qoq. Pertumbuhan ini masih merupakan pertumbuhan terkuat sejak Triwulan ke-4 tahun 2021.
Selain itu, akan rilis data pembelian barang manufaktur tahan lama periode Desember 2023. Pada periode tersebut diperkirakan ada perlambatan yakni hanya tumbuh 1% dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,4%.
Pertumbuhan pada November 2023 merupakan kenaikan terbesar dalam pesanan barang tahan lama sejak Juli 2020.
Berikutnya ada rilis data tenaga kerja yakni klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 20 Januari 2024.
Menurut Trading Economics, klaim pengangguran awal akan mengalami kenaikan menjadi 200.000 dari pekan sebelumnya 187.000.
Pertumbuhan ekonomi yang lemah, perlambatan pertumbuhan pembelian barang tahan lama, dan klaim pengangguran yang meningkat bisa diartikan baik bagi investor saat dikaitkan dengan kebijakan moneter.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Paman Sam mulai melambat sehingga menjadi momentum yang tepat untuk menurunkan suku bunga.
Berdasarkan perangkat Fedwatch, pasar melihat kemungkinan FFR akan dipangkas pada Mei 2024 dan akan turun sebesar 150 basis poin ke target 3,75% - 4,00% pada akhir 2024. Sebagai informasi saat ini target FFr adalah 5,25%-5,5%.
 Foto: FEDWatch Probabilitas Suku Bunga The Fed |
Awalnya pasar sangat optimis dengan pemotongan suku bunga akan dimulai pada Maret 2024. Akan tetapi karena ada beberapa faktor, optimisme tersebut pun menyusut.
Salah satu faktor yang mengubah pandangan pasar adalah inflasi konsumen (CPI) AS tercatat mengalami kenaikan dari 3,1% year on year/yoy pada November menjadi 3,4% yoy pada Desember 2023. Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Negeri Paman Sam pada Desember 2023 juga naik menjadi 0,3%, dari sebelumnya sebesar 0,1% pada November 2023.
Kenaikan CPI AS terjadi karena adanya seasonality natal 2023 dan tahun baru 2024. Selain itu, memanasnya konflik di Timur Tengah yang turut menaikkan harga minyak mentah dunia juga berkontribusi menaikkan inflasi Negeri Paman Sam pada akhir 2023.
Angka inflasi terbaru AS kemungkinan akan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) lebih berhati-hati dalam menyatakan kemenangan dalam perjuangan melawan inflasi, karena hingga saat ini inflasi AS masih belum mendekati target yang ditetapkan di 2%.
Kamis, 25 Januari 2024
Agenda Ekonomi :
Pengumuman Suku Bunga Eropa
Pembacaan Awal Pertumbuhan Ekonomi Amerika Serikat Kuartal-IV 2024
Pembelian Barang Manufaktur Tahan Lama AS
- Klaim Awal Pengangguran AS
Agenda Perusahaan :
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) CSMI
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KOKA
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) SDRA
Berikut data indikator ekonomi nasional :
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.