
Politik-Ekonomi Memanas! Ada Kabar Cuan Dagang-BI Rate-Debat Cawapres

Bursa saham AS pada pekan lalu, Jumat (12/1/2024) ditutup variatif lantaran sudah dimulai rilis laporan keuangan terutama untuk perbankan besar periode sepanjang 2023. Hal tersebut meredakan sentimen memanasnya inflasi negeri Paman Sam pada pekan lalu.
Berdasarkan data Refintiv secara harian, Dow Jones Industrial Average Index (DJI) ditutup turun 0,31% atau 118,04 poin menuju 37.592,98. Sementara dua indeks acuan lainnya berhasil menguat dimana Nasdaq naik 0,07% ke posisi 16.832,92 dan S&P menguat 0,08% menuju 4.783,83.
Dalam basis mingguan, Nasdaq naik paling kuat sebesar 3,23% kemudian diikuti S&P 500 dan Dow Jones Index (DJI), yang masing-masing menguat 1,84% dan 0,34%. Sebagai catatan, persentase kenaikan mingguan Nasdaq merupakan yang tertinggi sejak November 2023, sementara S&P merupakan yang terbesar sejak pertengahan Desember 2023.
Penguatan mingguan Wall Street disinyalir berkat sudah dimulainya musim rilis laporan keuangan untuk periode 12 bulan pada tahun lalu. Sejumlah bank besar juga sudah mengumumkan hasil kinerja keuangannya.
Sebut saja, untuk kinerja bank terbesar di AS, JP Morgan Chase & Co mencatat pendapatan naik jadi US$ 162,4 miliar hingga akhir tahun 2023, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 154,2 miliar. Laba bersih yang dicapai juga meningkat dari US$ 37,7 miliar menjadi US$ 49,6 miliar.
CEO JPMorgan Jamie Dimon mengatakan hasil setahun penuh JP Morgan Chase & Co mencapai rekor karena kinerja yang lebih baik dari yang diharapkan dalam hal pendapatan bunga bersih dan kualitas kredit.
Bank besar lain seperti Wells Fargo juga mencatat peningkatan profitabilitas secara tahunan. Menurut laporan perusahaan hingga akhir Desember 2023, pendapatan naik menjadi US$ 82,59 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 74,36 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih juga naik dari US$ 13,67 miliar menjadi US$ 19,14 miliar.
Lainnya, untuk kinerja Bank of America (BoA) pada periode yang sama juga mencatatkan kenaikan pendapatan dari US$ 95 miliar menjadi US$ 98,6 miliar. Akan tetapi, kenaikan topline tersebut tak sejalan dengan bottom line yang menyusut dari US$ 27,5 miliar menjadi US$ 26,5 miliar.
Walau begitu, rilis kinerja keuangan perbankan yang beragam setidaknya berhasil mengurangi sentimen memanas-nya inflasi AS untuk periode Desember 2023. Diketahui, pada Kamis pekan lalu, inflasi negeri Paman Sam tumbuh lebih panas sebesar 3,4% yoy, dibandingkan perkiraan pasar sebesar 3,2%.
Sementara, untuk inflasi inti AS periode Desember 2023, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif cenderung turun sedikit menjadi 3,9% (yoy), dari sebelumnya pada November 2023 sebesar 4%. Sayangnya, walau melandai angka CPI inti juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,8%
Namun, ada kabar baik dari data harga produsen inti AS atau Core Producer Price Index (PPI) per Desember 2023 yang tidak terduga malah tumbuh melandai 1,8% yoy, ini lebih baik dari perkiraan sebesar 1,9% yoy dan dari bulan sebelumnya yang tumbuh 2% yoy.
(tsn/tsn)