
Tiga Hari ARB, Saham BREN Bikin IHSG Merana!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dulunya jadi penopang, sekarang jadi beban. Ungkapan ini tampaknya cocok untuk saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang tiga hari kena Auto Reject Bawah (ARB) kemudian menyeret turun IHSG masuk level 6000.
BREN menjadi saham pertama yang berhasil menempati tahta tertinggi kapitalisasi pasar di bursa saham RI. Sayangnya, rekor tersebut malah mendapat sejarah baru dengan mencatatkan diri ke dalam pemantauan khusus, sehingga saham BREN harus rela diperdagangkan dengan sistem Full Call Auction (FCA).
Sejak masuk perdagangan FCA, saham BREN sudah ARB tiga hari beruntun, atau turun 30% dari nilai tertingginya. Hingga akhir Mei (31/5/2024), saham BREN bertengger di Rp8.225 per lembar dan sudah kehilangan market cap lebih dari Rp400 triliun.
Ratusan triliun menguap dari market cap membuatnya kembali lengser dari posisi teratas di bursa, dan kembali berada di posisi nomor dua setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sebagai catatan, hingga akhir Mei BBCA memiliki market cap Rp1.140 triliun, sementara BREN berada di bawah-nya senilai Rp1.100 triliun.
Anjloknya saham BREN berdampak besar ke IHSG. Dalam tiga hari ARB, kurang lebih sudah menyeret turun indeks hingga 100 poin. Saham emiten EBT ini sekarang jadi beban bursa selama masuk sistem perdagangan FCA.
IHSG kini bertengger di posisi 6.970,73, posisi ini menjadi yang terendah sejak akhir November 2023. Sepanjang Mei IHSG telah kehilangan 263,48 poin atau setara 3,62%.
Sebenarnya kenapa BREN masuk FCA?
Melihat secara historis, saham BREN sebelum diperdagangkan dengan sistem FCA, sempat kena suspensi terlebih dahulu yang bertujuan untuk mendinginkan harga saham.
Hal ini tidak heran terjadi karena kenaikan harga saham yang tidak wajar. Jika diukur sejak IPO di Rp780 per lembar, kemudian mencapai posisi tertinggi di atas Rp12.000 per lembar. Maka, saham BREN sudah melonjak lebih dari 1000%.
Hal tersebut akhirnya membuat saham harus rela di suspen. Pertama kali suspensi terjadi pada 3 Mei 2024 lalu dalam rangka cooling down. BEI menyebut ini sebagai langkah perlindungan bagi investor. Pada waktu itu, suspensi hanya bertahan satu hari saja.
Kemudian, suspensi kedua terjadi pada 27 - 28 Mei 2024 lalu. BREN di suspensi selama dua hari dengan alasan yang sama yaitu akibat harga saham yang melonjak drastis.
Akibat suspensi yang terjadi lebih dari sehari, BEI memasukkan BREN ke dalam saham pemantauan khusus. Oleh karena itu, saat ini perdagangannya dilakukan dengan sistem FCA di mana untuk ARA dan ARB dibatasi 10%.
Sampai kapan BREN masuk FCA?
Mengacu pada peraturan BEI terbaru lantaran BREN masuk papan pemantauan karena di suspensi lebih dari sehari, maka saham ini akan keluar dari sistem FCA ketika nanti sudah genap 30 hari lamanya.
Jika dihitung sejak 29 Mei 2024 atau sejak pertama kali diperdagangkan dengan FCA, maka sekitar akhir bulan Juli, saham BREN sudah bisa diperdagangkan dengan jam bursa normal.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)