4 Fakta Saham Prajogo Pangestu BREN: "Di Luar Nurul & Gak Habis Fikri"

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
30 May 2024 12:52
Dulu Sopir Angkot Lulusan SMP, Prajogo Kini Orang Terkaya RI
Foto: Infografis/ Dulu Sopir Angkot Lulusan SMP, Prajogo Kini Orang Terkaya RI/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) masuk jadi saham terbesar di bursa dengan waktu paling singkat dan diperdagangkan dengan sistem Full Call Auction (FCA).

Masuknya saham BREN di BEI sejak IPO memberi dampak yang luar biasa, berikut beberapa fenomena saham BREN yang sangat mempengaruhi IHSG :

1. Penyumbang Terbesar IHSG - Lengserkan BBCA Jadi Saham No. 1 di BEI

Pada sepanjang 2023 lalu, saham BREN menjadi penyumbang terbesar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). BREN menyumbagn sekitar 159 poin dari total kenaikan IHSG pada 2023 sebanyak 422 poin.

Hal ini terjadi karena harga saham BREN yang melonjak drastis, dari harga IPO di Rp780 per lembar menjadi i Rp7.475 per lembar pada akhir tahun.

Lonjakan drastis sekitar 858,4% membuat BREN mencetak kapitalisasi pasar lebih dari Rp1 kuadriliun. Untuk pertama kalinya, BREN sempat melengserkan BBCA sebagai pemegang tahta tertinggi kapitalisasi pasar di bursa pada 8 Desember 2023 lalu.

Meskipun hanya bertahan dalam beberapa jam, pada waktu itu harga saham BREN bertengger di Rp8.175 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp1.093,65 triliun. Ini setara dengan 9,68% dari total kapitalisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada waktu itu.

Kendati begitu, harga saham BREN kemudian bangkit lagi, sejak akhir April 2024 hingga kini, saham BREN masih dihargai di atas Rp8000 per lembar yang membuat posisinya belum tergantikan sebagai pemegang kapitalisasi pasar terbesar di BEI.

2. Saham Naik Drastis Sampai Valuasi Tidak Masuk Akal

Melihat harga saham BREN yang meroket berkali-kali lipat, ini juga membuat valuasi juga melambung. Hal ini pun menjadi bahan obrolan yang unik dari berbagai pelaku pasar, pasalnya valuasi seakan-akan sudah tak masuk akal dan bertolak belakang dengan harga pasar-nya.

Jika mengacu pada harga saham BREN hari ini, Kamis (30/5/2024) di Rp9.125 per lembar saham, ini setara dengan valuasi price to earning ratio (PER) di 668,17 kali. sementara menggunakan price to book value (PBV) dihargai 162,78 kali.

Nilai valuasi relatif berada di angka ratusan ini menunjukkan ekspektasi pelaku pasar yang sebenarnya terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai fundamentalnya.

Namun, memang perlu diakui bahwa di bursa saat ini tidak banyak pilihan untuk saham yang emitennya memiliki bisnis di energi baru terbarukan (EBT) dengan nilai kapitalisasi besar dan cukup likuid untuk diperdagangkan.

Akibat itu, banyak investor memilih masuk ke saham BREN, termasuk juga asing. Bahkan BREN dimasukkan ke dalam ETF Blackrock, dan masuk rebalancing ke indeks MSCI dan FTSE.

Animo pasar yang tinggi terhadap BREN ini menjadi booster terhadap tren harga yang meningkat. Akan tetapi, ini juga perlu diantisipasi jika suatu saat bisa terjadi "bubble" lantaran ekspektasi yang tinggi suatu saat pasti akan dinormalisasi oleh pasar.

3. BREN Kena Suspensi

Dengan peningkatan harga yang terbilang tidak wajar, BEI pun beberapa kali melakukan suspensi terhadap BREN.

Pertama kali suspensi terjadi pada 3 Mei 2024 lalu dalam rangka cooling down. BEI menyebut ini sebagai langkah perlindungan bagi investor. Pada waktu itu, suspensi hanya bertahan satu hari saja.

Kemudian, suspensi kedua terjadi pada 27 - 28 Mei 2024 lalu. BREN di suspensi selama dua hari dengan alasan yang sama yaitu akibat harga saham yang melonjak drastis.

4. Sejarah Baru : Saham Raksasa Masuk Full Call Auction

Akibat suspensi yang terjadi lebih dari sehari, BEI memasukkan BREN ke dalam saham pemantauan khusus. Oleh karena itu, saat ini perdagangannya dilakukan dengan sistem Full Call Auction (FCA), di mana untuk ARA dan ARB dibatasi 10%.

Ini menjadi yang pertama kali, suatu saham dengan kapitalisasi terbesar di bursa masuk ke dalam perdagangan FCA. 

Sejak dibuka kemarin, Rabu (29/5/2024) menggunakan sistem FCA, saham BREN dua hari beruntun anjlok menembus level Auto Reject Bawah (ARB).

Dari harga tertinggi di atas Rp12.175 per lembar saham hingga kini di harga Rp9.125 per lembar, BREN sudah kehilangan kapitalisasi pasar lebih dari Rp400 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation