Newsletter

Pekan Sibuk di Awal Tahun, Semoga Cuan Makin Besar Tahun Ini

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
02 January 2024 06:01
Apa itu Inflasi? Simak Pengertian, Penyebab & Dampaknya
Foto: Infografis/Apa itu Inflasi? Simak Pengertian, Penyebab & Dampaknya/Aristya rahadian

Para pelaku pasar bersiap menghadapi berbagai tantangan baru di pasar keuangan pada tahun 2024, yang dimana merupakan tahun politik. Dibalik tantangan tahun politik, terdapat pula peluang besar untuk mendapatkan cuan.

Pelaku pasar pun perlu mencermati sejumlah data dan agenda penting yang akan menghadap ke depan, termasuk sentimen pekan dan hari ini.  Terdapat beberapa sentimen baik dalam negeri dan luar negeri yang dapat membuat pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini menjadi lebih volatile.

PMI Manufaktur
Hari ini, Selasa (2/1/2024) S&P Global dan sejumlah lembaga akan mengumumkan data PMI Manufaktur untuk Desember 2023 untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia. Seperti diketahui, PMI Indonesia menguat ke level 51,7 pada November 2023, atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan pesanan baru yang akan datang untuk barang produksi Indonesia. Hal ini didukung oleh perbaikan kondisi permintaan dan ekspansi basis pelanggan.

Menarik disimak apakah laju manufaktur Indonesia akan meningkat pada akhir tahun lalu. PMI bisa mencerminkan laju permintaan domestik dan luar negeri yang pada akhirnya menggambarkan pergerakan pertumbuhan ekonomi.

Sementara dari luar negeri, datang dari negeri tirai bambu. China akan merilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Caixin China periode Desember 2023.

Diketahui, PMI Manufaktur Caixin China naik menjadi 50,7 pada November 2023 dari 49,5 pada bulan Oktober, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 49,8 dan menunjukkan angka tertinggi sejak Agustus. Baik tingkat output maupun pembelian kembali tumbuh, di tengah upaya terbaru dari Beijing untuk menghidupkan kembali perekonomian yang lesu. 

Sebelumnya, pada Sabtu, China sudah mengumumkan data PMI yang dikeluarkan oleh Badan Statistik China. Data tersebut menunjukkan jika PMI China kembali melemah ke 49 pada Desember 2023, dari 49,4 pada November. Pelemahan ini kembali membuat dunia khawatir karena China adalah motor utama penggerak ekonomi Asia dan dunia. 

Amerika Serikat (AS) akan merilis PMI Manufaktur periode Desember 2023.  Diketahui, PM Manufaktur AS tercatat sebesar 46,7% di bulan November, tidak berubah dari 46,7% yang tercatat pada bulan Oktober. Ini adalah bulan ke-13 berturut-turut dimana PMI berada di bawah 50, yang mengindikasikan adanya kontraksi di sektor manufaktur. Ini merupakan bentangan terpanjang sejak periode Agustus 2000 hingga Januari 2002.

Manufaktur AS tetap lemah pada bulan November, dengan lapangan kerja di pabrik semakin menurun seiring dengan melambatnya perekrutan pekerja dan meningkatnya PHK, semakin banyak bukti bahwa perekonomian kehilangan momentum setelah pertumbuhan yang kuat pada kuartal terakhir.

Aktivitas ekonomi melambat karena suku bunga yang lebih tinggi menghambat permintaan. Namun sebagian besar ekonom tidak memperkirakan resesi tahun depan dan percaya bahwa The Federal Reserve akan mampu merekayasa "soft landing" yang diharapkan.

Inflasi Indonesia Desember dan FY 2023
Hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Desember 2023 sekaligus sepanjang 2023. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Desember 2023 akan melonjak angka 0,5% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Naik drastis dibandingkan pada November yang tercatat 0,38%. Secara historis, inflasi Desember biasanya melonjak karena ada kenaikan permintaan selama Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Dalam lima tahun terakhir, inflasi (MtM) Desember menembus 0,53%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) akan menembus 2,72% pada Desember 2023. Inflasi ini lebih rendah dibandingkan pada November yang tercatat 2,86%. 

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan sedikit melandai menjadi 1,86% pada Desember (yoy) dibandingkan 1,87% pada November.

Inflasi yoy pada Desember 2023 juga mencerminkan inflasi sepanjang 2023. Inflasi 2023 diperkirakan akan melandai drastis dari 2022 yang menyentuh 5,51%.
Melandainya inflasi menjadi kabar baik mengingat daya beli masyarakat akan terbantu dan konsumsi bisa meningkat.

Konferensi Pers Realisasi APBN
Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengumumkan realisasi APBN sepanjang 2023, mulai dari penerimaan pajak, belanja, hingga pembiayaan. Sri Mulyani kemungkinan besar juga akan membeberkan sejumlah kebijakan untuk tahun ini dalam menjaga ekonomi sekaligus belanja pemerintah.
Menarik disimak bagaimana kinerja APBN sepanjang tahun ini, terutama besaran belanja sosial serta sebesar apa penurunan komoditas akan berdampak terhadap penerimaan negara pada 2023.

Sentimen lain pekan ini:

FOMC Minutes

Setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya di pertemuan terakhir 2023, The Fed kemudian akan menjelaskan lebih rinci alasan kembali ditahannya suku bunga acuannya pada Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes yang akan digelar pada Kamis dini hari waktu Indonesia mendatang (4/1/2024).

Risalah tersebut akan memberikan wawasan mengenai pertimbangan di balik pertemuan FOMC pada 12-13 Desember.

Pada konferensi pers setelah keputusan suku bunga, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan anggota komite telah mulai membahas penurunan suku bunga pada tahun 2024, sehingga risalah pertemuan terbaru kemungkinan akan memberikan lebih banyak wawasan mengenai diskusi tersebut dan potensi waktu pemotongan tersebut.

Data Tenaga Kerja AS

Ketika investor mulai mengantisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2024, mereka akan melihat kekuatan pasar tenaga kerja, yang sejauh ini membantu menjaga perekonomian tetap berjalan meskipun ada serangkaian kenaikan suku bunga yang dirancang untuk melemahkan kenaikan inflasi.

Berlanjutnya momentum tersebut pada tahun 2024 akan sangat bergantung pada kinerja pasar tenaga kerja, dimana para pengamat pasar akan mendapatkan serangkaian data ketenagakerjaan baru pada pekan ini.

Yang paling menonjol, laporan ketenagakerjaan yang akan dirilis pada Jumat mendatang (5/1/2024) akan menunjukkan apakah pengusaha dapat terus menambah lapangan kerja bagi perekonomian.

Sebelumnya, investor akan mendapatkan data lowongan pekerjaan pada Rabu pekan ini, bersama dengan klaim pengangguran awal dan data gaji sektor swasta pada Kamis. Klaim pengangguran awal dari minggu lalu telah mengisyaratkan bahwa kehilangan pekerjaan dapat meningkat.

Debat Ketiga Capres-Cawapres 2024

Pada pekan ini, tepatnya Minggu (7/01/2024), debat ketiga Pilpres 2024 akan digelar. Pada debat ketiga kali ini, giliran antar calon presiden (capres) yang saling berdebat seperti pada debat pertama.

Namun, kali ini tentunya tema debat ketiga berbeda dengan debat pertama, di mana pada debat ketiga, tema yang akan diulas yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Di saat debat tersebut, akan hadir pula 11 panelis yang merupakan ekonom dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Debat diharapkan bisa menunjukkan sikap politik masing-masing capres terhadap isu-isu internasional dan keamanan.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular