Newsletter

Pekan Sibuk di Awal Tahun, Semoga Cuan Makin Besar Tahun Ini

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
02 January 2024 06:01
Ilustrasi Wall Street. (AP/J. David Ake)
Foto: Warga menyaksikan atraksi drone saat Car Free Night (CFN) perayaan malam Tahun Baru 2024 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (31/12/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Tutup tahun, bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan Jumat (29/12/2023).

Dow Jones terkoreksi 0,05% di level 37.689,54, begitu juga dengan S&P 500 ambruk 0,28% di level 4.769,83, dan Nasdaq turun 0,56% di level 15.011,35.

Namun secara tahunan Wall Street mencatatkan kenaikan besar sepanjang tahun 2023 yang dapat memberikan dorongan bagi ekuitas tahun 2024.

S&P 500 mengakhiri tahun 2023 dengan mencatatkan kenaikan kenaikan tahunan lebih dari 24% sepanjang tahun. Indeks acuan tersebut juga mendekati rekor penutupan tertinggi pertamanya dalam waktu sekitar dua tahun.

Ahli strategi pasar yang melacak tren historis mengatakan bahwa kinerja tahunan saham yang kuat sering kali terbawa ke tahun berikutnya, sebuah fenomena yang mereka kaitkan dengan berbagai faktor termasuk momentum dan fundamental yang kuat.

Saham-saham meningkat pesat pada tahun 2023, dengan S&P 500 naik 11% pada kuartal keempat saja. Hal ini bisa menjadi kekuatan di tahun baru.

Data dari Penelitian LPL Research sejak tahun 1950 menunjukkan bahwa tahun-tahun setelah kenaikan 20% atau lebih, S&P 500 naik rata-rata 10%. Bandingkan dengan rata-rata pengembalian tahunan sebesar 9,3%. Tahun-tahun tersebut juga lebih sering memberikan hasil yang positif, dengan pasar yang mengakhiri tahun tersebut meningkat sebesar 80%, dibandingkan dengan 73% secara keseluruhan.

LPL Research memiliki kisaran target akhir 2024 untuk S&P 500 sebesar 4.850 hingga 4.950, namun perusahaan tersebut melihat potensi kenaikan di atas 5.000 jika suku bunga yang lebih rendah mendukung penilaian yang lebih tinggi, perusahaan mencapai pertumbuhan pendapatan dua digit, dan perekonomian AS terhindar dari resesi. Indeks terakhir berada di angka 4.769,83.

Investor berharap soft landing ekonomi akan diuji lebih awal pada Jumat ini, dengan dirilisnya laporan ketenagakerjaan bulanan AS.

Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group, mencatat bahwa saham telah mengalami kenaikan yang kuat setelah rebound dari penurunan tajam. Sejak tahun 1950, terdapat enam kali S&P 500 rebound setidaknya 10% setelah jatuh 10% atau lebih pada tahun sebelumnya. Setiap kali pemantulan indeks berlanjut untuk tahun kedua, menghasilkan rata-rata 11,7%, berdasarkan data Detrick. S&P 500 anjlok lebih dari 19% pada tahun 2022.

Detrick mencatat data tersebut sebagai bagian dari komentar baru-baru ini tentang mengapa tahun 2024 "seharusnya menjadi tahun yang baik bagi para pembeli."

Mencapai rekor tertinggi bisa menjadi tanda bullish lainnya bagi saham. Sejak tahun 1928, terdapat 14 contoh kesenjangan setidaknya satu tahun antara nilai tertinggi sepanjang masa S&P 500, menurut Ed Clissold, kepala strategi AS di Ned Davis Research. Adapun, S&P 500 terus naik rata-rata 14% setahun setelah level tertinggi baru tercapai, naik 13 dari 14 kali lipat, menurut Clissold.

Ujian lebih lanjut terhadap kekuatan pasar akan segera tiba. Perusahaan-perusahaan AS mulai melaporkan hasil kuartal keempat dalam beberapa minggu ke depan dengan investor mengantisipasi tahun yang lebih kuat untuk pertumbuhan laba pada tahun 2024 setelah kenaikan kecil pada pendapatan tahun 2023 sebesar 3,1%, menurut perkiraan LSEG terbaru.

Investor juga menunggu risalah pertemuan The Fed tahun ini pada akhir Januari untuk mengetahui apakah para pengambil kebijakan akan mengambil sikap dovish yang mereka isyaratkan pada akhir Desember, dengan memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun 2024.

Memang benar, tanda-tanda perekonomian mulai goyah setelah kenaikan suku bunga The Fed sebesar 525 basis poin sejak tahun 2022 dapat menghambat momentum pergerakan saham. Dengan cara yang sama, percepatan inflasi pada tahun 2024 dapat menunda perkiraan penurunan suku bunga, sehingga membuat harapan pasar untuk mencapai tingkat penurunan suku bunga yang lebih rendah (soft-landing) tertahan.

Namun, data yang dilihat Stovall, kepala strategi investasi di CFRA menunjukkan tahun 2024 merupakan tahun yang solid, termasuk sejarah mengenai tahun-tahun pemilihan presiden. S&P 500 telah memperoleh keuntungan sebanyak 14 kali dalam setahun ketika seorang presiden mencalonkan diri kembali, terlepas dari siapa yang menang, dengan total keuntungan rata-rata sebesar 15,5%.

"Pada dasarnya, semua indikator yang saya lihat menunjukkan tahun yang positif," ujar Stovall.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular