Big Stories 2023

IHSG 2023 Tak Terbendung, Catat Rekor Baru Hingga Sentuh 7300

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
30 December 2023 10:05
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap perjalanan memiliki kisahnya masing-masing, begitu juga dengan pasar saham Indonesia sepanjang 2023.

Sebelumnya, semoga para investor mengakhiri 2023 dengan cuan...cuan...cuan... Kalaupun belum, semoga keuntungan berlimpah segera menghampiri.

Indeks Harga Saham Gabungan menutup 2023 dengan performa tahunan yang mentereng. Tercatat kinerja IHSG sepanjang 2023 menguat 6,16% di 7.272,797. Lebih tinggi dari pencapaian 2022 sebesar 4,09%.

Pasar saham memulai 2023 dengan berat. Baru empat hari perdagangan berjalan, Kamis (5/1/2023), IHSG sudah harus tumbang 2,34%. Penurunan tajam tersebut tercatat sebagai performa terparah sepanjang tahun.

Saat itu, investor dibuat pesimis oleh ramalan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) terkait ekonomi global 2023.

IMF memperkirakan sepertiga ekonomi dunia berada dalam jurang resesi. Lebih mengerikan IMF mengatakan bahwa negara yang di atas kertas tidak mengalami resesi, akan terasa seperti reses bagi ratusan juta orang.

Semakin ngeri karena China, salah satu ekonomi terbesar dunia, diperkirakan akan mengalami pertumbuhan ekonomi di bawah pertumbuhan global untuk pertama kalinya dalam 40 tahun. Ini karena angka kasus Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 yang kembali menyerang Negeri Bambu.

Asal tahu saja, China adalah mitra dagang utama bagi Indonesia. Sehingga jika ada pelemahan ekonomi, Indonesia akan terkena dampak negatif.

Dua sentimen tersebut memang menjadi 2 dari beberapa faktor yang memperberat laju IHSG. Mayoritas sentimen pemberat adalah berasal dari eksternal atau luar negeri.

Sementara kabar-kabar positif datang dari dalam negeri seperti pembagian dividen jumbo hingga rilis data ekonomi yang solid.

Adu kabar positif dan negatif ini membuat IHSG bergerak dalam kecenderungan bergerak menyamping selama 11 bulan, sebelum akhirnya breakout di penghujung November.

Penting dicatat bahwa IHSG sepanjang tahun berada di bayang-bayang sikap Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed.

Federal Reserve Board Chair Jerome Powell speaks during a news conference at the Federal Reserve in Washington, DC, on May 3, 2023. - The Fed has been on an aggressive campaign of interest-rate hikes since March last year, rapidly raising rates to help target high inflation, which remains above its long-term target of two percent. (Photo by SAUL LOEB / AFP)Foto: Ketua The Fed Jerome Powell. (AFP/SAUL LOEB)
Federal Reserve Board Chair Jerome Powell speaks during a news conference at the Federal Reserve in Washington, DC, on May 3, 2023. - The Fed has been on an aggressive campaign of interest-rate hikes since March last year, rapidly raising rates to help target high inflation, which remains above its long-term target of two percent. (Photo by SAUL LOEB / AFP)

The Fed membayangi IHSG karena keputusan menaikkan suku bunga dan mempertahankan pandangan hawkish. Sehingga pesimisme terjadi di pasar berisiko seperti saham.

Sampai pada akhirnya The Fed memutuskan menahan suku bunga dan kemudian ekspektasi pasar nahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.

Probabilitas Suku Bunga Teh FedFoto: FEDWatch
Probabilitas Suku Bunga Teh Fed

Perubahan pandangan The Fed pun menjadi booster bagi IHSG dan merubah tren dari sideways menjadi bullish.

November jadi bulan perubahan arah IHSG. Tercatat empat kali IHSG menguat di atas 1% dalam sehari, dan menjadi terbanyak di antara bulan lain.

Pertama pada 2 November 2023 IHSG menguat 1,64% dalam sehari. Kemudian 6 November 2023 menguat 1,33% dan 15 November 2023 naik 1,4%.

Penguatan pada 15 November 2023 memulai reli kenaikan selama empat hari beruntun sekaligus menjadikan IHSG breakout dari resisten di level 7.000 dan merubah arah menjadi tren naik.

Tren bullish IHSG semakin dipertegas dengan penguatan pada 23 November 2023 sebesar 1,41% dalam sehari.

 

Rekor dan Rapot IHSG 2023

Secara keseluruhan, IHSG menutup 2023 dengan rapor positif dan mencatatkan berbagai rekor di tengah tahun yang penuh gonjang ganjing ekonomi global.

Rekor pertama adalah sebanyak 79 emiten yang melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan nilai penggalangan dana sebesar Rp 54,14 triliun.

Capaian aksi korporasi tersebut memecahkan rekor dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebanyak 59 emiten dengan dana yang dihimpun Rp33,06 triliun. Bahkan, capaian IPO tersebut juga tercatat sebagai rekor tertinggi sepanjang masa, dari sebelumnya 66 IPO pada 1990.

Kemudian, ada rekor baru dari sisi nilai kapitalisasi pasar. Pada 28 Desember 2023, nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp11.762 triliun. Ini merupakan angka tertinggi sepanjang sejarah.

Ketiga, rekor volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah pada 31 Mei 2023 yaknu dengan 89 miliar lembar saham.

Pada sesi perdagangan terakhir, Jumat (29/12/2023) IHSG ditutup melemah 0,43% menjadi 7.272,797. Penurunan di hari terakhir perdagangan 2023, lebih dalam dibandingkan 2022 yakni turun 0,14% menjadi 6.850,619.

Kendati demikian, performa dalam setahun pada 2023 jauh lebih tinggi dibandingkan 2022. IHSG sepanjang 2023 menguat 6,16% dibandingkan pencapaian 2022 sebesar 4,09%, menurut statistik IDX.

PT Barito Renewables Energy Tbk atau BREN melesat 858,3% menjadi pemimpin pergerakan IHSG. BREN mampu mengungkit IHSG sebesar 259,38 indeks poin.

Sementara PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO menjadi pemberat laju IHSG pada 2023

Nilai kapitalisasi pasar IHSG sepanjang 2023 meningkat signifikan sebesar 22,86% year-on-year/yoy menjadi Rp11.708 triliun. Sementara pada 2022 nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp9.529,86 trilliun.

Saham PT Bank Central Asia atau BBCA memiliki nilai kapitalisasi pasar terbesar yakni Rp1.147 triliun. Kemudian diikuti saham BREN sebesar Rp1.000 triliun dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Persero) atau BBRI di posisi ketiga dengan nilai kapitalisasi pasar Rp859 triliun.

Namun nilai transaksi harian saham pada 2023 turun 26,92% yoy menjadi Rp10,75 triliun dibandingkan 2022 sebesar Rp14,71 triliun.

IPO 2023 Himpun Rp54 T: Rekor Baru dalam Sejarah Pasar Saham RI

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 79 emiten yang melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan nilai penggalangan dana sebesar Rp54,14 triliun.

Capaian aksi korporasi tersebut memecahkan rekor dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebanyak 59 emiten dengan dana yang dihimpun Rp33,06 triliun. Bahkan, capaian IPO tersebut juga tercatat sebagai rekor tertinggi sepanjang masa, dari sebelumnya 66 IPO pada 1990.

Meski BEI mencetak rekor baru dalam hal jumlah IPO terbanyak sepanjang masa, namun kinerja mayoritas sahamnya justru berbanding terbalik.

Dari 79 saham IPO 2023, hanya 28 saham yang mencatatkan kinerja positif, alias harga terakhirnya sudah berada di atas harga IPO atau jauh di atas harga IPO.

Sedangkan sisanya yakni 51 saham masih mencatatkan kinerja buruk dari harga IPO-nya hingga perdagangan kemarin.

Berikut kinerja saham IPO 2023.

Dari 28 saham IPO 2023 yang berkinerja baik, 11 diantaranya sudah melesat lebih dari 100% dari harga IPO-nya hingga penutupan perdagangan kemarin.

Adapun saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) menjadi saham IPO 2023 yang kinerjanya paling baik dari 11 saham, 28 saham lainnya, bahkan 79 saham IPO 2023.

Sebaliknya, terdapat sepuluh saham IPO 2023 kini sudah berada di bawah level psikologis Rp 50/saham dan sebelas saham bertahan di level psikologis Rp 50/saham.

Dari deretan saham-saham IPO tersebut, ada salah satu emiten yang statusnya masih UMKM.

Untuk emiten UMKM, umumnya dimasukkan ke dalam papan pencatatan untuk perusahaan dengan aset skala kecil dan menengah (UKM). Papan ini untuk mendorong lebih banyak UKM yang melakukan penawaran umum perdana sebagai bentuk penggalangan dana untuk ekspansi.

Adapun salah satunya yakni SOUL, di mana emiten ini termasuk salah satu perusahaan yang terbilang masih cukup kecil dari segi aset.

Selain itu, emiten yang masuk papan akselerasi juga cukup diwaspadai oleh para investor, terutama ketika harga sahamnya turun terus diiringi dengan penurunan kinerja. Batasan harga saham terendah di papan akselerasi bisa sampai Rp 1/saham.

Oleh karenanya, kesepuluh saham tersebut masih ada kemungkinan besar untuk menyentuh harga Rp 1/saham.

Saham Tambang Tebar Dividen Jumbo

Emiten batu bara mendapatkan berkah dari boom commodity 2022 yang membuat performa keuangannya mentereng. Investor pun kebagian euforia emiten batu bara lewat dividen jumbo yang dibagikan.

Berikut daftar saham emiten batu bara dengan sederet dividen jumbo yang dibagikan.

1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

ITMG memberikan dividen final kepada para pemegang saham senilai US$774 juta atau sekitar Rp11,6 triliun. Adapun rasio pembayaran dividen sebesar 65% dari laba bersih perseroan tahun buku 2022 sebesar US$1,2 miliar. Pembayaran dividen sudah dilakukan pada 18 April 2023.

Berdasarkan laporan kinerja keuangan ITMG, sepanjang tahun 2022 emiten sektor tambang ini mencatatkan peningkatan laba bersih yang signifikan. Tercatat laba bersih ITMG melonjak 152,3% di tahun 2022 menjadi US$1,2 miliar dibanding tahun 2021 sebesar US$475,6 juta.

2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

ADRO membagikan dividen senilai US$1 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun. Besaran dividen tersebut setara 40,1% dari perolehan laba bersih sepanjang tahun 2022 yang senilai US$ 2,5 miliar. Pembayaran dividen terdiri dari US$ 500 juta untuk dividen interim dan US$500 juta untuk dividen final.

Pembayaran dividen sudah dilakukan pada 6 Juni 2023. Adapun laba bersih ADRO sepanjang tahun 2022 sebesar US$2,5 miliar atau setara dengan Rp 38 triliun. Realisasi ini melesat 167,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$933,5 juta.

3. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA membagikan dividen Rp12,6 triliun atau Rp1.094 per saham. Emiten batu bara pelat merah ini mengalokasikan 100% dari laba bersih perseroan tahun buku 2022.

Pembagian dividen telah dilakukan pada 14 Juli 2023. PTBA membukukan perolehan laba bersih senilai Rp12,6 triliun sepanjang tahun 2022.

Laba bersih tersebut meningkat 58,9% dibanding periode yang sama pada 2021 yang senilai Rp7,9 triliun. Kenaikan didukung kenaikan pendapatan sebesar 45,7% dari sebelumnya Rp29,6 triliun menjadi Rp42,6 triliun.

4. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Emiten alat berat pertambangan ini telah membagikan dividen final sebesar Rp6.185 per saham atau senilai Rp22,5 triliun. Secara keseluruhan total dividen UNTR selama 2022 menjadi Rp7.003 per saham atau senilai Rp 25,5 triliun.

Jumlah tersebut termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp818 per saham atau seluruhnya berjumlah Rp3 triliun yang telah dibayarkan pada 24 Oktober 2022.

Adapun dividen tersebut telah dibayarkan kepada para pemegang saham pada 12 Mei 2023.

5. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

Pada 2023, BSSR diketahui akan membagikan dividen interim sebanyak dua kali. Adapun dividen interim pertama atau dividen interim I telah dibagikan pada September lalu.

Pada dividen interim I, BSSR membagikan sebesar US$ 60 juta atau setara Rp 915,6 miliar (kurs Rp 15.260 per dolar AS). Adapun dividen yang telah dibagikan saat itu mencapai 2,61 miliar lembar saham.

Dengan jumlah dividen dan pemegang saham tersebut, maka masing-masing pemegang saham mendapatkan dividen senilai US$ 0,022 per saham atau setara Rp 349,9 per saham.

Setelah pada September lalu BSSR membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 yang pertama, kemudian berikutnya, BSSR akan kembali membagikan dividen interim keduanya, kali ini untuk Tahun Buku 2023.

Pada dividen interim II, BSSR akan membagikan sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 309,78 miliar.

Selain emiten batu bara, tentunya ada beberapa emiten lainnya yang juga telah membagikan dividen jumbonya pada tahun ini. Bahkan, beberapa emiten lainnya akan membagikan dividennya di sisa tahun ini.

Berdasarkan Indeks High Dividend 20 yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas saham-saham yang membagikan dividen jumbo pada tahun ini yakni emiten batu bara dan perbankan.

Berikut daftar saham-saham dengan dividen jumbo di tahun 2023:

(ras/ras)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation