
Bursa Saham RI Lesu di Mei: Apa Iya Karena Efek Kebanyakan Libur?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Indonesia tampak lesu selama sebulan ini. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal Mei 2024 telah mengalami penurunan sebesar 0,75% hingga perdagangan Rabu (15/5/2024) dan berada di posisi 7.179,83.
Sementara sepanjang tahun 2024 atau secara year to date, IHSG telah tercatat penurunan sebesar 1,28%.
Penurunan IHSG tak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 sebesar 5,11% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy).
Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada kuartal I 2024 didukung oleh permintaan domestik yang lebih tinggi. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91% (yoy) seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama.
Namun sayangnya, banyaknya hari libur nasional hingga cuti bersama hingga Mei 2024, mendorong investor asing lari dari Bursa Saham Indonesia.
Tercatat penjualan asing di IHSG sepanjang tahun 2024 sebesar Rp407,7 triliun. Sementara dalam sebulan asing telah melakukan aksi jual sebesar Rp138,3 triliun dan sepekan tercatat Rp30,5 triliun.
Kaburnya asing dari pasar saham Indonesia, mendorong pelemahan IHSG.
Berikut 10 saham yang paling banyak dilepas asing dan pergerakannya dalam 20 hari terakhir.
Berbeda dengan pasar saham Wall Street Amerika Serikat (AS) minimnya hari libur nasional mendorong pasar saham AS lebih bergairah.
Pergerakan tiga indeks utama Wall Street bergerak positif. Sepanjang tahun 2024 hingga perdagangan Rabu (15/5/2024), Dow Jones tercatat naik 5,81% di level 39.908, S&P 500 melesat 11,92% di level 5.308,15, dan Nasdaq melonjak 13,39% di level 16.742,39.
Meskipun berdasarkan data ekonomi AS, bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS melambat menjadi 1,6% pada kuartal pertama 2024, jauh di bawah ekspektasi.
Pertumbuhan ekonomi AS jauh lebih lemah dari perkiraan pada awal tahun ini, dan harga-harga naik lebih cepat.
Biro Analisis Ekonomi departemen AS mencatat, produk domestik bruto, ukuran luas barang dan jasa yang diproduksi pada periode Januari hingga Maret, meningkat pada laju tahunan sebesar 1,6% bila disesuaikan dengan musim dan inflasi.
Belanja konsumen meningkat 2,5% pada periode tersebut, turun dari kenaikan 3,3% pada kuartal keempat 2023 dan di bawah perkiraan Wall Street sebesar 3%.
Investasi tetap dan belanja pemerintah di tingkat negara bagian dan lokal membantu menjaga PDB tetap positif pada kuartal ini, sementara penurunan investasi inventaris swasta dan peningkatan impor mengurangi hal tersebut. Ekspor bersih mengurangi 0,86 poin persentase dari tingkat pertumbuhan sementara belanja konsumen menyumbang 1,68 poin persentase.
Berbeda dengan data ekonomi Indonesia yang tercatat tumbuh, namun sayangnya belum dapat menarik daya mina tasing untuk kembali berinvestasi di pasar saham Indonesia.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)