
Harga Komoditas Ambruk Berjamaah, IHSG-Rupiah Tahan Banting?

Dari dalam negeri, pasar keuangan Indonesia akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen mulai dari laporan keuangan hingga harga komoditas.
Laporan Keuangan Perusahaan
Sejumlah perusahaan yang sudah merilis laporan keuangan mencatatkan kinerja yang cemerlang per akhir kuartal III-2023. Tiga bank raksasa Indonesia bahkan mampu mencetak laba di atas 10% dengan perolehan laba di atas Rp 35 triliun. Saham properti PT Bumi Serpong Damai bahkan mampu mencetak laba bersih hingga 92,6%.
Melonjaknya laba perusahaan ini menjadi kabar baik di tengah ambruknya pasar keuangan Indonesia.
Masih kuatnya kinerja perusahaan pada kuartal III menjadi cermin jika ekonomi Indonesia, terutama konsumsi masih tangguh.
Hari ini, dua bank besar lain akan memaparkan kinerja laporan keuangan kuartal III yakni PT Bank Negara Indonesia (BNI) serta Bank Syariah Indonesia.
Berikut beberapa kinerja perusahaan yang sudah merilis laporan keuangan hingga kuartal III-2023:
Awas! Harga Komoditas Jeblok
Harga komoditas kompak jatuh pada perdagangan Senin (30/10/2023). Harga minyak brent ditutup jeblok 2,84% ke US$ 87,91 per barel sementara harga minyak WTI ambruk 3,8% menjadi US$ 82,31 per barel.
Harga Crude Palm Oil (CPO) menyusut 1% ke MYR 3.737 per ton sementara harga emas juga terlempar dari level US$ 2.000 per troy ons. Harga batu bara memang masih menguat tipis 0,04% ke US$ 134,31 per ton tetapi harga batu bara kini bergerak di level terendahnya dalam tiga bulan terakhir atau sejak Juli 2023. Sebelumnya, harga batu bara lebih kerap bergerak di level US$ 150-160 per troy ons.
Ambruknya harga komoditas disebabkan oleh sikap wait and see investor menunggu rapat The Fed serta mulai meredanya ketegangan di Timur Tengah.
Israel memang masih membabi buta menyerang Gaza tapi eskalasinya jauh menurun dibandingkan pekan lalu.
Ambruknya harga komoditas bisa membebani IHSG dan rupiah mengingat banyaknya perusahaan Indonesia yang menggantungkan hidup dari komoditas. Harga komoditas yang melandai juga bisa menekan ekspor sehingag pasokan dolar berkurang.
Pelemahan harga minyak dan batu bara bisa menekan kinerja saham sejumlah perusahaan mulai dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Elnusa (ELSA), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bayan Resources (BYAN), PT Indika Energy (INDY), PT Adaro Energy Indonesia (ADRO), PT Bukit Asam (PTBA), PT Indo Tambangraya Megah (ITMG), PT Adaro Minerals Indonesia (ADMR) hingga Harum Energy (HRUM)
