
Harga Komoditas Ambruk Berjamaah, IHSG-Rupiah Tahan Banting?

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen baik dari dalam negeri ataupun luar negeri. Sentimen luar negeri akan datang dari pengumuman suku bunga Jepang, Wall Street, banyaknya laporan keuangan, kebijakan moneter Jepang, hingga rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
Kinerja cemerlang Wall Street pada perdagangan kemarin bisa menjadi sentimen positif bagi bursa saham Indonesia hari ini. Nilai tukar rupiah dan SBN juga diharapkan tetap berada di zona hijau pada perdagangan hari ini dengan mulai masuknya inflow.
Bank sentral Jepang ubah arah kebijakan?
Bank sentral Jepang (BoJ) akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini Selasa (31/10/2023). Keputusan BoJ sangat ditunggu pasar setelah yen Jepang ambruk dan imbal hasil surat utang Jepang melambung. BOJ hingga kini masih mempertahankan suku bunga acuan mereka yang kini ada di minus 0,1%. Suku bunga acuan sebesar itu sudah bertahan sejak 2016.
Sebagian pelaku pasar melihat ada kemungkinan jika BoJ akan segera mengakhiri suku bunga ultra rendahnya serta mengakhiri yield curve control (YCC) pada akhir 2024.
Perkembangan kebijakan moneter di Jepang akan berdampak besar ke pasar keuangan Indonesia karena banyaknya investor Jepang yang masuk ke Tanah Air, baik melalui obligasi ataupun investasi langsung.
Imbal hasil surat utang pemerintah Jepang menembus 0,9% pada perdagangan kemarin yang merupakan level tertinggi selama 11 tahun.
BoJ menggelar pertemuan delapan kali dalam setahun untuk menentukan suku bunga sekaligus memberikan update mengenai outlook ekonomi, seperti inflasi.
Berbeda dengan negara lain yang sudah mengerek suku bunga secara agresif, BoJ masih mempertahankan suku bunga ultra rendahnya di zona negatif 0,1% sejak 2016. Langkah tersebut diambil untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Jepang.
berbeda dengan negara lain, Jepang juga lebih kerap berjuang melawan deflasi dalam beberapa tahun terakhir.
Inflasi Jepang sudah menembus 3% (yoy) pada September 2023, jauh di atas yang ditargetkan BoJ yakni 2%. Namun, suku bunga belum dinaikkan karena pertumbuhan dinilai belum cukup kuat meskipun sudah mencapai 1,2% pada kuartal II-2023.
The Fed Memulai Rapat FOMC
Bank sentral AS The Fed akan mulai menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) ) hari ini hingga Rabu. Mererka akan mengumumkan kebijakan suku bunag pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar berekspektasi The Fed masih akan menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50% pada bulan ini. Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 98,4% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuan. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 99,9%.
Selain keputusan suku bunga, pelaku pasar juga menunggu pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell mengenai sinyal kebijakan ke depan. The Fed pada pertemuan September lalu mengisyaratkan masih akan mengerek suku bunga sekali lagi pada tahun ini meskipun kebijakan akan sangat ditentukan oleh data-data ekonomi.
Data terbaru menunjukkan ekonomi AS masih melaju kencang sehingga inflasi diproyeksi sulit melandai. Ekonomi AS masih tumbuh kencang 4,9% (year on year/yoy) pada kuartal III-2023, tertinggi sejak kuartal IV-2022 atau hampir dua tahun.
Data S&P Global Manufacturing PMI Flash menunjukkan aktivitas bisnis AS meningkat ke level ekspansif yakni 50 pada Oktober 2023, dari 49,8 pada September. S&P Global Service PMI Flash juga menunjukkan penguatan menjadi 50,9 pada Oktober, dari 50,1 pada September.
Inflasi AS masih stagnan di angka 3,7% (yoy) pada September 2023, jauh dari target The Fed yakni di kisaran 2%.
China Umumkan Aktivitas Manufaktur
Biro Statistik China (NBS) juga akan mengumumkan data PMI Manufaktur untuk Oktober. Data ini cukup penting oleh pelaku pasar untuk menentukan sebagaimana kondisi manufaktur China di tengah masih lesunya perekonomian China.
Aktivitas manufaktur China sudah berada di zona ekspansif pada September 2023 ke posisi 50,2 setelah terkontraksi selama lima bulan sebelumnya. Perkembangan manufaktur China menjadi penting karena itu menunjukkan gerak laju investasi dan produksi Tiongkok. China adalah pasar terbesar ekspor Indonesia dengan porsi 30% sehingga aktivitas manufaktur akan sangat berdampak kepada permintaan barang dari Indonesia.
(mae/mae)
