Newsletter

Perang Israel-Hamas: Durian Runtuh Atau Petaka Buat Pasar RI?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
10 October 2023 06:00
Ilustrasi Pasar Swalayan
Foto: Ilustrasi Pasar Swalayan (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada September 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, meski terkoreksi dibanding bulan sebelumnya.

Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2023 yang terjaga dalam zona optimis (>100) pada level 121,7. IKK September ini tetap berada pada zona optimis meskipun lebih rendah dibandingkan dengan 125,2 pada Agustus 2023.

"Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada September 2023 didorong oleh tetap optimisnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap ekonomi ke depan," tulis BI dalam laporan Survei Konsumen yang dirilis hari ini, Senin (9/10/2023).

Pada September 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran meskipun terjadi penurunan optimisme terutama pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta.

Secara triwulanan, BI juga melaporkan IKK triwulan III 2023 mengindikasikan optimisme konsumen tetap kuat dengan IKK sebesar 123,5, meski lebih rendah dibandingkan 127,2 pada triwulan II 2023.

"Penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya IKE maupun IEK, yaitu untuk komponen ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini pada IKE, serta seluruh komponen IEK," ungkap BI.

Adapun, sejalan dengan laporan IKK, BI mencatat Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2023 tercatat masing-masing sebesar 112,2 dan 131,3.

BI mengungkapkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau tetap kuat. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) September 2023 yang berada di posisi 131,3.

Meskipun tidak setinggi 135,0 pada Agustus 2023, tetapi IEK September 2023 tetap kuat. Hal ini didorong oleh tetap kuatnya semua komponen pembentuknya.

Ekspektasi penghasilan tercatat dalam zona optimis sebesar 135,2, relatif stabil pada bulan sebelumnya.

Meski BI meyakinkan data tersebut masih cukup kuat, persoalan ini disinyalir menjadi faktor ambruknya sektor konsumen non siklikal. Data menunjukkan sektor ini terkoreksi 1,14% atau menjadi yang terburuk kedua setelah kesehatan.

Saham Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Unilever Indonesia (UNVR), Mayora Indah (MYOR), Ultra Jaya (ULTJ) rontok berjamaah pada perdagangan kemarin. Menurunnya IKK diperkirakan akan berdampak pada kinerja fundamental saham produk konsumsi non siklikal, sehingga harga sahamnya ikut terkoreksi.

(mza/mza)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular