AS Beri Kabar Buruk, KTT ASEAN Sampaikan Banyak Kabar Baik
- IHSG menguat tetapi rupiah ambruk dan SBN masih dilepas investor
- Wall Street mengakhiri perdagangan di zona merah dengan pelemahan yang sangat tajam
- Data ekonomi AS dan China serta KTT ASEAN akan membayangi pergerakan IHSG, rupiah dan SBN hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan mencatatkan kinerja beragam pada Rabu (6/9/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tetapi rupiah ambruk. Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) masih dilepas investor.
Pasar keuangan diharapkan membaik pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi pasar keuangan pada hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.
IHSG ditutup di posisi 6.995,95 atau menguat 0,06% pada perdagangan kemarin Penguatan ini menjadi kabar baik setelah IHSG ditutup melemah pada Selasa (5/9/2023). Sebanyak 240 saham menguat, 278 saham melemah, dan 241 bergerak stagnan.
Total saham yang berpindahtangan mencapai 19,7 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,2 triliun pada perdagangan kemarin.
Investor asing mencatatkan net sell Rp 19,3 miliar pada perdagangan kemarin. Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan catatkan net buy sebesar Rp 150,18 miliar pada hari sebelumnya.
IHSG sempat menguat ke posisi 7.006,065 pada akhir perdagangan sesi I tetapi kemudian berbalik arah dan mengakhiri perdagangan di bawah level 7.000 meskipun tetap menguat.
IHSG berkali-kali gagal mencoba mengakhiri perdagangan di level 7.000 sepanjang tahun ini. Terakhir kali IHSG ditutup di level 7.000 terjadi pada akhir tahun lalu, 2 Desember 2022
Lima indeks sektoral menguat di mana penguatan tertinggi dicatat oleh sektor energi yakni 2,41%. Sektor lain yang menguat adalah barang baku, teknologi, infrastruktur, dan transportasi.
Sementara itu, sektor yang melemah adalah industri, non siklikal, siklikal, kesehatan, keuangan, dan properti.
Saham dengan penguatan tertinggi adalah PT Pelayaran Kurnia Laut Semesta Tbk (KLAS) yang terbang 24,21%. Di kelas LQ45, tiga saham energi menguasai yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang terbang 9,96%, PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang melambung 5,61%, serta PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang naik 4,74%.
Lonjakan sektor energi dan saham MEDC, ADRO, dan HRUM merupakan imbas dari melambungnya harga minyak mentah.
Harga minyak brent ditutup di posisi US$ 90,04 per barel kemarin, Selasa (5/9/2023). Harganya terbang 1,2%. Ini adalah kali pertama minyak brent menyentuh level US$ 90 per barel sejak 16 November 2022 atau hampir 10 bulan terakhir.
Harga minyak melonjak setelah Arab Saudi memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 1 juta barel per day (bpd) secara sukarela hingga akhir tahun ini. Pemangkasan tersebut akan mengurangi produksi minyak hingga 9 juta bpd pada Oktober, November, dan Desember.
Rusia juga akan memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 300.000 hingga Desember 2023. Kenaikan harga minyak ikut melambungkan harga batu bara sebagai energi pesaingnya.
Dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah kembali tersungkur di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah ditutup melemah 0,19% ke posisi Rp 15.290 per dolar. Posisi tersebut adalah yang terlemah sejak 25 Agustus 2023 atau delapan hari perdagangan terakhir.
Nilai tukar rupiah bahkan sempat terseret ke level Rp 15.300/US$1 di awal perdagangan.
Rupiah melemah imbas dari kenaikan harga minyak. Lonjakan harga minyak bisa kembali mengerek inflasi AS sehingga kebijakan suku bunga masih ketat ke depan.
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun kembali naik tajam ke 6,52%, dari 6,45% pada perdagangan hari sebelumnya.
Yield yang naik menandai harga SBN yang semakin murah karena investor melepas SBN, terutama investor asing.
(mae/mae)