Hari Ini RI Dibuat Panas Harga Minyak, Dialog ASEAN-China-AS
- IHSG, rupiah, dan SBN kompak mencatatkan kinerja negatif pada perdagangan kemarin
- Wall Street mengakhiri perdagangan di zona merah karena pelaku pasar mengkhawatirkan dampak lonjakan harga minyak
- Lonjakan harga minyak, perkembangan di China, serta KTT ASEAN akan menjadi perhatian besar investor hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ambruk berjamaah pada perdagangan kemarin, Selasa (5/9/2023). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah ambruk dan Surat Berharga Negara (SBN) dibuang investor.
Pasar keuangan diperkirakan masih akan bergerak bergejolak pada hari ini setelah harga minyak melonjak. Selengkapnya mengenai proyeksi pasar keuangan pada hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.
IHSG ditutup di posisi 6.991,71 pada perdagangan kemarin atau melemah 0,07%.
Pelemahan ini memutus tren positif IHSG pada dua hari sebelumnya. Sebanyak 236 saham menguat, 286 saham melemah, dan 232 bergerak stagnan.
Total saham yang berpindah tangan mencapai 22,9 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 8,6 triliun pada perdagangan kemarin.
Investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp 150,18 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 468,32 miliar. IHSG sempat menembus level psikologis 7.000 hingga penutupan sesi I, Senin (4/9/2023). Namun, laju IHSG akhirnya tertahan.
IHSG sempat menyentuh level 7.0000 di awal perdagangan kemarin tetapi akhirnya balik ke zona merah. Hal ini semakin memperpanjang tren negatif IHSG yang selalu gagal menutup perdagangan di level 7.000 dalam sepekan terakhir.
HSG setidaknya tiga kali mencoba menembus level 7.000, yakni pada 30 Agustus 2023 (level tertinggi harian di 7.008,49), 4 September (level tertinggi harian di 7.007,80) dan 5 September (7.014,48).
Hanya saja, IHSG belum pernah sukses berada di atas level krusial itu saat penutupan pasar.
Ada lima sektor yang melemah yakni non-siklikal, siklikal, keuangan teknologi, dan energi. Sektor yang menguat kemarin adalah infrastruktur, properti, bahan baku, transportasi, industri, dan kesehatan.
Dari pasar mata uang, rupiah ditutup melemah 0,16% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke posisi Rp15.260/US$ pada hari Selasa (5/9/2023). Posisi rupiah hari ini merupakan yang terlemah sejak 28 Agustus 2023.
Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun naik tajam ke 6,45% pada perdagangan kemarin, dari 6,38% pada perdagangan sebelumnya.
Yield yang naik menandai harga SBN yang semakin murah karena investor melepas SBN, terutama investor asing.
Sepinya investor ke SBN bisa terbaca pada lelang Surat Utang negara kemarin.
Total penawaran yang masuk hanya mencapai Rp 20,01 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan Rp 32,54 triliun pada lelang sebelumnya.
Pasar keuangan Indonesia bergerak di zona merah karena besarnya sentimen negatif dari eksternal. Salah satunya datang dari perkembangan di China.
Tiongkok hari ini melaporkan jika aktivitas jasa mereka turun ke 51,8 pada Agustus, terendah dalam delapan bulan. Aktivitas jasa menurun karena permintaan yang terus melandai.
Korea Selatan juga mengumumkan inflasi mereka naik 3,4% (year on year/yoy) pada Agustus 2023, melonjak dibandingkan 2,3% (yoy) pada Juli 2023.
Kabar negatif lain Australia di mana bank sentral mereka memutuskan untuk manahan suku bunga di level 4,1% selama tiga bulan beruntun.
(mae/mae)