
Hari Ini RI Dibuat Panas Harga Minyak, Dialog ASEAN-China-AS

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang bisa berdampak kepada pasar saham, rupiah, hingga SBN.
Sentimen utama datang dari kinerja Wall Street, lonjakan harga minyak, hingga perkembangan dari China, Jepang, dan Korea Selatan.
Wall Street berakhir di zona merah dengan pelemahan yang cukup dalam kemarin. Melemahnya bursa AS dikhawatirkan membawa sentimen negatif ke pasar global, termasuk Indonesia.
Lonjakan harga minyak mentah dunia juga dikhawatirkan akan menekan IHSG, rupiah, hingga SBN.
Lonjakan harga minyak bisa mengerek laju inflasi global, termasuk Indonesia dan AS. Kondisi ini bisa membuat The Fed mempertahankan kebijakan hawkishnya. Artinya, ada ancaman capital outflow di pasar keuangan Tanah Air.
Lonjakan harga minyak juga bisa membuat PT Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi untuk Oktober. Jika harga minyak terus melonjak ada ancaman juga harga BBM subsidi akan naik.
Kenaikan harga BBM tentu bisa menekan kembali inflasi Indonesia karena membuat Bank Indonesia (BI) tidak leluasa melonggarkan kebijakan.
Namun, di sisi lain, lonjakan harga minyak akan menjadi durian runtuh bagi emiten komoditas.
Harga minyak bisa mengerek saham emiten seperti PT Medco Energi Internasional MEDC), PT Indika calEnergy (INDY), PT Ellnusa (ELSA), PT AKR Corporindo (AKRA), dan PT Energi Mega Persada (ENRG).
Kenanikan harga minyak juga membawa batu bara terbang hingga menembus level US$ 166 per ton atau terbang 4%.
Kenaikan harga batu bara bisa melambungkan harga saham PT Adaro Energy (ADRO), PT Bayan Resources (BYAN), dan PT Indo Tambangraya Megah (ITMG).
Perkembangan dari Tiongkok juga diperkirakan akan membayangi IHSG hari ini. Tiongkok melaporkan jika aktivitas jasa mereka turun ke 51,8 pada Agustus, terendah dalam delapan bulan. Aktivitas jasa menurun karena permintaan yang terus melandai.
Korea Selatan juga mengumumkan inflasi mereka naik 3,4% (year on year/yoy) pada Agustus 2023, melonjak dibandingkan 2,3% (yoy) pada Juli 2023.
Kabar negatif lain Australia di mana bank sentral mereka memutuskan untuk Manahan suku bunga di level 4,1% selama tiga bulan beruntun.
Hari ini, Australia akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023. Ekonomi Australia tumbuh 2,3% (yoy) pada kuartal I-2023 dan diproyeksi melemah 1,3% (yoy) pada kuartal Ii-2023.
Amerika Serikat hari ini akan mengumumkan data ISM Services untuk Agustus serta data ekspor impor Agustus 2023.
AS adalah pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia setelah China. Namun, nilai ekspor anjlok 22% pada Januari-Juni 2023 menjadi US$ 11,41 miliar.
Jika data ekspor impor kembali memburuk maka itu akan menjadi kabar negatif bagi Indonesia yang menggantungkan sekitar 9,6% ekspornya ke AS.
AS juga merupakan motor pertumbuhan ekonomi dunia sehingga perkembangan ekspor impor Negara Paman Sam akan berdampak kepada ekonomi global.
