Newsletter

IHSG & Rupiah Terbang Asal Dibantu Inflasi RI-Pengangguran AS

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 August 2023 06:07
Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di samping layar elektronik yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pekan ini, pasar keuangan Indonesia akan digerakkan oleh beberapa sentimen penting dari dalam dan luar negeri.

Data penting yang akan dirilis pekan ini diantaranya data lowongan kerja AS untuk Juli, cadangan stok minyak AS per 25 Agustus, inflasi tahunan Uni Eropa bulan Agustus, pengeluaran dan pendapatan bulanan warga AS bulan Juli, indeks manufaktur China bulan Agustus, Inflasi tahunan Indonesia untuk Agustus, dan tingkat pengangguran AS periode Agustus.

Sentimen penggerak utama akan datang dari rilis data tingkat inflasi tahunan Indonesia  Agustus pada hari Jumat (1/9/2023). Indeks harga konsumen (IHK) Agustus diperkirakan konsensus Trading Economics meningkat secara tahunan menjadi 3,37% dari bulan Juli di 3,08%.

Inflasi Indonesia yang memuncak pada September 2022 yang hampir menyentuh 6% menunjukkan adanya tren penurunan hingga bulan Juli 2023. Penurunan beruntun juga sudah terlihat sejak Februari 2023.

Inflasi yang terkendali akan menjadi sentimen Bank Sentral Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga, terutama jika Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) juga tidak menaikkan suku bunganya.

Suku bunga tinggi yang ditetapkan BI berhasil mengendalikan laju kenaikan harga. Sebagai informasi, BI telah menetapkan kebijakan suku bunga tinggi sejak awal tahun berada di 5,75%.

Dampak kebijakan tersebut sontak tercermin dari inflasi Indonesia yang juga turun. Walau begitu, Indonesia mampu bertahan dari goncangan perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal-II 2023 berada di 5,17%.

Indonesia telah konsisten dalam tujuh kuartal terakhir mempertahankan pertumbuhan ekonominya di atas 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia mampu resilient di tengah perlambatan global dan kebijakan pengetatan keuangan Indonesia.

Volatilitas IHSG pekan ini disinyalir datang dari sentimen pidato Jerome Powell dalam pertemuan Jackson Hole yang mengindikasikan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga. Pernyataan tersebut merujuk pada kesiapan bank sentral yang potensi melanjutkan kebijakan ketat guna mengendalikan inflasi capai target 2%.

Dengan potensi suku bunga yang kembali diketatkan, pelaku pasar mengkhawatirkan ekonomi yang melambat, sehingga kinerja perusahaan yang terdaftar di bursa tidak dapat prima.

Namun, Indonesia yang mampu bertahan di tengah perlambatan global menunjukkan fundamental perekonomian yang kuat dengan risiko rendah. Namun, sikap pelaku pasar yang tidak suka dengan kepastian menyebabkan IHSG masih akan cukup sulit untuk menembus level psikologis 7.000.

Dari pasar mata uang, kinerja rupiah diharapkan bisa ditopang oleh keluarnya instrumen operasi moneter kontraksi, yakni Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Instrumen ini adalah instrumen pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan instrumen ini disebut sekuritas karena ini sekuritisasi dari SBN yang dimiliki BI.

"BI punya SBN lebih dari Rp 1.000 triliun, kita sekuritisasi kita jadikan underlying, kita terbitkan SRBI ini dengan tenor jangka pendek sampai dengan 12 bulan. Yang mau kita terbitkan yang mana 6, 9 dan 12," kata Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (24/8/2023).

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro berpandangan SRBI akan memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan, khususnya menjaga stabilitas rupiah. Sebelumnya Andry memperkirakan dolar AS bisa di bawah Rp15.000 hingga 2024.

"Kami berpendapat bahwa instrumen deposito valuta asing untuk DHE dan SRBI akan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap cadangan devisa sehingga menjamin stabilitas nilai tukar rupiah," jelas Andry, kepada CNBC Indonesia.

Dari luar negeri, sentimen pekan ini akan datang dari dampak pidato Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pekan lalu, lau ekonomi China, serta data pengangguran AS.

Dampak pidato Powell belum sampai ke pasar keuangan Indonesia karena pidato berlangsung pada Jumat pekan lalu setelah pasar keuangan Indonesia tutup.
Powell menyampaikan tugas the Fed adalah menurunkan inflasi mencapai sasaran di 2℅, tidak berubah dari target sebelumnya. Pernyataan ini kemudian diterjemahkan market sebagai adanya potensi kenaikan suku bunga sebesar 25.bps pada rapat mendatang.

Kendati demikian, dampak pidato Powell ke bursa Wall Street sangat positif karena pasar menangkap Powell lebih lunak daripada proyeksi mereka. 

Dampak positif bursa Wall Street diharapkan menular ke pasar keuangan Indonesia hari ini sehingga IHSG, rupiah, dan SBN bisa mencatat kinerja positif.

AS akan mengumumkan data pengangguran Juli pada Kamis pekan ini (31/8/2023). Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat 3,8% pada Juli tahun ini, dari 3,5% pada Juni.
Jika pengangguran meningkat lebih besar dari ekspektasi maka itu bisa menjadi sinyal melemahnya ekonomi AS dan inflasi AS sehingga The Fed diharapkan bisa melunak.

Selain The Fed, sentimen luar negeri akan datang dari perkembangan ekonomi China. Tiongkok pada akhir pekan lalu mengumumkan jika keuntungan perusahaan industri mereka terkoreksi 6,7% (yoy0 pada Juli 2023. Artinya keuntungan sudah terkoreksi selama tujuh bulan.

China pada Jumat pekan ini akan mengumumkan data PMI Manufaktur Agustus. PMI Tiongkok sudah ada di fase kontraksi selama empat bulan beruntun. Jika PMI kembali kontraksi maka pasar keuangan global dan Indonesia bisa terganggu mengingat besarnya peran Tiongkok dalam ekonomi dunia.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular