CNBC Indonesia Research

Cek Jeroan Unilever, Ada Potensi Cuan Nyaris 10%!

Riset, CNBC Indonesia
06 June 2023 13:55
Unilever Indonesia
Foto: Dok Unilever Indonesia
  • Saham UNVR memiliki peluang upside di tengah prospek yang positif.
  • Momentum pertumbuhan konsumsi yang positif di tengah tahun pemilu bisa menjadi salah satu katalis untuk perusahaan consumer goods, termasuk UNVR.
  • Persaingan ketat dan sejumlah rintangan ekonomi makro tetap menjadi tantangan untuk UNVR di tahun ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memiliki potensi memanfaatkan prospek pertumbuhan konsumsi di tengah kenaikan pangsa pasar. Saham UNVR pun menawarkan peluang yang baik untuk ke depan.

Kendati harga saham masih tertekan 3,40 persen selama 2023 (YtD), dengan perbaikan di sisi top line dan bottom line ke depan, potensi upside saham UNVR terbuka lebar.

Pada 2022, Unilever membukukan pendapatan bersih Rp41,2 triliun. Angka ini meningkat 4,2% yoy dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2023, pendapatan bersih UNVR diproyeksi akan tumbuh 4,7% menjadi Rp43,1 triliun.

Demikian pula, laba bersih perusahaan berpotensi naik 7,4% dari Rp5,4 triliun pada 2022 menjadi Rp5,7 triliun pada tahun ini.

"Terlepas dari persaingan yang ketat dalam industri fast-moving consumer goods (FMCG) dan berbagai tantangan seperti kenaikan harga komoditas dan bahan bakar, daya saing kami telah meningkat dengan total pangsa pasar Perseroan di 2022 menguat dibandingkan 2021," terang Ira, dikutip dari keterangan resmi, pada 9 Februari 2023 lalu.

Asal tahu saja, pendapatan bersih UNVR tercatat sebesar Rp10,60 triliun pada kuartal I 2023, dengan laba bersih Rp1,41 triliun. Pengurangan stok di saluran perdagangan juga dilakukan pada kuartal pertama tahun ini, bisa mendongkrak pertumbuhan top line ke depan.

Menurut data Nielsen, pasar FMCG kuartal I 2023 turun 1,6% yoy. Sementara, dalam 15 kategori produk FMCG di mana UNVR beroperasi, data Nielsen menggambarkan adanya pertumbuhan 5% yoy.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan UNVR di kategori yang mencapai 6,8%, menunjukkan pangsa pasar yang lebih tinggi di beberapa besar kategori didukung oleh perubahan harga produk dan promosi di saluran perdagangan. Untuk tahun 2023, UNVR memperkirakan pasar FMCG akan tumbuh sebesar 5%.

Sebagai perusahaan yang sudah di tahap mature, keunggulan UNVR juga tampak dari sejumlah rasio profitabilitas. Marjin laba kotor (GPM) UNVR, misalnya mencapai 49,32%, di atas MYOR (27,40%), duo Indofood (ICBP dan INDF), hingga KINO (41,01%).

Efisiensi tersebut juga tampak dari marjin laba usaha (OPM) UNVR yang sebesar 17,52%, di atas rerata industri 9,59%.

Marjin laba bersih, berkat efisiensi operasional perusahaan, juga tinggi, mencapai 13,25%, di atas industri 6,49%.

Metrik penting lainnya, return on equity (ROE) UNVR konsisten melebihi 100% dalam beberapa tahun terakhir, mencapai 105,20%, menunjukkan solidnya fundamental perusahaan. Return on assets (ROA) UNVR yang sebesar 28,76% juga di atas peers, menandakan perusahaan mampu memanfaatkan aset lebih efisien untuk mencetak profit.

Bagaimana Valuasi UNVR?

Saham UNVR memang diperdagangkan dengan valuasi premium. Metrik price-to earnings ratio (PER) UNVR mencapai 30,81 kali, di atas MYOR (20,37 kali) atau ICBP (8,26 kali) dan INDF (4,08 kali).

Rasio price-to book value (PBV) UNVR juga lebih premium (32,43 kali) dibandingkan peers.

Kendati demikian, seiring proyeksi kinerja yang positif untuk 2023 dan memasukkan pula ekspektasi pembagian dividen perusahaan untuk tahun ini, nilai wajar dari saham UNVR tercatat di angka Rp4.990 atau ada potensi kenaikan (upside) 9,91%.

Tentang Bisnis UNVR

Perjalanan usaha Unilever Indonesia dimulai dengan pendirian Levers Zeepfabrieken N.V pada tanggal 5 Desember 1933. Pada 1980, perseroan berganti nama menjadi PT Unilever Indonesia. Pada 30 Juni 1997, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.

Bisnis Perusahaan terbagi menjadi dua divisi utama, yaitu Home and Beauty Personal Care dan Foods and Refreshment. Saat ini, Unilever terus berkembang pesat sebagai salah satu perusahaan barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG) terkemuka di Indonesia.

Dalam hampir sembilan dekade beroperasi di negara ini, Perseroan tetap berkomitmen untuk mewujudkan kehidupan yang lestari melalui pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan.

Unilever memiliki 400 brand di seluruh dunia, macam sampo Clear, kecap Bango, sabun Dove, hingga Pepsodent.

Prospek Bisnis

Pemerintah Indonesia memperkirakan pada 2023, pertumbuhan ekonomi akan mencapai sekitar 5%, sama seperti tahun 2022, meskipun ada ketidakpastian dalam perekonomian global.

Inflasi diperkirakan akan menurun seiring berjalannya tahun, dan belanja masyarakat diharapkan meningkat menjelang akhir tahun 2023 karena persiapan pemilihan umum dan presiden yang akan dilaksanakan pada Februari 2024.

Unilever Indonesia pun optimis bahwa sektor FMCG akan terus tumbuh pada tahun 2023. Manajemen menyebut, upaya ynag dilakukan pada 2022 telah memperkuat dasar bisnis perseroan, yang akan memberikan keunggulan kompetitif dalam persaingan pasar.

Manajemen melihat adanya pertumbuhan yang pesat pada segmen konsumen menengah atas yang menginginkan portofolio produk yang lebih mutakhir, dengan keunggulan dan harga yang lebih tinggi. Unilever Indonesia pun terus berusaha untuk memperkuat portofolio produk premium perusahaan untuk memenuhi kebutuhan segmen yang berkembang pesat ini.

Namun, tantangan bisnis semakin ketat pada 2023, dan dengan inflasi yang terjadi saat ini, peningkatan volume penjualan tetap menjadi tantangan.

Menyikapi itu, manajemen akan berusaha meningkatkan investasi untuk merek-merek UNVR dan aktivitas pemasaran, yang diharapkan akan diikuti dengan peningkatan laba.

Melihat penjelasan di atas, investor bisa mempertimbangkan mengoleksi saham ini dengan adanya potensi upside seperti disebutkan sebelumnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation