
Ini Dia 8 Perusahaan Green Business Terbaik 2023

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebagai perusahaan energi terintegrasi bertujuan mengembangkan kegiatan usahanya menuju masa depan yang lebih baik. Pertumbuhan laba bersih ADARO mencapai 191% menjadi Rp 38,8 triliun dapat menjadi sumber modal untuk mulai bertransformasi ke sumber energi rendah emisi dan terbarukan.
Meskipun Adaro berada di sektor yang menantang secara lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG), komitmen perseroan menjadikan tantangan tersebut menjadi peluang. Untuk mencapai ekonomi hijau, Adaro mengambil tindakan dari peluang tersebut melalui
- Mengoperasikan tambang batu bara metalurgi di Indonesia dan Australia
Batu bara terdapat dua tipe yaitu termal dan metalurgi atau coking coal. Batu bara termal biasanya digunakan untuk pembangkit listrik, sedangkan metalurgi yang memiliki kandungan abu, kelembaban, belerang, dan fosfor yang lebih rendah dapat digunakan untuk pembuatan baja. Berdasarkan hal tersebut, batu bara metalurgi cenderung lebih ramah lingkungan.
- Membangun smelter aluminium berkapasitas 500 ribu ton
Hilirisasi aluminium dapat menjadi sumber bahan baku yang akan digunakan untuk teknologi energi hijau seperti kendaraan listrik, pembangkit listrik angin dan surya.
- Membangun Kawasan industry hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara
Kawasan industri hijau ini menjadi bagian dari rencana Adaro untuk memanfaatkan peluang sebagai berbasiskan ekonomi hijau. Kawasan industri tersebut akan menerapkan pembangkit listrik berbasiskan tenaga air (PLTA) dan surya (PLTS).
- Mengembangkan proyek energi baru terbarukan (EBT)
Selain PLTA dan PLTS, Adaro juga lolos prakualifikasi untuk mengembangkan proyek mengubah limbah menjadi energi di Indonesia.
Strategi Adaro dalam mengurangi emisi diantaranya melalui pengembangan roadmap pengurangan karbon. Perusahaan akan mengadopsi teknologi terbaik untuk mengurangi karbon, menyediakan enegi terbarukan, dan menyerap karbon.
Peralatan kontrol emisi seperti Electrostatic Precipitator dan baghouse dust collector digunakan perusahaan untuk menjaga kualitas udara. Penggunaan energi rendah karbon dan terbarukan seperti biodiesel B30 yang mengurangi emisi GRK 28%. Perusahaan juga berkomitmen akan menggunakan B35 dan bertahap menggunakan FAME.
Adaro juga menjajaki peluang energi terbarukan melalui pemasangan PV surya dengan kapasitas 749 kWh per tahun. Proyek iini dapat menggantikan 200 ribu liter biodiesel per tahun dan dapat menghindari emisi hingga 400 tCO2e/ tahun. Proyek surya juga akan terus dikembangkan hingg 8mWp.
Selain itu, Adaro juga telah melakukan inisiatif untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca (GRK). Salah satunya adalah melalui uji coba co-firing dari pelet limbah organik sekitar 5 ton per hari untuk menggantikan pembakaran PLTU batu bara.
Adaro juga menjajaki solusi berbasis alam melalui penanaman pohon, pemulihan lahan terdegradasi, dan meningkatkan keanekaragaman hayati.
Tahun 2022, performa emisi Adaro scope 1 (pembakaran bahan bakar) sebesar 1,28 juta tCO2e, emisi scope 2 (pembelian listrik) sebesar 263 tCO2e. Intensitas emisi dari setiap gigawatt (GWh) yang dihasilkan menurun 14,8% dalam periode 2020-2022, menjadi sebesar 3,67 tCO2e/GWh.
Limbah selain GRK Adaro juga mengalai penurunan dalam periode 2020-2022. SO2 menurun 37%, menjadi 575,42 ton per tahun. NOx menurun 26%, menjadi 51,87 ton per tahun. CO menurun 13%, menjadi 313,5 ton per tahun.
Proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) Perusahaan Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Adaro
Adaro melalui anak usahanya Adaro Power bersama Total Eren, dan Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas 70 MW dengan penyimpanan (battery energy storage system/BESS) 10 MW di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Proyek ini telah mendapat tanda tangan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Proyek ini diharapkan dapat mengalirkan listrik tahun 2025 untuk mendukung target diversifikasi EBT di Indonesia.
Proyek PLTB Tanah Laut ini dapat menjadi referensi PLTB lainnya, mengingat harga yang kompetitif, diterima independent power producer (IPP), PLN, dan perbankan.
PLTB ini diharapkan dapat memasok listrik rendah karbon dengan pengurangan emisi CO2 mencapai 200 ribu ton per tahun.
(mum/mum)