
Ini Dia 8 Perusahaan Green Business Terbaik 2023

PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan negara minyak dan gas terbesar Indonesia telah menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan hijau. Sebagai perusahaan yang mengelola hulu hilir kebutuhan minyak di Indonesia, Pertamina berhasil menunjukkan dirinya sebagai panutan untuk perusahaan berkelanjutan yang ramah lingkungan.
Pertamina telah mempersiapkan inisiatif untuk mendorong kontribusi energi baru terbarukan (EBT) 17% tahun 2030 dan 23% tahun 2050. Inisiatif ini disusun berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang emmiliki target penurunan emisi 29%.
Rencana ini juga ditujukan untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi nasional yang mencapai 7 juta terajoule. Strategi pengembangan EBT Pertamina dituangkan dalam delapan inisiatif.
- Pemanfaatan energi panas bumi dengan kapasitas 672MW tahun 2020 bertumbuh 67,8% menjadi 1.128 MW. Studi pengembangan PLTP Bersama PLNGG, Medco Power Indonesia , dan kegiatan EPCC binary power plant 0,5 MW di area Lahendong.
- Pemanfaatan green hydrogen di area geothermal dengan potensi 8.600 kg hydrogen per hari. Green hydrogen akan dimulai di pembangkit geothermal Ulubelu untuk pabrik polypropylene di RU-III Plaju.
- Baterai electric vehicle (EV) dan sistem penyimpanan energi melalui joint venture (JV) Indonesia Battery Company (IBC) dengan target produksi 0,2 GWh (2022) menjadi 140 GWh (2029) beserta ekosistemnya. Pertamina turut berkontribusi untuk ekosistem EV berupa infrastruktur pengisian daya, stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU/charging station) dan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU/swapping station).
- Gasifikasi pembangunan methanol plant Dumai dengan kapasitas 1000 KTPA onstream (2025)potensi offtake dari Nunukan 650 KTPA (2026), Bituni pupuk Indonesia 1.800 KTPA (2026) dan Jambaran Tiung Biru. Skema sinergi portfolio upstream, refining dan petrochemical, sebesar 1.000 KTPA.
- EBT melalui pengembangan Dimeethy Ether (DME) dengan kapasitas 5.200 KTPA on stream (2025) dan peningkatan kapasitas pembangkit pada 2020-2026 meliputi panel surya PV (4-910 MW), angin (225 MW), dan air/hidro (200-400). Komitmen pengembangan DME telah terlihat dari tanda tangan MoU Pertamina, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc (APCI).
- Penerapan ekonomi karbon di beberapa daerah melalui recycle (biomass dan biogas), reduce (Solar PV, EV, LNG Bunkering), dan reuse (CO2 untuk EOR dan methanol).
- Kilang ramah lingkungan/green refinery dengan kapasitas 6-100KTPA yang akan beroperasi pada 2025.
- Bioenergi pembangkit biomass/biogas 153 MW, bio blending gas oil & gasoline, biocrude, algae, etanol 1.000 KTPA onstream tahun 2025.
Selain melalui EBT, Pertamina juga menunjukkan keseriusan pada lingkungan melalui program langit biru. Program ini ditujukan untuk mengendalikan pencemaran udara melalui pemakaian research octane number (RON) rendah dan menggantinya dengan RON tinggi yang lebih ramah lingkungan.
Penggunaan bensin premium dengan RON 80 dihilangkan dan diganti dengan pertalite dan pertamax yang memiliki RON di atas 90.
Pertamina juga telah mengelola 11,7% limbah non-B3 pada 2021. Sedangkan, pada limbah B3 perusahaan telah mengelola 95,7%.
Komitmen Pertamina untuk memimpin Indonesia transisi ke energi bersih dan terbarukan tercermin dari berbagai inisiatifnya. Selain itu, inisiatif tersebut tergambarkan dari rencana yang telah disusun dengan implementasi yang beriringan.
Komitmen Pertamina menuju pemimpin transisi energi terbarukan dan pengurangan emisi bukan sekadar kata-kata manis, tetapi juga melalui perencanaan matang jangka menengah dan panjang sekaligus penerapannya.
(mum/mum)