
Inflasi Terbang Karena Lebaran Tapi Musim Panen Bikin Tenang

Inflasi kelompok transportasi menembus 0,84% (mtm) pada April tahun ini atau tertinggi dari kelompok lainnya. Inflasi pada tarif angkutan udara menembus 0,14% dan memberi andil 0,06%. Andil tersebut adalah yang tertinggi dibandingkan komoditas lainnya.
Dalam empat tahun terakhi, tarif angkutan udara selalu menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk periode Lebaran.
Di bawah kelompok transportasi, terdapat perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,68%) disusul dengan pakaian dan alas kaki yang mengalami inflasi 0,61%.
Ketiga kelompok pengeluaran tersebut terkait erat dengan aktivitas Lebaran.
Margo menyebut kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan banyaknya pemudik yang menggunakan transportasi pribadi serta angkutan umum membuat inflasi transportasi melonjak.
Secara historis, inflasi pada kelompok transportasi memang akan selalu melonjak karena tingginya permintaan pada jasa transportasi.
Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan masyarakat meningkat 14,2% menjadi 123,8 juta orang pada tahun ini.
Sebanyak 27,32 juta orang menggunakan mobil pribadi, sebanyak 14,47 juta memakai kereta api, sebanyak 22,7 juta menggunakan bus, sementara 6,2 juta menggunakan pesawat.
Sementara itu, inflasi tahunan terus melandai dari 4,97% pada Maret menjadi 4,33% pada April tahun ini. Inflasi terus melandai karena dampak kenaikan harga BBM pada September lalu sudah mulai menurun.
Inflasi inti juga turun drastis menjadi 2,83% (yoy) pada April dari 2,94% (yoy) pada Maret. Namun, secara bulanan, inflasi inti naik dari 0,63% pada Maret menjadi 0,88% pada April.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi akan terus melandai dan bisa ke level 2-4% pada akhir semester I-2023.
"Dampak second round dari kenaikan harga BBM akan sepenuhnya hilang pada semester II tahun ini. Inflasi pada akhir tahun kemungkinan berada di kisaran 3,6%," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)