Newsletter

Sentimen Tak Searah, Awas Party Pasar RI Bisa Terhenti!

mae, CNBC Indonesia
27 April 2023 05:59
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • IHSG, rupiah, dan obligasi Indonesia kompak mengakhiri perdagangan di zona hijau pada perdagangan perdana pasca Lebaran
  • Wall Street ditutup beragam di mana Nasdaq menjadi satu-satunya indeks yang menghijau
  • Sentimen dari luar negeri lebih bernuansa negatif tetapi banyak sentimen positif dari dalam negeri termasuk harga batu bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemeriahan Lebaran menjalar ke pasar keuangan Indonesia. Pasar saham, mata uang, hingga obligasi kompak mengakhiri perdagangan perdana pasca Lebaran di zona hijau.

Kinerja positif diharapkan bisa berlanjut pada perdagangan hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi perdagangan pada hari ini bisa dibaca pada halaman 4 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada posisi 6.910,15 pada perdagangan Rabu (26/4/2023).  Sebanyak 325 saham menguat, 210 saham melemah, sementara 201 lainnya stagnan.

Nilai transaksi mencapai sekitar Rp 15,4 triliun dengan melibatkan 14 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,46 juta kali.



Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 1,81 triliun pada perdagangan kemarin.

Pasar saham Indonesia tetap menguat meskipun sentimen negatif sangat kencang dari bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) yang melemah.

IHSG juga menjadi salah satu dari sedikit bursa Asia yang menghijau. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup melemah 0,71%, Shanghai Composite China turun tipis 0,02%, Straits Times Singapura juga turun tipis 0,08%, ASX 200 Australia terkoreksi tipis 0,0, dan KOSPI Korea Selatan terpangkas 0,17%.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,71%.

Faktor Lebaran, kenaikan harga batu bara, dan Ganjar Pranowo menjadi alasan mengapa IHSG terbang kemarin.

IHSG langsung menguat 0,37% begitu dibuka dan tetap bertahan di zona hijau sampai sesi I berakhir hingga penutupan.

Sektor transportasi memimpin penguatan yakni sebesar 1,69%, disusul sektor industri, sektor infrastruktur, dan sektor energi.

Kemeriahan Lebaran serta kembali naiknya harga batu bara ikut andil dalam menopang pergerakan IHSG.  Hal ini tercermin dari saham-saham yang menjadi penggerak hijaunya IHSG pada perdagangan kemarin.

Di antaranya adalah PT Telkom Indonesia yang naik 3,04%, PT Astra International yang terbang 4,28%, PT Bayan Resources yang terapresiasi 2,64%, PT Bank Rakyat Indonesia yang menguat 1,52%, dan PT Sumber Alfaria Trijaya yang melambung 6,99%.

Mayoritas saham terkait erat dengan permintaan masyarakat selama Lebaran atau kenaikan harga batu bara.

Bayan Resources dan Bank Rakyat Indonesia juga menguat sebelum mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2023 pada hari ini.

Lebaran adalah puncak konsumsi masyarakat Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi dan penjualan perusahaan diharapkan melonjak pada periode tersebut.

Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan peredaran uang selama libur Lebaran menembus Rp 195 triliun.

Tidak heran kemudian jika saham-saham berbasis ritel ataupun consumer goods menguat setelah Lebaran. PT Gudang Garam, misalnya, menguat tajam 4% sementara PT Indofood Sukses Makmur naik 2,4%.

Sementara itu, harga batu bara kembali merangkak naik setelah ambruk pada tiga hari sebelumnya, Kondisi ini membuat saham emiten batu bara naik. Selain Bayan Resources, saham PT Adaro energy Indonesia juga naik 3,3% dan PT Bukit Asam menguat 2,5%.

Selain Lebaran, faktor Ganjar juga ikut mendongkrak kinerja IHSG. Seperti diketahui, Ganjar telah diumumkan sebagai calon presiden (capres) oleh PDI-P untuk pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengatakan, dengan terpilihnya kedua kandidat tersebut sebagai Capres 2024 dapat memberikan kepastian kepada masyarakat temasuk investor terhadap sosok terpilih dari masing-masing partai.

"Sepertinya euforia terkait pengumuman Capres itu sudah di ketahui oleh publik sehingga publik mengapresiasi secara positif. Publik sekaligus sebagai pelaku pasar," ungkapnya, kepada CNBC Indonesia.

Dari pasar mata uang, rupiah berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (26/4/2023).

Melansir data Refinitiv, rupiah bahkan sempat merosot hingga 0,61% ke Rp 14.930/US$. Namun, rupiah perlahan bangkit hingga menutup perdagangan di Rp 14.830/US$, menguat tipis 0,07% di pasarspot.

Penguatan kemarin memutus rekor buruk rupiah yang melemah pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Dari pasar obligasi, yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun menguat ke kisaran 6,58% dari 6,67% pada perdagangan hari sebelumnya.

Imbal hasil yang menurun menunjukkan SUN tengah dicari banyak orang sehingga harganya naik dan sebaliknya imbal hasil melandai.

Tiga bursa Amerika Serikat (AS) bergerak beragam pada perdagangan kemarin, Rabu (26/4/2023). Padahal, ketiga bursa sempat kompak menghijau pada awal perdagangan.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 228,96 poin atau 0,68% ke posisi 33.301,87. Indeks S&P 500 juga terkoreksi sebesar 15,64 poin atau 0,38% ke posisi 4.055,99.

Hanya indeks Nasdaq yang menguat 55,19 poin atau 0,47% ke posisi 11.854,35.

Mayoritas bursa Wall Street melanjutkan tren negatif pada hari sebelumnya di mana ketiga indeks juga ambruk.

Indeks Nasdaq menjadi satu-satunya bursa yang berakhir di zona hijau kemarin setelah dua raksasa teknologi yakni Microsoft dan induk Facebook yaitu Meta Platforms melaporkan kinerja di atas ekspektasi.

Pendapatan Microsoft naik 7% menjadi US$ 52,9 miliar pada Januari- Maret 2023.  Pendapatan tersebut lebih besar dibanding proyeksi analis yakni US$ 51,02 miliar ataupun tahun lalu yang tercatat US$ 49 miliar.

Laba bersih dari produsen Windows tersebut naik 9% menjadi US$ 18,3 miliar.

Microsoft melaporkan kenaikan penerimaan sebesar 22% menjadi US$ 28,5 miliar dari segmen Microsoft Cloud. Termasuk di dalamnya adalah Microsoft Azure, Office 365 Commercial, dan LinkedIn.

Pendapatan dari Azure melonjak 27% sementara pendapatan Linkedin naik 8% menjadi US$ 3,7 miliar.

Sementara itu, Meta melaporkan pendapatan sebesar US$ 28,65 miliar pada kuartal I-2023, lebih tinggi dibandingkan proyeksi analis yakni US$ 27,65 miliar.

Pengguna aktif harian mereka naik menjadi  2,04 miliar dibandingkan 2,01 miliar yang diperkirakan analis.

Namun, laba bersih jatuh 23% menjadi US$ 5,7 miliar atau US$ 2,20 per lembar saham. Laba jauh lebih kecil dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang tercatat US% 7,47 miliar atau US$ 2,72 per lembar saham.

"Kami memiliki kinerja baik pada kuartal ini dan komunitas kami juga tetap tumbuh. Kami juga akan semakin efisien sehingga bisa membangun produk yang lebih baik dan cepat sehingga menempatkan kami pada posisi yang lebih kuat dalam jangka panjang," tutur CEO Meta Platform Mark Zuckerberg, dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, indeks Dow Jones dan S&P jatuh karena adanya kekhawatiran mengenai laju ekonomi AS serta krisis perbankan.

Sektor transportasi indeks Dow Jones jatuh 3,6% karena investor khawatir dengan melambatnya ekonomi AS setelah pemesanan barang modal jatuh lebih besar dibandingkan perkiraan analis.

Pemesanan barang modal untuk kebutuhan non- defense terkoreksi 0,4% (month to month/mtm) pada Maret, lebih tinggi dari proyeksi analis yakni koreksi 0,1%.

Kekhawatiran akan krisis perbankan kembali meningkat setelah First Republic Bank melaporkan adanya penarikan dana lebih dari US$ 100 miliar pada kuartal I-2023.

Investor khawatir jika pemerintah dan otoritas yang berwenang tidak akan membantu menyelesaikan persoalan First Republic Bank.

Regulator bank AS bankan dikabarkan akan menurunkan penilaian prospek dari First Republic. Saham bank tersebut pun jatuh 29% kemarin sehingga dalam dua hari anjlok 61%.

Kendati investor khawatir tetapi nada optimis masih kencang. Analis kini memperkirakan jika kinerja perusahaan yang ada di bursa S&P 500 akan terkoreksi 3,2% pada laporan keuangan kuartal I-2023. Proyeksi ini lebih baik dibandingkan koreksi 3,9% pada hari sebelumnya.

Sebanyak 163 perusahaan yang tercatat di bursa S&P sudah melaporkan kinerja pada kuartal I-2023. Sebanyak 79,8% mampu menunjukkan kinerja di atas ekspektasi analis.

"Market tengah mencari arah kemana laju ekonomi dan perusahaan akan bergerak. Beberapa perusahaan melaporkan kinerja keuangan yang jauh di atas ekspektasi. Namun, investor melihat data itu belum cukup," tutur Lisa Erickson, head of public markets dari U.S. Bank Wealth Management, dikutip dari Reuters.

Investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang akan menentukan pergerakan pasar hari ini, baik dari dalam ataupun luar negeri.

Sayangnya, sentimen yang datang dari luar negeri lebih bernuansa negatif mulai dari ambruknya mayoritas bursa Wall Street hingga proyeksi ekonomi AS.

Mayoritas bursa Wall Street masih berada di zona merah tetapi indeks Nasdaq sudah menghijau.

Hijaunya Nasdaq yang menjadi tempat bernaung perusahaan teknologi diharapkan ikut membawa angin segar bagi perusahaan berbasis teknologi Tanah Air.
Di tengah pesimisme analis AS terhadap kinerja perusahaan teknologi, raksasa teknologi seperti Microsoft dan Meta masih membukukan pendapatan yang di atas ekspektasi.

Data pemesanan barang modal AS juga menunjukkan pemesanan untuk peralatan listrik dan komponennya naik 0,8% (mtm) sementara pemesanan untuk produk elektronik dan komputer melesat 1,9%.

Namun, pergerakan indeks Dow Jones dan S&P bisa membuat pasar keuangan RI muram hari ini. Kedua indeks melemah karena pasar kini melihat ekonomi AS akan melandai.

AS pada Rabu malam (26/4/2023) merilis data pemesanan barang modal untuk Maret.

Pemesanan dari perusahaan AS - di luar industri pesawat dan militer- terkontraksi 0,4% (mtm), lebih buruk dari ekspektasi pasar yang memperkirakan koreksi 0,1%.

AS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 malam nanti pukul 19:30 WIB.

Sejumlah polling menunjukkan ekonomi Negara Paman Sam akan melandai atau bahkan terkontraksi pada Januari-Maret 2023.

Padahal, ekonomi AS tumbuh cukup tinggi 2,9% (year on year/yoy) pada kuartal IV-2022.

Analis memperkirakan ekonomi AS sudah terimbas besar oleh kebijakan moneter yang sangat ketat.

Tanda-tanda melandainya ekonomi AS terlihat dari melemahnya inflasi pada Maret menjadi 5% (yoy) dari 6% pada Maret (yoy) pada Februari 2023.

Indeks Harga produsen (IPP) juga melandai menjadi 2,7% (yoy) pada Maret dari 4,9% pada Februari.

Publik kini menunggu bagaimana pergerakan indeks pengeluaran konsumen AS pada Maret yang datanya akan keluar pada Jumat pekan ini.

AS hari ini juga akan mengeluarkan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 22 April.

klaim pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 280.000 pada pekan yang berakhir pada 22 April, dari 245.000 pada pekan sebelumnya.

Data inflasi, IPP, dan pengangguran akan menjadi pertimbangan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang akan menentukan kebijakan suku bunga pada pekan depan.

Dari dalam negeri, sentimen penting akan datang dari laporan keuangan perbankan serta peredaran uang.

Dua bank besar Tanah Air hari ini akan mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2023 yakni PT Bank Central Asia (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Seperti diketahui, perbankan Indonesia mencatatkan kinerja luar biasa pada 2022.
Laba bersih BCA melonjak 29,6% menjadi Rp 40,7 triliun pada 2022 atau yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.

BRI mencatatkan lonjakan laba sebesar 67,15% menjadi Rp 51, 4 triliun pada 2022.

 BI hari ini juga akan merilis data uang beredar pada Maret 2023. Uang beredar pada Februari hanya tumbuh 7,9% (yoy), melandai dari 8,2% pada Januari 2023.

Data uang beredar pada Maret sangat penting untuk mengetahui aktivitas belanja dan kredit masyarakat pada Maret, di mana pada bulan tersebut sudah memasuki Ramadan.

Konsumsi biasanya mencapai puncak selama Ramadan dan menjelang Lebaran. Jika pertumbuhan uang beredar melandai pada Maret maka kondisi ini harus menjadi warning bagi pertumbuhan konsumsi.
Padahal, ekonomi Indonesia ditopang 56% oleh konsumsi masyarakat.

Sentimen positif lain akan datang dari harga batu bara. Harga pasir hitam kembali menguat 1,69% ke level US$ 190 kemarin sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk musim panas.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya memperkirakan IHSG berpotensi menguat dan akan bergerak di kisaran 6767 - 6954.

"IHSG masih terlihat akan bergerak dalam rentang konsolidasi dengan potensi penguatan terbatas, hal ini tentunya juga ditopang oleh faktor perekonomian negara yang masih dalam kondisi stabil, serta proyeksi membaiknya kinerja emiten di tengah kembalinya mobilitas masyarakat," tutur William dalam analisisnya.

Agenda dan rilis data ekonomi hari ini
* Bank Indonesia akan merilis data peredaran mata uang untuk Maret 2023 (10:00 WIB)

* AS akan merilis daya pertumbuhan ekonomi kuartal I-2023 serta klaim pengangguran per 22 April (19:30 WIB) dan indeks kepercayaan konsumen April (21:00 WIB)

* Kementerian Perdagangan akan menggelar media briefing tentang Kebijakan Minyak Goreng Setelah Ramadan dan Idulfitri (10:00 WIB)

 Agenda perusahaan

* Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I-2023 BRI (14:45 WIB)
* Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I-2023 BSI (15:30 WIB)
* Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I-2023 BCA (16:00 WIB)
* Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bayan Resources (15:30 WIB)
* Tanggal ex Dividen Tunai Astra Otoparts
* Tanggal cum Dividen Tunai Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur
* Tanggal DPS Dividen Tunai PT Bank CIMB Niaga
* Tanggal cum Dividen Tunai PT Bank BTPN Syariah
* Tanggal cum Dividen Tunai United Tractors


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae) Next Article Perang Dagang Tinggal Tunggu Waktu, Sanggupkah IHSG-Rupiah Bertahan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular