
Ini Alasan Aksi Jual First Republic Bikin Takut Washington

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi penjualan saham First Republic Bank secara tiba-tiba menimbulkan kekhawatiran di Washington, D.C. ibu kota Amerika Serikat. Pejabat pemerintah dan regulator berbondong-bondong membuat rencana untuk menstabilkan bank yang sakit itu.
Harga saham bank pemberi pinjaman yang berbasis di California itu, yang turun lebih dari 93% tahun ini. Pada hari Selasa (26/4/2023) sahamnya kembali ambles 49,4% dalam sehari setelah mengungkapkan para nasabah telah menarik lebih dari US$ 100 miliar simpanan atau sekitar Rp1.484 triliun selama kekacauan bulan lalu.
First Republic pada hari Senin (24/4/2023) mengatakan sedang mengejar "opsi strategis", tetapi beberapa orang yang diberi pengarahan tentang situasi tersebut mengatakan sedang berjuang untuk menemukan solusi yang layak, seperti penjualan bank secara keseluruhan atau sebagian.
Bank ini disebut-sebut berhubungan dengan pemerintah AS, yang waspada menyusul kegagalan Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank bulan lalu.
Melansir FT, dikabarkan opsi utama diberikan untuk beberapa bank besar AS yang baru-baru ini mendepositokan $30 miliar ke First Republic Bank untuk menyelamatkan First Republic atau bagi LPS AS, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk mengambil kendali lembaga dan menawarkan jaminan pemerintah untuk semua simpanan. Ini seperti apa yang dilakukan dengan SVB.
Seseorang yang dekat dengan First Republic mengatakan bank akan menyambut baik aksi pemerintah dalam memanggil pihak-pihak terkait untuk mencari solusi.
Pejabat dari Gedung Putih, Federal Reserve, dan Departemen Keuangan AS telah melakukan kontak dengan First Republic baru-baru ini, karena pemerintahan Biden semakin khawatir bahwa bank kehabisan waktu untuk meyakinkan para deposan dan investor.
Departemen Keuangan menolak berkomentar.
Meskipun saham First Republic turun tajam pada hari Selasa, indeks bank regional KBW terkoreksi kurang dari 4%. Itu menunjukkan investor masih relatif lebih santai untuk saat ini daripada saat SVB ambruk dan memicu aksi jual di bank regional lain.
Saham PacWest, bank California yang berada di bawah tekanan sejak keruntuhan SVB, melonjak 16,2% dalam perdagangan after-hours setelah melaporkan US$1,8 miliar dalam aliran masuk dana pihak ketiga sejak 20 Maret 2023.
Aksi jual di saham First Republic menyusul rilis pendapatan buruk dan panggilan investor pada Senin malam, di mana para eksekutif menolak untuk menjawab pertanyaan dari analis dan menarik pedoman keuangan untuk sisa tahun ini.
First Republic telah mengincar pembeli untuk bagian dari bisnisnya selama berminggu-minggu tetapi kesulitan dalam membangkitkan antusiasme, dengan calon pengakuisisi khawatir karena terlalu banyak risiko.
Beberapa perusahaan ekuitas swasta telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi beberapa aset First Republic, tetapi pemerintah mewaspadai gambaran perusahaan pembelian yang diuntungkan dari gejolak perbankan baru-baru ini.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari AS hingga Eropa, Ini 5 Bank Besar yang Diterpa Krisis