Fundamental Pundit
Laba Jeblok, Valuasi Saham EXCL Juga Kurang Menarik!

- Harga saham EXCL sudah merosot hampir 30% dalam setahun belakangan.
- Kinerja keuangan jeblok, seiring laba bersih turun 13,8%.
- Valuasi masih belum murah, investor perlu pikir-pikir lagi.
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) memang sudah turun hampir 30% dalam setahun terakhir. Namun, saham EXCL masih belum memberikan peluang yang baik buat investor.
Menurut data Refinitiv, pada perdagangan sesi I Jumat (17/3/2023) saham EXCL berada di Rp1.955/saham.
Harga tersebut sudah terkoreksi 8,6% secara year to date (YtD) atau anjlok 29,86 persen selama setahun belakangan. Apalagi, kinerja keuangan teranyar EXCL tidak memuaskan.
Pendapatan EXCL memang meningkat 9% secara tahunan (yoy) dari Rp26,7 triliun menjadi Rp29,1 triliun sepanjang 2022.
Namun, kenaikan pendapatan tersebut juga diiringi dengan meningkatnya beban-beban EXCL, termasuk kenaikan beban penyusutan dari Rp9,9 triliun menjadi Rp10,5 triliun per akhir 2022.
Di samping itu itu, sejumlah beban juga meningkat mulai dari beban interkoneksi dan beban langsung lainnya, beban penjualan dan pemasaran, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, serta beban umum dan administrasi.
Alhasil, laba bersih EXCL turun 13,8% yoy dari Rp1,2 triliun selama 2021 menjadi Rp1,1 triliun per 2022.
Rasio profitabilitas EXCL juga kurang mentereng dibandingkan pesaing terdekat (peers). Margin laba operasi (OPM) EXCL tercatat sebesar 13,76%, masih di bawah PT Indosat Tbk (ISAT) yang sebesar 14,38% dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang mencapai 35,73%.
Demikian pula margin laba bersih (NPM) EXCL yang hanya 3,81% masih di bawah peers, bahkan oleh PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sebesar 19,83%.
Selain itu, rasio profitabilitas penting macam return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) EXCL juga jauh di bawah kompetitor.
Valuasi EXCL
Dengan harga Rp2.020/saham, saham EXCL saat ini diperdagangkan 23,9 kali di atas laba perusahaan. Angka tersebut lebih mahal dibandingkan peers, bahkan di atas sang pemimpin pasar TLKM yang sebesar 18,01 kali.
PER EXCL juga di atas rata-rata PER industri yang sebesar 15,54 kali.
Lebih lanjut, menggunakan rasio multiples lainnya, harga saham dibandingkan dengan nilai buku perusahaan atau PBV ratio, saham EXCL terbilang lebih murah dibandingkan dengan peers dan industri (1,25 kali).
Demikian pula, rasio EV/EBITDA, yang digunakan untuk membandingkan valuasi bisnis perusahaan secara keseluruhan dengan EBITDA yang dihasilkan, EXCL terbilang lebih rendah dari TLKM (6,5 kali) dan FREN (10,02 kali), kendati di atas ISAT (5,28 kali).
Sementara, dengan melihat proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) perusahaan dan penggabungan sejumlah rasio valuasi di atas, harga wajar saham EXCL berada di angka Rp2.003/saham.
Prospek Bisnis
Mengarungi kompetisi di tengah pasar telekomunikasi yang ketat, EXCL memiliki sejumlah 'amunisi'.
Misalnya, XL Axiata telah membangun jaringan broadband Fiber to the Home (FTTH), hasil kolaborasi dengan LinkNet. FTTH ini guna menyediakan layanan internet rumah super cepat dan stabil di berbagai provinsi di Indonesia melalui produk unggulannya XL HOME dan XL SATU Fiber.
Selain itu, XL Axiata memiliki jangkauan XL Home sekitar 900 ribu homepass di 36 kota di Indonesia. Dan saat ini pelanggan XL Home sudah mencapai sekitar 120 ribu.
Soal fundamental, EXCL baru saja melaksanakan penambahan modal via Right Issue sebesar Rp2.080 per saham dengan menerbitkan 2,4 milyar saham baru atau setara dengan 18,31% dengan dana diraih sebesar Rp4,99 triliun. Dana hasil right issue akan digunakan EXCL untuk membayar utang.
Lanskap industri yang kompetitif, seiring traffic data yang terus tumbuh dan pertumbuhan pelanggan EXCL pasca kenaikan harga paket, bisa membuka peluang EXCL ke depan.
Manajemen juga optimistis dan bersiap mengikuti lelang pita frekuensi 700MHz yang kemungkinan dilakukan pada paruh kedua 2023.
Potensi pertumbuhan permintaan selama bulan Ramadan dan lebaran juga akan membantu perusahaan telco membukukan hasil yang lebih baik pada kuartal II hingga kuartal III tahun ini.
Perbaikan kualitas jaringan yang signifikan dan terobosan penggunaan strategi konvergensi antara seluler dan fixed broadband (kolaborasi dengan Linknet, seperti disebut di atas) bisa menambah dorongan kinerja XL Axiata ke depan.
Namun, yang perlu diperhatikan, perang harga yang pernah terjadi berkali-kali akan menjadi risiko penurunan atau downrisk untuk saham EXCL dan telco lainnya.
Singkatnya, kendati potensi bisnis ke depan masih terbuka, dengan harga saham yang masih belum berada di bawah harga wajarnya dan karenanya belum memberikan margin keamanan (MOS) yang signifikan, investor dengan horizon jangka menengah hingga panjang perlu mempertimbangkan lagi untuk membeli saham EXCL.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Sudah Anjlok Dalam, Saham Pengelola Gokana Ini Masih Mahal
(trp/pap)