Polling CNBC Indonesia

Ada Huru-Hara di Amerika, BI Tetap Stay Cool

Research - mae, CNBC Indonesia
15 March 2023 09:45
Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia. (CNBC Indonesia/Anisa Sopiah) Foto: Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia. (CNBC Indonesia/Anisa Sopiah)
  • Pelaku pasar optimis BI akan menahan suku bunga pada bulan ini
  • The Fed diproyeksi akan melunak dan ini akan membantu BI untuk mempertahankan suku bunga
  • AS diguncang krisis perbankan yang berdampak besar kepada kebijakan The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia -Bank Indonesia (BI) diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini setelah huru-hara yang terjadi di Amerika Serikat (AS).

BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pada Rabu dan Kamis (15-16 Maret 2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Kondisi ini berbanding terbalik pada pekan kemarin di mana sejumlah lembaga memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga sebesar 25 bps.

Kekhawatiran BI akan kembali hawkish dipicu oleh pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Di depan senat AS pada Selasa pekan lalu (7/3/2203), Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan The Fed tidak akan ragu mengerek suku bunga lebih besar dalam periode yang lebih lama. Pernyataan Powell langsung membuat rupiah jeblok 0,97% sepanjang pekan lalu.

Namun, dengan cepat situasi berubah. Pada Jumat (10/3/2023), Silicon Valley Bank (SVB) kolaps disusul dengan ditutupnya Signature Bank pada Minggu (12/3/203).

SVB kolaps pada hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana untuk menyuntik modal. Rencana tersebut malah menimbulkan kekhawatiran investor sehingga membuat mereka menarik dana secara besar-besaran.

Bank pun kolaps karena kekurangan dana segar. Penarikan dana besar-besaran juga membuat Signature Bank tutup dan diambilalih otoritas keuangan.

Kolapsnya dua bank memicu kepanikan di pasar keuangan. Bursa Wall Street ambruk dan dolar AS juga tumbang. Krisis SVB dan Signature Bank membuat Presiden AS Joe Biden hingga The Fed turun tangan.

Mereka memastikan sistem perbankan AS sudah tangguh dan menjamin dana nasabah aman.

Krisis SVB dan Signature Bank ini menjadi 'game changer' bagi ekspektasi pasar.  Pelaku pasar optimis The Fed akan melunak dan hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada 21-22 Maret mendatang.

Terlebih, inflasi AS juga melandai. Inflasi melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, terendah sejak September 2021.



Rupiah Diproyeksi Menguat Karena Asing Masuk Lagi
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading