
Ogah Ikuti China atau AS, BI Diramal Adem Ayem

- BI diperkirakan akan menahan suku bunga acuan pada bulan ini
- Inflasi yang melandai memberi ruang BI untuk menahan suku bunga bulan ini
- Tekanan rupiah diperkirakan meningkat ke depan setelah The Fed mengisyaratkan akan kembali menaikkan suku bunga
Jakarta, CNBC Indonesia -Bank Indonesia (BI) diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% pada bulan ini. BI juga diperkirakan belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pada Rabu dan Kamis pekan ini (21-22 Juni 2023).
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini. Kubu MH Thamrin sendiri sudah mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari, Maret, April, dan Mei.
BI diproyeksi akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% karena kondisi ekonomi domestik yang masih sangat baik, terutama inflasi.
Inflasi terus melandai ke 4% (year on year/yoy) pada Mei tahun ini, terendah sejak Mei 2022 atau setahun terakhir. Inflasi inti melandai menjadi 2,66% (yoy) atau terendah sejak Juli 2022.
The Fed Masih Berpotensi Hawkish, China Mulai Pangkas Suku Bunga
Kendati inflasi sudah jauh melandai dari 5,95% (yoy) pada September 2022, BI diproyeksi masih sulit memangkas suku bunga pada tahun ini setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali mengisyaratkan kenaikan suku bunga.
Sebagai catatan, The Fed akhirnya mempertahankan suku bunga di kisaran 5-5,25% pada pekan lalu. Ini adalah pertama kali The Fed mempertahankan suku bunga setelah mengereknya sebanyak 10 kali sejak Maret 2022.
Suku bunga saat ini adalah menyamai catatan pada 2006 dan tertinggi sejak Januari 2001 (5,5%). Namun, The Fed mengisyaratkan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak dua kali pada tahun ini.
Hal ini berdasarkan median proyeksi The Fed yang memperkirakan suku bunga ada di kisaran 5,5-5,75% pada 2023 dari 5-5,25% sebelumnya. Masih adanya potensi kenaikan inilah yang menurut ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution akan membuat BI sulit memangkas suku bunga acuan.
"Masih adanya peluang kenaikan suku bunga The Fed di AS membuat kurs rupiah kembali mengalami tekanan sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung undervalued," tutur Damhuri, kepada CNBC Indonesia.
Rupiah dalam tekanan besar sejak pengumuman kebijakan Kamis pekan lalu.
Pada hari ini, nilai tukar rupiah bahkan terseret ke bawah Rp 15.000/US$1 yakni Rp 15.040/US$1. Terakhir kali rupiah ada di bawah Rp 15.000 adalah pada 30 Maret 2023.
Rupiah bisa terus tertekan jika The Fed mengerek suku bunga ke depan.
Berbeda dengan The Fed, bank sentral China The People's Bank of China (PBoC) hari ini memangkas suku bunga untuk dua jenis bunga pinjaman. Ini adalah kali pertama PBoC memangkas suku bunga sejak Agustus 2022.
Bunga pinjaman atau loan prime rate (LPR) tenor 1 tahun dipangkas 10 bps menjadi 3,55% sementara untuk 5 tahun dipangkas 10 bps menjadi 4,2%.
Pemangkasan suku bunga ini merupakan upaya China untuk mempercepat pemulihan ekonomi mereka.
Tiongkok belum mampu menggerakkan ekonomi mereka dengan cepat meskipun Negara Tirai Bambu sudah membuka perbatasan sejak Januari 2023.
Damhuri menambahkan BI juga belum akan memangkas suku bunga karena masih memadainya likuiditas.
"Likuiditas di perekonomian masih ample dan kinerja perekonomian dalam negeri masih relatif baik, sehingga belum perlu menurunkan suku bunga," imbuh Damhuri.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(mae/mae)


Besok Ada Kabar Genting, Bisa Jadi Mimpi Buruk Buat RI!

Babi Bikin Pening Vietnam, Satu Negara Pusing 7 Keliling

Kereta Komuter Kebakaran, Satu Gerbong Dievakuasi

Terbesar di RI, Nilai Asset Under Custody BRI Tembus Rp1.500 T

Ekonomi RI Tumbuh 5,12% di Kuartal II-2025, Semua Kaget!

Mencekam! Foto Detik-Detik Staf Kedubes Israel Ditembak Mati di AS

Wow, RI Cuan Rp 555,51 Triliun Dari Proyek Ini
