Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,27% ke posisi 6.895,66 pada perdagangan Kamis (15/2/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 270 saham turun, 238 naik, dan 199 saham stagnan.
Nilai transaksi perdagangan di bursa tidak begitu ramai, sebesar Rp9,49 triliun, dengan volume perdagangan 20,36 miliar saham.
Asing membukukan penjualan bersih (net sell) senilai Rp464,02 miliar di pasar reguler. Dalam sepekan, asing masih mencetak beli bersih (net buy) Rp128,19 miliar.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi sasaran aksi jual asing terbesar pada Kamis, mencapai Rp150,7 miliar di pasar reguler. Harga saham BBCA pun turun 1,97%.
Sepanjang perdagangan kemarin, investor memelototi pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) yang diumumkan sekitar 14.15-14.20-an WIB.
Sesuai ekspektasi pasar, Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan pada bulan ini. Keputusan BI menahan suku bunga sekaligus mengakhiri kebijakan agresif mereka yang sudah berlangsung sejak Agustus 2022.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis (16/2/2023) BI memutuskan untuk menahan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%.
Suku bunga BI di level 5,75% adalah yang tertinggi sejak Juli 2019 atau 3,5 tahun terakhir.Suku bunga Deposit Facility dipertahankan di angka 5,0% dan suku bunga Lending Facility di level 6,50%.
Ini adalah kali pertama BI mengerem kebijakan agresifnya dalam enam bulan terakhir.
Keputusan BI juga sejalan dengan sinyal bank sentral RI tersebut sejak bulan lalu. Sejak RDG Januari 2023, BI sudah memberikan sinyal untuk mengakhiri kebijakan agresifnya.
MH Thamrin menilai kenaikan suku bunga sejak tahun lalu sudah cukup untuk menahan laju inflasi serta menjaga nilai tukar rupiah.
Sebagai catatan, pada enam bulan sebelumnya yakni Agustus 2022 hingga Januari 2023,BI telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 225 bps. Termasuk kenaikan agresif sebanyak 50 bps beruntun pada September, Oktober, dan November 2022.
Selain IHSG, Shanghai Composite Index juga memerah 0,96%, kendati beberapa bursa Asia lainnya menghijau, seperti Nikkei Tokyo yang naik 0,71%.
Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (16/2/2023) setelah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya.
Melansir data Refinitiv, rupiah menguat 0,31% ke Rp 15.153/US$.
Hari ini, investor masih akan mencerna keputusan suku bunga oleh BI di atas, selain pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street.
Tiga indeks utama bursa AS alias Wall Street kompak melemah ke zona merah seiring laporan indikator inflasi yang memanas yang bisa menekan bank sentral AS alias The Fed kembali mengerek suku bunga.
Pada pukul 00.23 WIB atau 12:23 waktu setempat, indeks Dow Jones anjlok 0,74%, S&P 500 turun 0,59%, dan Nasdaq melemah 0,69%.
Melansir CNBC International, Indeks harga produsen (PPI) AS per Januari, yang menjadi indikator inflasi selain indeks harga konsumen, naik 0,7% pada Januari.
Angka tersebut berada di atas ekspektasi ekonom yang disurvei Dow Jones (0,4%). Klaim pengangguran awal pada periode mingguan yang berakhir pada 11 Februari secara tak terduga anjlok.
"Kedua data inflasi minggu ini menunjukkan 'lengketnya' inflasi dan pertarungan belum berakhir, terutama ketika mempertimbangkan pembacaan PPI hari ini adalah kenaikan tertinggi secara bulanan (mom) sejak awal musim panas," kata Mike Loewengart, head of model portfolio construction di Morgan Stanley.
Loewengart juga bilang, penurunan klaim pengangguran menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat.
"Seharusnya tidak mengejutkan melihat pasar mengambil nafas [melemah] karena harapan Fed yang dovish dalam beberapa bulan mendatang memudar," katanya.
"Intinya adalah," kata Loewengart, "investor harus menyadari inflasi mungkin tidak kembali ke tingkat normal secepat harapan banyak orang, dan dengan itu mungkin akan muncul lebih banyak volatilitas [di pasar saham]."
Pidato Presiden The Fed wilayah Cleveland Loretta Mester soal dia lebih memilih kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 bps ketimbang 25 bps yang dilakukan pada rapat akhir Januari lalu juga ikut mempengaruhi pasar.
Mester bilang, seharusnya The Fed bertindak lebih agresif dalam rapat terakhir.
Di hadapan civitas akademika Sarasota-Manate College of Business Universitas South Florida, Mester menjelaskan, dia masih emoh mengubah pendiriannya soal The Fed perlu mengerek suku bunga di atas 5% demi mengontrol inflasi.
Sejatinya, koreksi IHSG terbilang wajar pada Kamis kemarin di tengah BI menahan suku bunga dan optimisme yang dibawa oleh BI.
Apalagi, nilai tukar rupiah menguat di hadapan dollar AS dan diproyeksikan akan tangguh sepanjang tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini, pergerakan rupiah akan terus menguat ke depannya. Hal ini sejalan dengan terjaganya tingkat inflasi di Tanah Air.
"Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan rupiah menguat sejalan dengan pemulihan ekonomi yang baik dan fundamental yang kuat sehingga menurunkan inflasi lebih lanjut," kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (16/2/2023).
BI mencatat apresiasi nilai tukar rupiah terus berlanjut di awal 2023, sehingga mendukung stabiilitas nilai tukar. Dari catatan BI, rupiah menguat 2,39% (year to date/ytd), dibandingkan akhir Desember 2022.
Hanya saja, dorongan aksi beli asing yang belum kencang sepanjang awal 2023 masih belum memberikan daya ungkit yang maksimal untuk pasar saham RI.
Hari ini, investor masih akan menimbang-nimbang keputusan BI soal suku bunga.
Selain itu, pelaku pasar juga akan menunggu efek Wall Street yang memerah seiring rilis data indeks harga produksi, data klaim pengangguran, dan ucapan bos The Fed Cleveland yang masih keras kepala menyarankan agar bank sentral AS mengerek suku bunga secara agresif.
Seperti dijelaskan di halaman sebelumnya, data PPI naik 0,7% pada Januari di atas ekspektasi pasar (0,4%).
"Data ini hanyalah pengingat bahwa pertempuran melawan inflasi tidaklah mudah," tulis Peter Boockvar, kepala investasi di Bleakley Financial Group.
"Tekanan biaya pada dasarnya masuk ke setiap sudut dan celah ekonomi selama beberapa tahun terakhir dan itu tidak hilang begitu saja, terutama karena banyak perusahaan masih berusaha untuk memulihkan margin keuntungan yang sebelumnya hilang," beber Peter.
Sementara, Steve Chiavarone, senior portfolio manager and head of multi-asset solutions di Federated Hermes, menjelaskan, pasar tenaga kerja yang ketat akan sulit membuat inflasi turun hingga 2%.
"Anda tidak akan secara berkelanjutan mencapai inflasi 2% ketika Anda memiliki pasar tenaga kerja yang seketat ini," kata Steve.
Selain data AS, secara minor investor juga akan melihat data penjualan ritel Britania Raya pada Januari, yang akan dirilis siang nanti.
Agenda dan Rilis Ekonomi
Berikut sejumlah agenda dan rilis ekonomi yang terjadwal untuk hari ini:
- Penjualan ritel Britania Raya (14.00 WIB)
- Indeks harga produsen Jerman (14.00 WIB)
- Data final inflasi Prancis Januari (14.45 WIB)
- Harga ekspor-impor AS per Januari (08.30 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q4-2022 YoY) | 5,01% |
Inflasi (Januari 2023 YoY) | 5,28% |
BI-7 Day Reverse Repo Rate (Februari 2023) | 5,75% |
Defisit Anggaran (APBN Desember 2022) | -2,38% PDB |
Surplus Transaksi Berjalan (Q3-2022 YoY) | 1,3% PDB |
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (Q3-2022 YoY) | US$ 1,3 miliar |
Cadangan Devisa (Januari 2022) | US$ 139,4 miliar |
CNBC INDONESIA RESEARCH