Newsletter

Naik-Turun Ala Ketua The Fed yang Bikin Dunia Cerah Lagi

Research - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 February 2023 05:58
Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin) Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)
  • Kenaikan harga saham sektor energi mampu mendongkrak kinerja IHSG pada perdagangan Selasa, tetapi sayangnya rupiah dan SBN masih terpuruk.
  • Wall Street akhirnya bangkit setelah merosot dua hari beruntun yang bisa memberikan sentimen positif ke pasar finansial RI.
  • Ketua The Fed menyebut inflasi mulai menurun, yang menjadi kunci pergerakan pasar.

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan eksternal yang cukup besar tidak menghalangi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat Selasa kemarin. Tetapi, nasib berbeda dialami rupiah dan Surat Berharga Negara (SBN)

Pada perdagangan Rabu (7/2/2023) pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat bisa memicu pergerakan besar di pasar finansial Indonesia. Ke mana arahnya? dan faktor-faktor yang menjadi movers hari ini di bahas pada halaman 3.

Kemarin, IHSG sukses mencatat penguatan 0,9% ke 6935,3 ditopang oleh sektor energi. Berdasarkan data Refinitiv, sektor energi tercatat melesat hingga 3,4% setelah harga batu bara di Ice Newcastle meroket lebih dari 9%.

Beberapa emiten yang melesat yakni Indo Tambangraya (7,67%), Bukit Asam (6,44%) Medco Energy (4,51%) United Tractors (4,08%) Adaro Energy (3,96%) dan Bayan Resources (3,47%).

Melambungnya harga batu bara ditopang oleh sejumlah faktor mulai dari naiknya harga gas, sentimen positif dari China, serta prakiraan suhu yang lebih dingin di Eropa.

Sementara itu rupiah kembali merosot 0,6% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 15.140/US$. Padahal, cadangan devisa Indonesia mencatat kenaikan tiga bulan beruntun pada Januari lalu.

Bank Indonesia (BI) kemarin melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir Januari naik US$ 2,2 miliar menjadi US$ 139,4 miliar dari posisi pada akhir Desember 2022 sebesar US$ 137,2 miliar.

Cadangan devisa penting bagi rupiah, sebab bisa menjadi amunisi bagi BI untuk intervensi ketika terjadi gejolak.
Namun, kenaikan cadangan devisa tidak direspon positif oleh rupiah, sebab pemicunya adalah utang alias penerbitan global bond oleh pemerintah.

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," tulis BI dalam keterangan resminya Selasa (7/2/2023).

Senasib dengan rupiah, pasar obligasi dilanda aksi jual. Nyaris semua SBN mengalami kenaikan imbal hasil (yield) yang berarti harganya sedang turun.

SBN tenor 10 tahun misalnya, mengalami kenaikan yield sebesar 5,4 basis poin menjadi 6,171%. Bank sentral AS (The Fed) yang kemungkinan menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi membuat yield obligasi AS (Treasury) menanjak, yang memberikan tekanan ke pasar SBN.

HALAMAN SELANJUTNYA >> Wall Street Akhirnya Bangkit

Wall Street Akhirnya Bangkit
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3 4
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading