
Tunggu Sabda Powell, Wall Street Merosot Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street masih belum mampu bangkit pada awal perdagangan Selasa (7/2/2023) waktu setempat. Sebelumnya Wall Street sudah merosot dalam dua hari beruntun, dan kini para pelaku pasar menanti kalimat-kalimat yang akan diucapkan ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell.
Indeks Dow Jones turun 0,5%, disusul S&P 500 0,3%, dan Nasdaq nyaris stagnan.
Powell dijadwalkan berbicara di Economic Club of Washington pada Selasa siang waktu setempat. Pada pengumuman kebijakan moneter pekan lalu Powell menyebut kata disinflasi yang membuat bursa saham rally.
"Kami saat ini bisa mengatakan saya pikir untuk pertama kalinya proses disinflasi sudah dimulai," kata Powell, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (2/2/2023).
Disinflasi artinya laju kenaikan harga yang lebih rendah dari sebelumnya. Pasar melihat inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai puncaknya, dan kini mulai dalam tren penurunan.
The Fed pun diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga lebih rendah dari prediksi sebelumnya, dan benar saja Powell mengerek 25 basis poin.
Tetapi semua berubah pasca rilis data tenaga kerja AS Jumat pekan lalu.
Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang,
Kemudian, tingkat pengangguran yang diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.
Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat pengangguran yang turun, serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi dalam kondisi saat ini itu menjadi berita buruk.
Pasar tenaga kerja yang kuat, begitu juga dengan rata-rata upah berisiko membuat inflasi semakin sulit turun ke target The Fed sebesar 2%.
Menarik dinanti apakah Powell masih tetap tren penurunan inflasi sedang dimulai, atau kembali melihat inflasi masih bandel dan sulit turun.
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?