MARKET COMMENTARY

Smartfren (FREN) Ngutang Rp 7,2 T, Tapi Sahamnya Stagnan

Research - Susi Setiawati, CNBC Indonesia
02 February 2023 21:10
Smartfren Foto: Smartfren (Adi Fida Rahman/detikINET))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Kamis 02/02/2023 PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) terpantau stagnan dengan ditutup pada harga 68. Dimana dalam 1 bulan terakhir investor asing masih menjadikan FREN untuk koleksi beli dengan total transaksi hingga 8,26 miliar.

Berdasarkan nomor surat 006/SFTbk-CS/II/2023 di Bursa Efek Indonesia bahwa anak usaha PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yaitu PT Smart Telecom (Smartel) telah menandatangani Akta Perjanjian Kredit Sindikasi dengan nilai fasilitas pinjaman adalah sebesar maksimum Rp 7,2 triliun.

Dimana rincian pinjaman Rp 7,2 triliun terbagi 3 tranches, yaitu :


- Tranche 1: Rp 5,2 triliun untuk pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman Smartel kepada China Development Bank Shenzhen Branch.
- Tranche 2: Rp 1,5 triliun untuk belanja barang modal Perseroan dan/atau Smartel.
- Tranche 3: Rp 0,5 triliun untuk belanja barang modal Perseroan dan/atau Smartel.

Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu tujuh tahun dengan tingkat bunga tiga month JIBOR + margin tertentu.

Manajemen FREN juga mengatakan, transaksi ini bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan.

Refinancing pinjaman Smartel yang sebelumnya merupakan pinjaman dalam mata uang asing menjadi pinjaman dalam mata uang Rupiah akan mengurangi resiko beban selisih kurs mata uang. Dalam hal ini tidak akan berpengaruh buruk pada naik turunnya mata uang asing.

Selain itu, Perseroan dan Smartel akan mendapatkan tambahan dana untuk belanja modal dalam rangka pengembangan jaringan dan peningkatan layanan yang diharapkan akan mendukung perkembangan usaha Perseroan dan Smartel.

Adapun nama-nama bank yang berlaku sebagai pemberi pinjaman terhadap Smartel, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dimana BBCA dan SMI merupakan Original Mandated Lead Arranger and Bookrunner. Kemudian ada juga PT Bank Mega Tbk, PT Allo Bank Indonesia Tbk, PT Bank Mayapada International, PT Bank Permata Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF), PT Bank Ina Perdana, PT Bank Pembangunan Daerah Papua. Selain itu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga sebagai Agen Fasilitas dan Agen Jaminan.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Minat Investor di Lelang Perdana SUN Terendah Dalam 7 Tahun


(saw/saw)
Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading