
Teknologi 5G & Potensi Bisnis Baru, Smartfren Undervalued?

1. Smartfren menjadi satu-satunya penyedia jasa yang menawarkan 100 persen sinyal 4G di indonesia.
2. Pendapatan FREN pada kuartal I 2023 naik sebesar 3,56% yang berasal dari semua segmen.
3. Smartfren dan Xingtera Inc resmi menandatangani nota kesepahaman yang bertujuan memulai kerja sama untuk mewujudkan "Indonesia Industri 4.0".
Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten di sektor telekomunikasi yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) bersiap memperbaiki kinerja dari ekspansi dan kerjasama yang telah dilakukan.
Perusahaan yang telah listing sejak 29 November 2006 dengan harga IPO Rp 225 per lembar saham ini, kini harga sahamnya sudah cukup menarik dengan resiko rendah. Dimana pada perdagangan Selasa (30/5/2023) harga saham FREN berada di Rp 62 per lembar saham dengan posisi berada di area konsolidasi.
Saat ini Smartfren diketahui menjadi satu-satunya penyedia jasa yang menawarkan 100 persen sinyal 4G di Indonesia. Smartfren juga mengungkapkan akan melakukan optimalisasi dan pembangunan jaringan dengan memperbanyak dan melakukan pemerataan titik point of interest. Dimana ekspansi ini berasal dari belanja modal (capex) yang telah disiapkan tahun ini sekitar US$ 200 juta atau Rp 3 triliun.
Selain itu kerja sama Smartfren dengan Xingtera Inc yang baru diresmikan pada awal Maret 2023 diprediksi dapat menopang kinerja Smartfren sepanjang tahun 2023. Dalam kerjasama ini, Smartfren ingin menjelajah berbagai potensi baru dalam Teknologi industry, salah satunya yang berdasarkan Teknologi 5G.
Meskipun Smartfren membukukan kerugian pada kuartal I 2023 namun kondisi topline perusahaan masih prima dengan pendapatan malah tercatat naik 3,56% menjadi Rp 2,7 triliun, dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 2,6 triliun.
Lalu dari segi mana kerugian Smartfren timbul dan bagaimana prospeknya di tahun ini?
Pertumbuhan laba
Pada kuartal I 2023 FREN membukukan kerugian periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 379,9 miliar, sedangkan untuk kurtal I 2022 FREN membukukan laba sebesar Rp 24,9 miliar.
Jika ditelisik lebih jauh, kerugian tersebut sebagian besar berasal dari kerugian investasi pada saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA). Dimana FREN memiliki kepemilikan 18,32% saham MORA. Saham MORA sendiri tercatat turun sekitar 14% sejak akhir tahun hingga 31 Maret 2023 sebesar.
Dari sisi topline, pendapatan FREN pada kuartal I 2023 naik sebesar 3,56% menjadi Rp 2,7 triliun, dibandingkan kuartal I 2022 sebesar Rp 2,6 triliun.
Sedangkan dari beban-beban usaha tidak ada kenaikan yang signifikan. Dalam hal ini FREN masih cukup baik dalam mengefisiensikan biaya-biaya. Bahkan FREN mendapat keuntungan dari kurs mata uang asing pada kuartal I 2023 sebesar Rp 244 miliar, dibandingkan kerugian kurs pada kuartal I 2022 sebesar Rp 17 miliar. Pada laporan kuartal I 2023 kurs USD yang digunakan sebesar Rp 15.062 dan CNY sebesar Rp 2.190, hal ini membuat FREN membukukan keuntungan kurs sebesar Rp 244 miliar.
Rincian Pendapatan
Meningkatnya pendapatan FREN pada kuartal I 2023 berasal dari segmen Jasa Telekomunikasi berupa data, sayangnya untuk non data turun tipis. Namun untuk jasa interkoneksi dan lain-lain ikut meningkat.
Dalam hal ini bisnis FREN masih cukup menarik karena pada seluruh segmen di pendapatan naik pada kuartal I 2023. Pada kuartal selanjutnya yakni kuartal II 2023 FREN diprediksi dapat lebih tinggi secara pendapatan. Terutama dari pendapatan jasa telekomunikasi yakni data. Naiknya traffic data karena momen lebaran kemarin dan libur yang begitu panjang sehingga penggunaan paket data menjadi meningkat. Penggunaan paket data yang meningkat diikuti dengan harga paket data yang meningkat harusnya membuat kenaikan penjualan paket data di kuartal II 2023 nanti bisa lebih baik lagi dibandingkan kuartal I 2023.
Smartfren Business
Selain pasar utama yang dijalankan, perusahaan juga memiliki segmen bisnis lain yang dapat menjadi mesin pertumbuhan baru di masa depan. Smartfren Business walaupun secara niche customer yang berbeda dan kurang lebih mirip dengan IT consulting providers. Dimana memang hal yang paling menyebalkan di bisnis ini adalah sales cycle yang cukup panjang.
Karena hampir semua penjualan mereka naturenya adalah B2B perlu proses yang cukup panjang untuk mendapatkan deal. Misalkan untuk perusahaan semacam PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) untuk menyelesaikan sales cycle dari meeting pertama dengan customer hingga terjadi project deal biasa butuh waktu 3-6 bulan tergantung dari size project yang sedang Perseroan kejar. Inilah tantangan dari penyedia jasa teknologi untuk B2B.
Tapi ketika terjadi deal, maka biasanya pelanggan akan cukup loyal menggunakan produk tersebut untuk sekian waktu hingga satu titik dirasa perlu pergantian ke sistem yang lebih advance lagi untuk memenuhi bisnis mereka yang tambah kompleks. Tapi dalam rentang waktu tersebut penyedia jasa akan bisa melakukan proyeksi pendapatan, terutama dari recurring bisnis mereka. Ini sisi positifnya.
Maka menjadi hal yang sebenarnya wajar ketika kuartal I dan kuartal II untuk segmen ini umumnya tidak terlalu bagus. Ketika nanti kuartal III dan kuartal IV baru akan ada peningkatan penjualan, seiring juga para perusahaan harus mulai ngebut menghabiskan budget IT pada periode tersebut.
Mungkin para investor MTDL menyadari pattern ini, ini memang menjadi nature dari penyedia jasa IT. Jadi peningkatan sales pada kuartal I 2023 Smartfren yang hanya sebesar 3% untuk segmen jasa lain-lain dimana Smartfren Business berada didalamnya sebenarnya belum bisa melihat jelas potensi pertumbuhan Smartfren Business di tahun 2023 ini. Mari kita lihat apakah kuartal III 2023 nanti akan ada peningkatan penjualan yang berarti di segmen ini atau tidak. Namun melihat prospek dari Smartfren pada kuartal III 2023 diprediksi akan ada peningkatan berarti di segmen ini kelak.
Bisnis
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) merupakan group beroperasi di bawah kelompok bisnis Sinarmas. FREN adalah penyedia jasa telekomunikasi berbasis teknologi CDMA yang memiliki akses seluler dan mobilitas terbatas (fixed wireless access), dan memiliki jaringan CDMA EV-DO (jaringan bergerak setara dengan 3G broadband) adalah terbesar di Indonesia.
Prospek Bisnis
Smartfren akan menganggarkan belanja modal atau capex sekitar US$ 200 juta atau Rp 3 triliun di tahun 2023.
Dana tersebut akan digunakan untuk optimalisasi dan pembangunan jaringan dengan memperbanyak dan melakukan pemerataan titik point of interest.
Smartfren akan berfokus pada aspek operasional seperti layanan data internet dan akan memperkuat jaringan internet agar dapat merata di seluruh region. Serta, menambah lineup produk baru agar dapat melengkapi kebutuhan pasar sehingga dapat meningkatkan kinerja di 2023. FREN menjadi satu-satunya penyedia jasa yang menawarkan 100 persen sinyal 4G di Indonesia. Selain itu, lanjutnya, Smartfren juga turut mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan pemberdayaan UMKM.
Selain itu, FREN juga sedang mendesain fixed mobile convergence (FMC) untuk melengkapi kebutuhan konsumen namun masih membutuhkan waktu untuk implementasi.
Smartfren dan Xingtera Inc resmi menandatangani nota kesepahaman yang bertujuan memulai kerja sama untuk mewujudkan "Indonesia Industri 4.0" pada awal Maret 2023.
Xingtera adalah penyedia solusi Artificial Intelligence of Things (AIoT). Kerjasama ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada perkembangan perangkat berbasis kecerdasan buatan (AI) serta IoT untuk industri di tanah air.
Melalui kerjasama ini, Smartfren ingin menjelajah berbagai potensi baru dalam Teknologi industry, salah satunya yang berdasarkan Teknologi 5G. Proyek dengan OKI Mills ini merupakan langkah awal untuk menunjukkan proses otomatisasi operasional yang dapat meningkatkan kinerja serta produktivitas perusahaan atau bisnis.
Karena kerjasamanya baru diresmikan pada Maret 2023, maka hal ini tentu saja masih belum masuk kedalam pendapatan di segmen lain-lain pada kuartal I 2023. Mari kita tunggu pendapatan ini masuk di tahun 2023. Projek pengerjaan AIoT biasa cukup lama bisa memakan waktu kisaran 6 bulan hingga 1 tahun jika lancar.
Pengakuan penjualan secara tahapan projek (milestone), jadi pada tahun 2023 ini mungkin investor hanya dapat berekspektasi pengakuan pendapatan sebesar 40% hingga 50% (20% Down Payment + 30% Blueprint Design).
Sayang hingga sekarang masih belum bisa mendapatkan kejelasan berapa nilai projek ini. sehingga belum bisa membuat proyeksi tambahan pendapatan dari projek di perusahaan afiliasi ini.
Layak koleksi atau tidak?
Meski FREN merugi pada kuartal I 2023 namun kerugian tersebut bukan berasal dari turunnya pendapatan. Secara pendapatan FREN masih bertumbuh pada kuartal I 2023.
Kemudian dimana FREN akan memperluas jaringannya agar dapat dicapai ke seluruh pelosok Indonesia. Apalagi FREN menjadi satu-satunya penyedia jasa yang menawarkan 100 persen sinyal 4G di indonesia.
Kerjasama yang baru dilakukan FREN dengan Xingtera Inc dengan AI serta IoT teknologi 5G akan terlihat dampaknya pada tahun 2023 ini dengan prediksi kenaikan pendapatan 40% hingga 50%. Dengan harga saham FREN yang berada di resiko rendah saat ini masih cukup menarik untuk di koleksi sembari menunggu hasil ekspansi dari FREN yang dapat menunjang kinerja FREN dan dimana kenaikan kinerja Perseroan tentunya akan diikuti dengan kenaikan harga sahamnya.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw/saw)