Market Commentary

Saham Penguasa Properti IKN Sudah 3 Hari ARB, Saatnya Cabut?

Research - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 January 2023 11:30
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo) Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti IKN yakni PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) terpantau kembali ambles dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Selasa (31/1/2023).

Per pukul 10:56 WIB, saham BSBK sudah ambles 7% ke posisi harga Rp 93/saham. Bahkan, saham emiten properti IKN ini juga sudah menyentuh ARB hari ini.

Saham BSBK sudah ditransaksikan sebanyak 23.403 kali dengan volume sebesar 388,01 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 36,15 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 2,33 triliun.

Hingga pukul 10:56 WIB, ada 287.086 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 93/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada lagi antrian yang tertera, menandakan bahwa saham BSBK sudah menyentuh ARB.

Diketahui, saham BSBK sudah ambles dan menyentuh ARB selama 4 hari sejak 25 Januari, meski pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu koreksinya kurang dari 1%. Namun dari perdagangan 25 Januari hingga hari ini, saham BSBK sudah ambles 19,83%.

Saham BSBK pun kini berada di bawah harga penawaran perdananya di Rp 100/saham. Adapun dari harga penawaran perdananya hingga hari ini, saham BSBK sudah terkoreksi 7%.

Selain karena investor masih melakukan aksi profit taking,belum diketahui penyebab pasti penurunan saham BSBK dalam empat hari terakhir. Tetapi, sektor properti di RI yang cenderung mendatar membuat saham BSBK juga cenderung kurang bergairah.

BSBK sendiri resmi melantai di bursa pada 8 November 2022, di mana harga penawaran perdananya (IPO) mencapai Rp 100/saham.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]