Market Commentary

Saham Penguasa Lahan Ibu Kota Baru Longsor

Research - chd, CNBC Indonesia
25 January 2023 14:56
Presiden Joko Widodo resmi menutup perdagangan bursa tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (29/12/2017). Perdagangan bursa ditutup menguat pada angka 6,355 Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten properti yakni PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) terpantau ambles dan menyentuh batas auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi II Rabu (25/1/2023).

Per pukul 14:31 WIB, saham BSBK ambles 6,45% ke posisi harga Rp 116/saham. Bahkan, saham emiten properti IKN ini juga sudah menyentuh ARB hari ini.

Saham BSBK sudah ditransaksikan sebanyak 43.514 kali dengan volume sebesar 864,12 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 101,46 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 2,91 triliun.

Hingga pukul 14:31 WIB, ada 140.881 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 116/saham. Namun di order bid atau beli, belum ada lagi antrian yang tertera, menandakan bahwa saham BSBK sudah menyentuh ARB.

Belum ada rumor atau penyebab pasti amblesnya saham BSBK. Namun, investor hingga hari ini cenderung masih melepasnya.

Padahal pada perdagangan kemarin, saham BSBK sempat ditutup rebound dan melesat 3,33% di posisi Rp 124/saham.

Apalagi, prospek bisnis perseroan kedepannya masih menjanjikan dengan adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Perseroan bakal diuntungkan, karena BSBK memiliki aset berupa pusat perbelanjaan modern di Kota Balikpapan. Balikpapan sendiri dianggap sebagai kota calon pinggiran IKN yang layak huni kini.

BSBK sendiri resmi melantai di bursa pada 8 November 2022, di mana harga penawaran perdananya (IPO) mencapai Rp 100/saham. Dari harga IPO hingga hari ini, saham BSBK terpantau masih melesat 16%, meski seringkali saham BSBK menyentuh ARB.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

[Gambas:Video CNBC]