
Waspada! Kabar Buruk dari Amerika, China dan Rusia Serbu RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja cemerlang pasar keuangan tidak bertahan lama. Pasar keuangan Indonesia kompak melemah kemarin setelah sempat membukukan kinerja positif pada Selasa (24/1/2023).
Pada perdagangan Rabu (25/1/2023), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar berakhir di zona merah sementara Surat Berharga Negara (SBN) bergerak stagnan.
Ambruknya pasar keuangan dalam negeri dipicu oleh terpuruknya bursa Amerika Serikat (AS), jatuhnya harga batu bara, serta kembali meningkatnya ketegangan antara Rusia-Ukraina.
IHSG kemarin terkoreksi 30,92 poin atau 0,45% ke 6.829,93. Dengan demikian, IHSG sudah melemah selama dua hari beruntun.
Sebanyak 250 saham melemah, 276 saham menguat dan 195 saham stagnan. Nilai perdagangan tercatat Rp 8,3 triliun dengan melibatkan lebih dari 22,2 miliar saham.
Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 220,37 miliar di seluruh pasar. Kondisi ini berbanding terbalik pada hari sebelumnya di mana investor mencatatkan net buy.
Sektor teknologi dan energi menjadi sektor dengan pelemahan terdalam terjauh.
Dua sektor ini jebol lebih dari 0,7% diikuti oleh sektor utilitas, barang pokok, finansial, kesehatan dan real estate. Hanya sektor konsumen dan industri yang terpantau naik.
Saham-saham emiten batu bara kembali menjadi pemberat laju IHSG. Hampir seluruh saham emiten batu bara anjlok kemarin sekaligus melanjutkan tren negatif pada hari sebelumnya yang juga ambruk.
Saham Garda Tujuh Buana anjlok 5,45%), Atlas Resources jatuh 4,96%, Indo Tambang Raya turun 2,60%, dan Adaro Energy Indonesia yang melemah 2,19%.
Saham emiten batu bara ambruk setelah harga pasir hitam terus melandai hingga berada di level terendah dalam sembilan bulan terakhir.
Sektor perbankan juga menjadi pemberat IHSG. Hanya Bank Negara Indonesia yang masih menghijau. Bank Mandiri turun 2,02%, Bank Central Asia melemah 0,30%, dan Bank Rakyat Indonesia jatuh 1,30%.
Keterpurukan IHSG mengikuti pergerakan bursa Wall Street AS yang juga melemah. Pada penutupan perdagangan Selasa dan (24-25/1/2023), Indeks S&P 500 dan Nasdaq melemah sementara indeks Dow Jones menguat .
Bursa AS melandai karena banyaknya laporan keuangan perusahaan yang di bawah ekspektasi. Sementara itu, bursa Asia-Pasifik ditutup beragam dengan mayoritas menguat pada perdagangan Rabu (25/1/2023).
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup menguat 0,35%, Straits Times Singapura melonjak 1,79%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,39%. Indeks ASX 200 Australia ditutup melemah 0,3%.
Sementara untuk pasar saham China dan Hong Kong pada hari ini masih belum dibuka karena masih libur Imlek 2022.
Senada dengan IHSG, mata uang rupiah juga berakhir di zona merah. Mata uang Garuda ditutup melemah 0,5% di posisi Rp 14.960/US$1.
Pelemahan tersebut mengakhiri kinerja cemerlang rupiah yang menguat tajam selama dua hari pada Jumat pekan lalu dan Selasa pekan ini.
Rupiah justru melemah setelah pemerintah mewajibkan eksportir menahan DHE di sistem keuangan dalam negeri selama tiga bulan. Aturan tersebut diharapkan sudah berlaku pada semester I-2023.
Seperti diketahui, pemerintah tengah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang DHE.
"Sedang disusun ijin prakarsanya untuk PP Nomor 1. Insya Allah (semester I implementasi). Kita harus mengamankan devisa hasil ekspor," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Sementara itu, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun seri benchmark stagnan di posisi 6,62%. Imbal hasil sempat turun jauh dari 6,68% pada Kamis pekan lalu (19/1/2023) menjadi 6,62% pada Selasa pekan ini.
Melandainya yield menandai jika SBN laris dicari investor karena harganya yang naik.
Penurunan yield salah satunya dibantu oleh derasnya capital inflow. Tidak hanya membeli Surat Utang Negara (SUN), minat investor asing juga melonjak untuk membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk.
Pada lelang sukuk, Selasa (24/1/2023), penawaran dari asing menembus Rp 7,6 triliun. Jumlah tersebut naik dua kali lipat dibandingkan pada lelang sebelumnya (10/1/2023) yakni sebesar Rp 3,38 triliun.
Beralih ke Paman Sam, bursa Wall Street kembali ditutup beragam. Seperti sehari sebelumnya, Indeks Dow Jones ditutup di zona hijau sementara indeks Nasdaq dan indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan di zona merah.
Pada perdagangan Rabu (25/1/2023), indeks Dow Jones ditutup menguat tipis 9,88 poin atau 0,03% ke 33.743,84. Indeks Nasdaq melemah 0,18% atau 20,91 poin ke 11.313,36 sementara indeks S&P 500 turun 0,73 poin atau 0,02% ke 4.016,22.
Kembali anjloknya indeks S&P dan Nasdaq disebabkan oleh suramnya kinerja dan laporan keuangan perusahaan. Seperti diketahui, puluhan perusahaan raksasa akan dan telah melaporkan kinerja keuangan mereka pada pekan ini.
Sejumlah perusahaan besar yang mengumumkan laporan keuangan pada Rabu (25/1/2023) di antaranya Boeing, AT&T Inc, Capital One, Intuitive Surgical, dan perusahaan keamanan aplikasi F5.
Dari lima perusahaan, hanya AT&T yang mampu membukukan pendapatan di atas ekspektasi analis.
Boeing melaporkan jika mereka masih masih mencatat net loss sebesar US$ 663 juta pada kuartal IV-2022. Penjualan Abbot juga turun. Tesla dan IBM akan merilis laporan keuangan begitu bursa tutup pada Rabu (25/1/2023).
Salah satu pemberat indeks Nasdaq adalah Microsoft. Perusahaan yang berkantor pusat di Radmond, Washington tersebut memberi sinyal jika kinerja mereka akan melambat pada kuartal berikutnya.
Pada kuartal II tahun fiskal 2023 yang berakhir pada Desember 2022, pendapatan Microsoft hanya naik 2% dibanding kuartal sebelumnya.
Pendapatan mereka tercatat US$ 52,77 miliar atau di bawah ekspektasi pasar yakni US$ 52,94. Microsoft memperkirakan pendapatan mereka akan turun menjadi US$ 50,5-51,5 miliar pada kuartal berikutnya.
"Jika perusahaan melihat masa depan mereka sendiri bearish, mengapa kemudian investor harus bullish?Pesan inilah yang sangat kuat pada musim earnings sejauh ini," tutur analis 50 Park Investments, Adam Sarhan CEO, dikutip dari CNBC International.
Sejauh ini 95 perusahaan atau 19% di indeks S&P sudah mengumumkan laporan keuangan mereka.
Dari jumlah tersebut, 68% melaporkan kinerja mereka di atas ekspektasi. Namun, prosentase tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata laporan keuangan pada kuartal IV tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 79%.
Analis kini melihat agregat laporan keuangan perusahaan di indeks S&P akan turun 3% (year on year/yoy). Perkiraan ini jauh lebih dalam dibandingkan proyeksi pada 1 Januari yakni 1,6%.
Investor terkenal Jeremy Grantham mengingatkan pasar jika mereka harus mempersiapkan diri untuk kondisi yang lebih buruk dan menghadapi bear market ke depan.
Grantham memperkirakan S&P akan berakhir di kisaran 3.200, 20% di bawah level yang sekarang. Namun, indeks bisa turun lebih dalam untuk waktu yang lebih lama lagi.
Investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang diperkirakan menggerakkan pasar keuangan Indonesia, baik dari dalam negeri ataupun luar negeri.
Beberapa sentimen yang harus diwaspadai adalah kembali loyonya bursa Wall Street, harga batu bara yang semakin terpuruk, kebijakan devisa hasil ekspor, kembali meningkatnya kasus Covid-19 di China, serta makin memanasnya perang Rusia-Ukraina.
Sejumlah agenda dan data penting juga akan diumumkan pada hari ini yang bisa menggerakkan arah pasar.
Sentimen utama yang harus dipertimbangkan adalah kembali tidak bertenaganya bursa Wall Street. Indeks Dow Jones memang masih menguat tetapi indeks S&P 500 dan Nasdaq sudah melemah dua hari beruntun.
Kedua indeks melemah karena suramnya laporan keuangan dan forecast kinerja perusahaan ke depan. Termasuk di dalamnya adalah Microsoft dan Boeing.
Keterpurukan dua bursa tersebut tentu saja akan berimbas kepada pergerakan pasar global mengingat besarnya pengaruh bursa dan perusahaan multinasional yang tercatat di indeks S&P dan Nasdaq.
Harga batu bara juga terus melandai. Harga pasir hitam kini berkutat di kisaran US$ 250 per ton. Harganya melandai ke level terendah selama sembilan bulan terakhir.
Jika dihitung dari harga tertingginya pada 5 September 2022 (US$ 463,75), harta batu bara sudah ambruk 45%.
Ambruknya harga batu bara tentu saja akan berdampak kepada pergerakan emiten batu bara yang juga menjadi emiten jumbo di IHSG. Di antaranya adalah Adaro, Indo Tambangraya, hingga Bayan.
Kembali memanasnya situasi di Ukraina juga bisa membuat pasar lesu hari ini. Jika situasi terus memanas maka perlambatan ekonomi bisa berjalan lebih cepat dan ancaman resesi semakin nyata.
Seperti diketahui, perang Rusia-Ukraina memasuki babak baru setelah Jerman mengizinkan pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina untuk membantu negeri itu menghalau serangan Rusia.
Amerika Serikat dikabarkan akan mengikuti langkah Jerman tersebut. Negara Paman Sama diberitakan akan mengirim 31 tank perang M1 Abraham untuk menghalau serangan Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin tentu saja mengkritik keras langkah kedua negara dan menyebutnya sebagai "provokasi terang-terangan".
"Tank-tank ini akan terbakar seperti lainnya. Yang membedakan mereka adalah harganya yang sangat mahal," tutur Putin, dikutip dari BBC.
Memanasnya situasi di Ukraina akan kian menambah suram kondisi global. Pasalnya, China juga melaporkan lonjakan kasus Covid-19.
Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Covid-19 China (CDC) melaporkan kasus Covid-19 mencapai puncak dengan lebih dari 7 juta infeksi setiap hari sekitar 22 Desember lalu. Kematian juga mencapai rekor dengan menembus lebih dari 4.000 kasus di 4 Januari 2023.
" Kasus melebihi 7 juta per hari dan jumlah konsultasi rawat jalan harian memuncak pada 2,867 juta ... Hampir 6.000 orang dengan Covid-19 meninggal di rumah sakit 1 Januari," tulis lembaga itu, sebagaimana dimuat Reuters.
Data tersebut muncul setelah seorang ilmuwan terkemuka mengatakan pada akhir pekan bahwa 80% dari 1,4 miliar populasi China telah terinfeksi.
Lonjakan kasus di China bisa membalikkan arah tone positif ke negatif. Seperti diketahui, dunia menyambut positif pelonggaran kebijakan Covid-19 di China karena bisa menggerakkan ekonomi lebih cepat.
Namun, dengan situasi yang terjadi sekarang maka China bisa kembali melakukan pengetatan kebijakan.
Dari dalam negeri, sentimen akan datang dari kebijakan pemerintah terkait devisa hasil ekspor (DHE).
Pemerintah tengah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2019 tentang DHE. Salah satu revisi tersebut adalah mewajibkan eksportir untuk menahan DHE mereka selama tiga bulan.
Langkah ini diharapkan bisa menambah pasokan dolar AS sekaligus memperkuat posisi nilai tukar rupiah. Namun, kebijakan tersebut juga dikhawatirkan bisa membuat eksportir tidak nyaman sehingga ekspor akan terganggu.
Sentimen dalam negeri lainnya adalah laporan keuangan BCA. Sore hari ini, bank swasta terbesar di Indonesia tersebut akan mengumumkan kinerja mereka pada kuartal IV-2022 sekaligus full year 2022.
Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) juga akan mengumumkan tingkat bunga simpanan.
Tingkat bunga penjaminan rupiah di bank umum kini berada di level 3,75%, untuk valas di bank umum menjadi 0,75%, dan untuk rupiah di BPR menjadi 6,25%.
LPS diperkirakan akan menaikkan tingkat bunga pinjaman perbankan seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang sudah mencapai 225 bps.
Sementara itu, sejumlah data penting akan dirilis hari ini. AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi advance estimate untuk kuartal IV-2022, data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada pekan yang berakhir 21 Januari 2023, serta data penjualan rumah baru untuk Desember 2022.
Data-data tersebut aka menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter mereka pada rapat FOMC 31 Januari-1 Februari 2023.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya IHSG memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6714 - 6921.
"Pergerakan IHSG saat ini masih menunjukkan pola sideway dengan potensi tekanan terbatas. Hingga beberapa waktu mendatang pergerakan IHSG juga akan diwarnai oleh masa masa rilisnya laporan kinerja emiten full year 2022," tutur William Surya dalam analisisnya.
Berikut beberapa data ekonomi penting yang akan dirilis hari ini:
* Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, dan Menteri BUMN Erick Thohir akan menjadi pembicara dalam BRI Microfinance Outlook 2023 (08:30 WIB)
* Presiden Joko Widodo akan memimpin Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (09:00 WIB)
* Lembaga Penjamin Simpanan. Turut akan menggelar konferensi pers tingkat bunga penjaminan (14:00 WIB)
* Presiden Joko Widodo , CEO Adaro Energy Indonesia, CEO Pertamina, dan CEO Akulaku akan menjadi pembicara dalam Saratoga Investment Summit 2023 (14:00 WIB)
* AS akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi advance estimate untuk kuartal IV-2022 (20:30 WIB)
* AS akan mengumumkan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada pekan yang berakhir 21 Januari 2023 (20:30 WIB)
* AS akan mengumumkan data penjualan rumah baru untuk Desember 2022 (22:00 WIB)
Berikut agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
* Tanggal akhir perdagangan HMETD PT Pan Brothers (PBRX)
* RUPS PT Nusa Palapa Gemilang/NPGF (10:00 WIB)
* BCA akan mengumumkan paparan kinerja dan laporan keuangan kuartal IV-2022 dan full year 2022 (14:30 WIB)
Terakhir, berikut adalah sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q III-2022 YoY) | 5,72% |
Inflasi (Desember 2022) YoY) | 5,51% |
BI 7 Day Reverse Repo Rate (Januari 2023) | 5,75% |
Defisit Anggaran (per Desember APBN 2022) | (2,38% PDB) |
Surplus Transaksi Berjalan (Q III-2022) | 1,30% PDB |
Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q III-2022) | (US$ 1,3 miliar) |
Cadangan Devisa (Desember 2022) | US$ 137,2 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae) Next Article IHSG Anjlok 8%, Tapi Valuasinya Masih Mahal Dibanding Malaysia Cs