CNBC Indonesia Research

Bye China! India Kini Jadi Pembeli Terbesar Batu Bara RI

Maesaroh, CNBC Indonesia
20 January 2023 09:15
Tambang batu bara di  Ahmedabad, India
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - India menggeser China sebagai pasar terbesar batu bara Indonesia pada 2022. Permintaan batu bara dari India melonjak hingga 55,63%.

Besarnya permintaan dari India tentu saja menguntungkan banyak eksportir batu bara. Di antaranya adalah PT Adaro Energy Indonesia, PT Indo Tambangraya Megah, hingga PT Bumi Resources.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan volume ekspor batu bara Indonesia pada 2022 menyentuh 360,29 juta ton. Volume ekspor tersebut naik 4,29% dibandingkan pada 2021.

Secara nilai, ekspor Indonesia melonjak 76,16% menjadi US$ 46,74 miliar atau setara dengan Rp 705 triliun.

Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara, terutama untuk jenis thermal. Dari 10 besar tujuan ekspor batu bara Indonesia pada 2022, semuanya adalah negara Asia.

India kini menempati urutan pertama dalam daftar pasar batu bara RI. Negara Bollywood mengimpor batu bara sebanyak 110,16 juta ton.

Volume tersebut melonjak 55,63% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 70,78 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara ke India menembus US$ 10,59 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp 159,78 triliun.  Nilai tersebut juga melonjak 159,59% dibandingkan yang tercatat pada 2021 sebesar US$ 4,08 miliar.

Berikut 10 besar pasar batu bara Indonesia:


Munculnya India sebagai eksportir terbesar batu bara RI terbilang luar biasa. Pasalnya, China menjadi pasar terbesar batu bara RI pada 2021 kemudian disusul India.
Permintaan batu bara RI dari China pada 2022 anjlok 35,8% menjadi 69,70 juta ton.

Secara nilai, ekspor batu bara ke China juga jeblok 14,69% menjadi US$ 7,8 miliar.

Besarnya impor batu bara India tidak bisa dilepaskan dari krisis energi yang dihadapi India.

Sebagai catatan, pada pertengahan Mei 2022, India menghadapi krisis energi hingga membuat pasokan batu bara di pembangkit listrik India dalam kondisi kritis.

Menipisnya pasokan disebabkan lonjakan penggunaan listrik setelah gelombang panas melanda India. Di sejumlah negara bagian India, suhu meningkat menjadi 39-45 derajat Celcius yang mengakibatkan penggunaan listrik untuk pendingin ruangan melonjak.

India pun mewajibkan pembangkit listrik batu bara impor untuk impor secepatnya demi meningkatkan pasokan.

Dilansir dari Business Standard, impor batu bara thermal India pada 2022 melonjak 14,7% menjadi 161,8 juta ton. Batu bara thermal merupakan jenis batu bara yang dipakai sebagai sumber energi pembangkit listrik.

Indonesia menguasi pasokan batu bara India dengan porsi lebih dari dua pertiga, naik dari sekitar 50% pada 2021. Di bawah Indonesia , ada Australia, Afrika Selatan,dan Rusia yang menjadi pemasok terbesar India.

Bila permintaan dari India melonjak maka hal sebaliknya terjadi pada China.

Permintaan batu bara dari Tiongkok melandai sejalan dengan melemahnya perekonomian mereka serta ketatnya pembatasan kebijakan Covid-19.
Impor batu bara China pada 2022 mencapai 293,2 juta ton. Volume tersebut turun 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kendati melandai, Indonesia masih menjadi pemasok terbesar batu bara Tiongkok. Rusia ada diurutan kedua disusul kemudian dengan Mongol.

Lonjakan permintaan juga dilaporkan dari Korea Selatan dan Jepang. Ekspor batu bara ke Korea melonjak 23,2% menjadi 25,88 juta ton sementara ke Jepang melesat 14,9% menjadi 26,4 juta ton.

Lonjakan permintaan batu bara dari India tentu saja menguntungkan perusahaan batu bara.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam laporannya Commodities - Political tension fueling commodity prices mengatakan kenaikan harga dan lonjakan permintaan akan menguntungkan emiten batu bara yang banyak melakukan ekspor.


Indo Tambangraya merupakan emiten dengan porsi ekspor terbesar yakni 76%. Sebanyak 72% produksi Adaro ditujukan untuk ekspor sementara Bukit Asam sebesar 43%.
PT Bumi Resources juga mengekspor sekitar 70% produksi batu bara mereka.

Dalam catatan Mirae,, sekitar 11% batu bara Adaro diekspor ke India sementara Indo Tambangraya sekitar 16%.

Merujuk catatan laporan keuangan Adaro per September 2022, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak 352% menjadi US$ 1,9 miliar pada Januari-September 2022.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Indo Tambangraya juga melesat 229% ke US$ 893,81 juta pada periode Januari-September 2022.

Laba bersih Bumi Resources terbang 473,76% menjadi US$ 365,49 juta pada Januari-September 2022.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular