
Jelang Libur Imlek, Batu Bara Jeblok 7% Dalam 5 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ambruk. Pada perdagangan Kamis (19/1/2023), harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 319 per ton. Harganya melemah 2,29% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 16 November 2022 atau dia bulan terakhir. Pelemahan memperpanjang tren negatif pasir hitam menjadi dua hari. Pada dua hari tersebut, harga batu bara ambruk 3,33%.
Batu bara lebih kerap melandai dalam sepekan terakhir. Dalam sepekan atau lima hari perdagangan, harga batu bara ambruk 7%.
Melandainya harga batu bara disebabkan oleh lemahnya permintaan serta turunnya harga gas.
Melemahnya permintaan terutama terjadi di China karena konsumen terbesar batu bara di dunia tersebut akan libur panjang merayakan Tahun Baru atau Imlek pada akhir pekan ini. Aktivitas pabrik dan perkantoran biasanya akan mengendur selama libur Imlek yang berlangsung lebih dari sepekan.
Kondisi tersebut akan menurunkan permintaan listrik dan berimbas pada berkurangnya penggunaan batu bara.
S&P Global menjelaskan China masih akan sangat menentukan pergerakan harga batu bara ke depan. Terlebih, Tiongkok sepakat untuk mengimpor kembali batu bara Australia setelah sekitar dua tahun melarang impor dari negara tersebut.
"Masih menarik ditunggu bagaimana pergerakan harga batu bara jika China meningkatkan permintaan ekspor batu bara dari Australia setelah dua negara sepakat untuk kembali berdagang batu bara," tulis S&P Global dalam laporannya Market Movers Asia.
S&P menambahkan pelaku pasar kini juga menunggu kelanjutan kebijakan impor India. Kementerian Kelistrikan mereka sudah meminta utilitas untuk mengimpor dan melakukan blending 6% batu bara bara impor dan lokal.
Impor harus segera dilakukan untuk mengantisipasi krisis listrik serta naiknya permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Harga batu bara juga melandai sejalan dengan melemahnya harga gas.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melemah 1,61% sehari kemarin ke posisi 60,72 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Melemahnya harga gas karena kekhawatiran mengenai pasokan gas mereda seiring dengan prakiraan akan lebih hangatnya cuaca pekan-pekan mendatang.
Dilansir dari Telegraph, cuaca di Eropa berbalik arah dari prakiraan sebelumnya.
Cuaca Eropa sebelumnya diperkirakan akan jatuh pada beberapa pekan mendatang. Namun, prakiraan terbaru menunjukkan suhu di sebagian besar Eropa akan tetap hangat.
Hanya Inggris dan Skotlandia serta sejumlah kawasan kecil di Eropa yang akan menghadapi suhu yang lebih dingin dalam beberapa pekan ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terjun Bebas, Sinyal Bearish?